Meski nggak semua penjabat tinggi (Pati) di Markas Besar (Mabes) Polisi Republik Indonesia (Polri) memelihara jenggot, namun belakangan mereka 'kebakaran jenggot'. Pasalnya, mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Susno Duadji mengatakan, ada jenderal di Polri yang terlibat makelar kasus (markus). Statement tersebut diucapkan pada saat konfrensi pers di Kantor Satgas Antimafia Hukum.
Menurut Susno, dugaan adanya 'jenderal markus' di Polri berawal dari pernyataan Susno yang mengatakan ketika dirinya masih menjabat sebagai Kabareskrim pada 2009 lalu, ada laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Isi laporan tersebut tentang pembengkakan rekening seorang karyawan pajak sejumlah Rp 25 miliar. Nama karyawan pajak tersebut adalah Gayus M Tampubolon.
Terlepas benar atau sangat benar ucapannya, Susno cukup berani mengatakan soal 'maksus' yang katanya ada di Mabes Polri. Widih!
Penyelidikan pun dilakukan. Sayangnya, dalam penyidikan, uang yang dinyatakan bermasalah cuma Rp 400 juta. Menurut Susno, sisa uang yang Rp 24,6 miliar nggak jelas keberadaannya. Inilah yang membuat Susno menduga, ada Pati yang 'ketiban rezeki'.
Susno pun menyebutkan beberapa nama pejabat polri yang diduga menjadi markus.
Untuk markus yang berada di Mabes Polri, Susno menyebutkan beberapa inisial. "Brigjen EI, yang kemudian digantikan Brigjen RE, KBP E, dan Kompol A," kata dia.
Kasus 'jenderal markus' hanya satu dari beberapa kejutan yang dikeluarkan Susno Duadji. Sebelumnya, mantan Kapolda Jawa Barat itu jadi tokoh sentral dalam kasus Cicak Vs Buaya, bersaksi di sidang Antasari Azhar, bahkan menyebut penyidikan kasus Bank Century tak berlanjut demi Boediono
Apa sih ciri-ciri 'jenderal markus'?
"Suka melepas tanggung jawab, mengorbankan anak buah, antara perbuatan dan perkataan munafik, mendapatkan kekayaan dengan cara ilegal, salah gunakan jabatan, mencari kesalahan orang lain, menutupi kejahatan di tubuh Polri, melindungi judi, preman, narkotika, ilegal logging dan ilegal mining," tambah pria ini dengan gagah perkasa yang belakangan ini sedang dipantau oleh intel.
Banyak Pati di Polri yang masih aktif 'kebakaran jenggot'.
"Saya mengimbau anggota Polri tak malu dan menutupi perbuatan tercela dan pidana yang dilakukan oknum Polri. Justru harus diproses transparan, cepat dan adil," tambah pria penggemar Koes Plus ini. "Apapun pangkat dan jabatannya harus peka terhadap rasa keadilan yang berlaku dalam masyarakat, agar seperti kasus Prita, nenek mencuri kapuk, kaos oblong tak terulang lagi," kata Susno.
Buat saya, terlepas dari kebenaran mutlak atau makian beberapa pihak soal 'maling teriak maling', apa yang sudah diungkapkan Susno adalah sebuah bentuk keberanian yang luar biasa. Mana ada mantan Pati di Polri yang berani 'berkoar-koar' ala Susno? Saya nggak tahu kenapa purnawirawan-purnawirawan Polri yang pensiun dengan pangkat minimal Brigjen nggak punya keberanian kayak Susno?
Saya bukan orang Susno dan tidak dibayar sepersen pun oleh orang yang bernama Susno. Namun kalo ada orang atau institusi yang berani menegakkan kebenaran atau memberantas yang namanya 'markus', korupsi, dan sebangsanya, saya respek sekali. Salut! Untuk Indonesia yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment