Saturday, November 5, 2011

IDA ARIMURTI: APA YANG KITA CONTOHKAN AKAN MENJADI KEBIASAAN

Kalimat itu diucapkan seorang Ida Arimurti siang ini. Dengan suara lembut dari balik telepon, saya mendengar kisah bagaimana wanita ini mendidik anaknya. Jika orangtua mencontohkan kebiasaan buruk, maka anak akan melihat dan membiasakan diri mengikuti kebiasaan buruk si orangtua. Sebaliknya jika kita punya kebiasaan positif, kelak si anak akan memiliki kebiasaan positif pula.

Setiap pagi, sebelum anak berangkat sekolah, Ida Arimurti punya kebiasaan mengajak anak berdoa bersama. “Kami membaca Al-Fatihah,” ujar Ida. “Yang memimpin berdoa bergantian, bisa saya atau anak saya”.


Saya diapit oleh Denny Chandra dan Ida Arimurti saat shooting "Zona Memori" di Metro TV

Tambah Ida, setelah membaca Al-Fatihah saya menanyakan pada anak harapan apa yang akan ia raih pagi ini. Harapan di sini tidak harus harapan besar, tetapi bisa juga harapan kecil. Mendapatkan teman baru, mungkin atau meraih angka yang bagus saat ulangan.

“Setelah berdoa dan menayakan harapan, saya pasti akan memeluk anak saya dan mengucap: I LOVE YOU,” kata penyiar radio yang sempat menjadi host program Metro TV: Zona Memori ini.

Bertahun-tahun kebiasaan positif itu dilakukan Ida pada anaknya. Walhasil, aura positif pun tumbuh dan menjadi kebiasaan sang anak. Pelukan dan kata-kata I LOVE YOU sudah menjadi bagian dari keseharian ibu dan anak.

“Setiap pagi saya selalu melihat anak saya mengucapkan kata I LOVE YOU dari balik mobil tanpa harus berucap,” aku wanita kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 17 Desember 1966 ini. “Dari bibirnya saya tahu, ia mencintai saya dengan tulus. Dan itu ia ucapkan sampai mobil tidak terlihat lagi oleh saya, menghilang di kejauhan”.

Selama beberapa menit kami bercakap-cakap via telepon seluler, saya belajar dari Ida Arimurti. Bahwa kebiasaan positif akan menghasilkan aura positif. Kebiasaan positif yang dilakukan setiap hari akan menyebarkan aura positif pada anak dan dengan sendirinya akan jadi kebiasan positif. Nah, sekarang tinggal Anda pilih, mau memberikan contoh buruk atau baik?

PEMUDA YANG NGGAK TAHU SUMPAH PEMUDA

Cobalah tanyakan pada anak-anak Anda, apakah mereka hafal isi Sumpah Pemuda 1928 ? Kalo hafal, anak Anda luar biasa. Meski belum tentu tahu detail peristiwa Sumpah Pemuda, hafal tiga rumusan hasil Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, yakni (1) Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; (2) Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan (3) Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, merupakan hal yang luar biasa.

Saya mengatakan luar biasa, karena bertepatan dengan 28 Oktober 2011 kemarin, saya melihat di Metro TV, anak-anak muda banyak yang tidak hafal rumusan tersebut. Menyebalkannya, mereka yang tak hafal cengegesan seolah Sumpah Pemuda adalah peristiwa tak penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Padahal kalo anak-anak muda ini tahu, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan bukti otentik kelahiran Bangsa Indonesia. Tambah Wikipedia, proses kelahiran Bangsa Indonesia tersebut merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis. Kondisi ketertindasan itulah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli untuk mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian, yaitu pada 17 Agustus 1945.


Saya di dalam museum Sumpah Pemuda. Salah satu museum yang menurut saya miris sekali, karena kotor, berdebu, dan seperti tidak terawat. Maklum, biaya pengelolaannya kecil plus yang berkunjung ke museum ini sedikit, meski tiketnya murah meriah.

Nah, bayangkan anak-anak muda sekarang yang tidak hafal rumusan Sumpah Pemuda yang ditulis Moehammad Yamin itu cengegesan. Saya sedih sekali melihat kondisi tersebut. Yang menyedihkan kalo anak-anak muda sekarang lebih hafal lokasi-lokasi tempat nongkrong favorit ketimbang letak museum Sumpah Pemuda; atau hafal konser band-band luar negeri ketimbang tahu organisasi-organisasi yang ikut dalam Kongres Pemuda 1928; atau mungkin lebih tahu film-film yang dibintangi oleh Selena Gomez, Demi Lovato, dan Cory Monteith. Dan semakin menyedihkan kalo anak-anak muda ini lebih tahu detail biodata Justin Bieber ketimbang nama-nama tokoh penting di Sumpah Pemuda.

Ibu-ibu/ Bapak-Bapak coba tes anak Anda sekali lagi, apakah hafal isi Sumpah Pemuda? Kalo belum hafal, sudah saatnya Anda menjelaskan hakekat Sumpah Pemuda pada anak Anda. Atau sepertinya zaman sekarang pemuda-pemuda Indonesia memang harus disumpahin agar mengerti betapa pentingnya peristiwa Sumpah Pemuda 1928.