Sunday, May 23, 2010

BUKAN "BENGAWAN SOLO" CIPTAAN GESANG

Sejak bergulirnya berita kemiringan gedung DPR sebanyak 7 derajat, saya langsung penasaran ingin mengunjungi gedung tersebut. Biasalah, ingin tahu lebih dekat dan sok ingin menyelidiki kebenaran itu.

Berhari-hari nggak ada undangan ke gedung DPR atau punya janji berjumpa dengan anggota MPR. Nggak enak kan ke kompleks DPR tapi nggak punya janji dengan siapa-siapa.

Padahal sebelum heboh gedung DPR miring, saya sering bolak-balik ke situ, tepatnya ke TV Parlemen yang ada di gedung Nusantara II. Ada urusan yang kudu diselesaikan dengan teman-teman di TV Parlemen. Bahkan sebelumnya, saya dan kru dari tvOne sampat melakukan shooting di kompleks DPR, yakni ketika shooting program "Titian Kalbu". Kebetulan ustadz yang mengisi program ini adalah anggota DPR.



Alhamdulillah Mei lalu saya sempat diundang salah satu anggota DPR yang berkantor di lantai 13 di gedung yang digosipkan miring itu. Lagi-lagi kebetulan saya ditawari jabatan yang cukup keren. Bukan, bukan jadi anggota DPR, lho. Pokoknya ada lah! Nah, itulah kesempatan emas yang membuat saya merasakan gedung miring.

You know what? Ketika saya berada di gedung miring yang berjudul gedung Nusantara I ini, jalan saya jadi miring. Begitu masuk ke dalam lift, liftnya pun miring. Saya merasa, otak saya pun miring. Anggota tubuh saya ikut-ikutan miring, termasuk bibir saya jadi miring. Semua yang ada di situ terlihat miring.

"Wah, jadi berita yang dibilang gosip itu benar! Gedung DPR memang miring. Jadi gedung ini perlu perbaikan."

Kisah saya soal miring-miring di atas tadi nggak bener, kok. Jalan saya tetap normal. Lift pun juga normal, nggak miring. Otak saya dan otak-otak lain, juga normal. Jadi nggak perlu perbaikan sampai Rp 1,8 triliun dong? Ah, entahlah! Saya nggak tahu kenapa perlu diperbaiki. Bukankah lebih baik kemiringan gedung itu dijadikan satu objek wisata, yakni keajaiban yang dimiliki Indonesia sebagaimana Menara Piza di Italia?

Ternyata bukan cuma kehebohan soal gedung DPR yang miring. Kalo di warga negara meributkan soal gedung miring, sebaliknya di kalangan internal anggota DPR/ MPR justru meributkan soal keberadaan "Bengawan Solo" yang ada di gedung DPR, yakni tepatnya di antara Nusantara 1 dan Nusantara 2.

Kenapa "Bengawan Solo" diributkan?



Please jangan kira "Bengawan Solo" kali ini soal meninggalnya sang pencipta dan kemudian ada orang yang mengklaim lagu Bengawan Solo ciptaannya, bukan ciptaan (alm.) Gesang. "Bengawan Solo" dalam konteks ini adalah sebuah kafe tempat nongkrong ala Starbucks.

Di periode Ketua DPR maupun MPR sebelumnya, nggak ada kafe yang bisa mendapatkan tempat di kompleks DPR, apalagi di depan antara gedung Nusantara 1 dan Nusantara 2. Namun ketika periode 2009-2014, muncul kafe yang bernama "Bengawan Solo".

Kira-kira Anda bisa menebak kenapa "Bengawan Solo" hadir di gedung DPR?

all photos copyright by Brillianto K. Jaya

No comments:

Post a Comment