Tuesday, July 6, 2010

PEMBANGUNAN YANG ANEH

Entah saya yang naif (kata lain untuk mengganti "bodoh"), entah memang sudah bukan rahasia lagi, ada sebuah pembangunan yang menurut saya aneh. Meski belum dapat izin dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, sebuah proyek pembangunan apartemen tetap dilakukan. Setidaknya ini dikatakan oleh penduduk setempat.

Tepat di wilayah belakang Universitas Katholik Parahyangan (Unpar), Bandung, tidak akan lama lagi akan berdiri sebuah apartemen megah. Anehnya, apartemen ini berdiri di tanah yang konon belum dapat izin dari Pemkot.



"Tapi nggak tahu pembangunan tetap berangsung," ujar seorang ibu salah satu warga di situ.

Namun anehnya lagi, ada warga yang mengatakan, pembangunan yang sudah berlangsung selama tiga bulan ini sudah mendapatkan izin sah.

"Yang akan dibangun adalah kos-kosan mahasiswa," ujar warga sekitar situ juga. "Kalo nggak salah kos-kosan itu lima lantai dan pake lift pula."

Wow?! Kos-kosan lima lantai dengan lift? Hebring amat! Tapi begitulah gosip yang beredar. Jangan tanya harganya, kos-kosan itu pasti bakal mahal banget! wong kos-kosan dengan luas 3X5 m persegi harganya sudah 1,5 juta per bulan, apalagi yang pake lift segala ya.


Papan pelarangan ya dididirikan di situ, pembangunan ya jalan terus. Aneh!

Konon yang punya kos-kosan ini adalah seorang pengusaha asal Surabaya yang kabarnya merupakan orang pertama yang membuat kos-kosan pertama di daerah itu. Pengusaha ini kabarnya lulusan salah satu perguruan tinggi terkenal di Bandung. Setelah lulus, ia melanjutkan studi di Jerman.

"Istrinya seorang dokter gigi. Tapi mereka nggak punya anak," ungkap warga lain.

Konon pengusaha ini memang dikenal sebagai "konglomerat" kos-kosan di Bandung. Kos-kosan dan tanah di Bandung tersebar. Namun untuk proyek di daerah Ciumbeuleuit ini, ia nampak begitu "ngotot" tetap membangun kos-kosan tanpa dapat izin.

Setidaknya itu terbukti dari papan larangan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (PU) yang ada di dekat proyek. Sudah ada tiga papan yang dipasang di situ, dimana semuanya melarang segala bentuk pembangunan. Namun, selama tiga hari di Bandung, saya melihat pembangunan itu tetap berlangsung. Luar biasa pengusaha ini ya?




"Harusnya kalo proyek yang sampai triliunan rupiah kayak begini ya minta izin ya," komentar warga. "Apalagi saya dengar bukan cuma kos-kosan 5 lantai yang akan dibangun, tetapi ada 300 kamar di basement dan penginapan di situ."

Selain konon belum dapat izin dari PU, saya juga nggak yakin mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengingat studi analisa dampak lingkungan (AMDAL) perlu dipertanyakan.

Bayangkan, di sekitar proyek terdapat sungai. Ada pemukiman penduduk di dekat sungai. Kalo kos-kosan maupun penginapan berdiri di situ, dikhawatirkan jika terjadi hujan, sungai akan meluap dan menyebabkan banjir.

"Kemarin saja beberapa perumahan di situ longsor, apalagi nanti kalau sungai menguap," ujar warga.



Barangkali itulah yang menyebabkan "hukum karma" berlaku. Jembatan yang dibuat oleh pengusaha ini ambruk dua kali. Jembatan yang sudah menghabiskan semen 300 sak ini rencananya akan dibuat sebagai akses bagi mobil yang nantinya akan ke kos-kosan dan penginapan yang akan dibuat ini.

Dua kali dibangun, dua kali ambruk. Aneh kan? Yang makin membuat Anda yakin kalo kejadian ini aneh adaleh, konon yang membuat konstruksi jembatan adalah insinyur dari Jerman. Meski belum tentu sama dengan insinyur lokal yang menangani proyek pemerintah, tapi insyinsur Jerman tentu punya kredibilitas yang luar biasa dong. Jerman gitu, loh!

all photos copyright by Brillianto K. Jaya

No comments:

Post a Comment