Thursday, November 26, 2009

BURUAN NAIK BEMO SEBELUM HILANG DARI PEREDARAN

Beberapa waktu lalu, sejumlah supir Bemo berdemontrasi di Balai Kota, jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Mereka meminta Gubernur DKI Jakarta tidak menghapus angkutan Bemo yang masih beredar di Jakarta. Para supir bemo ini memang resah dan gelisah, karena ada gosip dari infotainment yang mengatakan, bemo akan dihapuskan dari muka bumi ini. Waduh!

Penghapusan bemo dari Jakarta sebenarnya wajar. Kenapa? Sebab, di pabrik asalnya di Jepang sono, bemoi udah nggak diproduksi lagi, khususnya suku cadangnya. Tapi berkat kehebatan putra-putri Ibu Pertiwi alias warga Indonesia, bemo di Indonesia masih mampu bertahan. You know what? Sebab, ternyata banyak bengkel yang mampu membuat suku cadang tiruannya. Namanya juga Indonesia, man! Semua bisa dilakukan, kecuali melihat lubang pantat sendiri.



Nah, oleh karena bemo mau dimusnahkan, Anda yang belum pernah merasakan naik bemo, buruan naik, deh. Anda tidak akan menjadi warga Indonesia seutuhnya kalo nggak pernah merasakan naik bemo sekali seumur hidup. Jangan-jangan Anda nggak tahu bemo itu apa?

Bemo adalah singkatan dari "becak motor". Bemo yang merupakan kendaraan bermotor roda tiga ini mulai dipergunakan di Indonesia pada awal tahun 1962. Kendaraan ini pertama kali di-launching di Jakarta dalam kaitannya dengan Ganefo.

Bemo nggak cuma hadir di Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar, dll. Kehadiran bemo, karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh lebih cepat daripada becak.

Di negara asalnya, Jepang, konon bemo tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai angkutan manusia, melainkan sebagai angkutan barang. Jangan heran kalo kita duduk seringkali harus beradu lutut dengan penumpang di depannya. Bayangkan kalo dengkul Anda kopong, pasti orang di depan Anda akan merasa kegelian.

Oh iya, penumpang bemo yang berada di belakang berjumlah enam. Sementara satu orang penumpang berada di depan bareng supir.

Semula, bemo beroperasi sebagaimana layaknya taksi. Lalu kemudian, rute bemo dibatasi dengan rute-rute tertentu saja, dimana rute tersebut nggak dilalui oleh bus kota. Di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada 1971, disusul oleh Surabaya dan Malang pada tahun yang sama. Pada 1979, Pemerintah Daerah Surakarta mengambil langkah yang sama.

Nah, nggak akan lama lagi, bemo benar-benar bakal tersingkir. Kalo sekarang di Jakarta, Anda menjumpai bemo hanya di Manggarai dengan rute Manggarai-RS Cipto Mangunkusumo. Anda juga bisa merasakan bemo di Tanah Abang-Karet. Sebelumnya, saya pernah merasakan naik bemo di Percetakan Negara, dimana jurusan yang ditempuh adalah Salemba-Rawasari. Tarif bemo saat ini adalah tigaribu perak. Dengan tarif segitu, selain bisa beradu dengkul dengan penumpang di depan Anda pada saat duduk, Anda akan menghirup bau bensin campur yang keluar dari kemudi depan. Lebih dari itu, Anda siap-siap menghirup asap knalpot yang mengepul masuk ke dalam ruang penumpang. Pokoknya banyak pengalaman seru ketika kita naik bemo. Kenapa Anda nggak merasakan petualangan seru ini?

No comments:

Post a Comment