Di tengah gedung gedung pencakar langit, perkantoran, serta apartemen di kawasan SCBD, ada dua underpass alias terowongan bawah tanah yang nggak dipergunakan semestinya. Maksudnya, yang namanya terowongan, yang harusnya menjadi jalanan kendaraan untuk menuju titik A ke titik B, agar lebih cepat. Nah, yang ada, terowongan di SCBD ini digunakan buat parkir motor para karyawan yang kebetulan kerja di SCBD.
Lucu tapi nyata. Harusnya gw ketemu dengan Arsitek kawasan SCBD. Mau tanya, kok ada dua underpass yang gak dipakai? Why? Kedengarannya iseng, tapi dasarnya gw pengen tahu aja. Soalnya, gw jadi berpikir Arsitek itu membuat blueprint kawasan SCBD tanpa perencanaan dong?!
Terowongan tempat parkir motor itu persis di depan kantor dan studio JakTV.
"Ini merugikan keuangan gue tahu?!"
"Kok jadi elo yang marah? Emang SCBD punya Bapak Moyang loe apa?"
Iya sih, bukan punya gw. Buat apa gw marah-marah kayak gitu? Yang punya SCBD juga nggak peduli terowongannya fungsional atau nggak. Doi buang-buang duit trilyunan buat kesalahan perencanaan mah, cincay coy! Doi pasti nggak akan peduli sama gw anggota masyarakat cemen yang duitnya jauh banget dibanding doi. Ibarat langit dan tanah. Doi punya duit setinggi langit, sedang gw punya duit setinggi tanah.
Lebih dari seribu motor biasa parkir di sini tiap hari.
"Tapi duit gw duit halal, bro. Nggak ada satupun duit gw yang berasal dari judi, merampas hak orang lain, atau malakin pengusaha..."
"Emang yang punya SCBD dapat duit haram?"
"I don't know! Tanya aja sendiri. Lagipula gw nggak peduli siapa yang punya SCBD..."
"Oh iya, satu hal juga. Buat dapat duit, gw nggak pake backing-backingan. Gw nggak kenal Kapolri, atau Kapolda, atau Kapolsek. Yang gw kenal hansip-hansip di rumah gw."
View parkir dari dalam terowongan. Nggak habis pikir, gimana caranya mereka bisa mengenali motor mereka ya? Nggak ada lampu penerangan, lho. Cuma mengandalkan sinar matahari yang masuk ke terowongan itu.
Buang-buang duit buat terowongan mah kayak buang tokai di kali. Duitnya paling cuma berapa milyard? Nah, daripada nggak dimanfaatkan, terowongan yang nggak dipakai itu (sekali lagi) difungsikan buat parkir motor karyawan SCBD.
Di terowongan ini lebih dari seribu motor parkir setiap hari. Hebatnya, yang parkir di sini nggak perduli motor dari negara manapun. Mau motor keluaran Jepang, China, India, Pakistan, Afrika Utara, atau motor buatan Irlandia Utara, bisa parkir di sini. Merekanya pun nggak peduli Honda, Yamaha, Kawasaki, atau Harley Davidson. Semua setara. Equal. Nggak kayak di Mal-Mal yang sangat diskriminatif, dimana motor yang boleh parkir di situ cuma Harley Davidson. Motor selain Harley, silahkan parkir di basement atau ke laut aja. Biar membedakan motor orang kaya dan motor orang miskin gitu. Padahal orang kaya banyak juga yang pake Honda bebek.
Ada tukang jualan di dalam terowongan. Sambil berdagang, sambil jagain motor yang diparkir. Maklum rawan pencurian.
Terus terang gw salut dengan mereka yang memarkirkan kendaraan di terowongan ini. Kenapa? Mereka bisa-bisanya mengenali motor dengan sempurna. Padahal mereka parkir begitu rapat. Warna-warna motor mirip satu sama lain. Apalagi kalo parkirnya kebagian di dalam terowongan yang nggak ada lampu. Cuma mengandalkan sinar matahari yang menembus terowongan itu. Jangan-jangan mereka kompakan, kalo motor mereka ketukar, besok harap dibawa kembali ke terowongan ini.
Ada tiga orang Security dari pihak SCBD yang menjadi Penjaga di pos depan. Satu orang yang bertugas memungut retribusi parkir seharga seribu perak ini. Sementara dua Security mengatur lokasi parkir si Pengendara motor dan mengawasi area. Ada juga orang yang ikut membantu mengawasi jalannya perparkiran. Doi bukan dari kalangan Security, tapi Pedangang yang kebetulan berjualan di dalam terowongan. Kayak warung di pingir jalan, Pedagang ini menjual rokok, teh botol, dan makanan kecil. Kalo elo mau cari minuman keras, nggak mungkin ada di situ.
"Tapi ada papan catur di situ. lho!"
"Berarti kita bisa main catur di situ ya?"
Ada sekitar tiga Security yang khusus ngejaga terowongan parkir motor ini. Duitnya lumayan buat disetor ke management SCBD, juga buat insentif si Security.
Buat Pengguna terowongan itu alias Pemilik motor, terowongan yang dialihkan sebagai tempat parkir sangat membantu. Pasalnya, mereka jadi nggak perlu bayar parkir mahal kalo parkir di gedung perkantoran atau di mal dekat situ. Maklumlah, gini hari duit-duit kudu diiritkan. Kalo nggak perlu-perlu amat, ya ditabung. Lumayan kalo dari parkir bisa irit 200 ribu sampai 300 ribu sebulan, ya nggak?
all photos copyright by Brillianto K. Jaya
No comments:
Post a Comment