“Momentum
Ramadhan, sebagai bulan muhasabah atau instropeksi, dan ajang latihan
spiritualitas, hendaknya bisa mengetuk kesadaran dunia televisi agar
ambil bagian dalam proses pembentukan anak bangsa,” kata Tim
Pemantau tayangan televisi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi
Informasi dan Komuniasi Imam Suhardjo kepada pers di Jakarta (6/7).
Bloggers, Metro TV adalah televisi swasta yang mendapat banyak pujian. Selain program Tafsir Al Misbah yang menampilkan Quraish Shihab, beberapa program Metro TV yang mendapat pujian adalah Sukses Syariah, Cahaya Hati, dan Humor Sahur.
Serial
Omar yang ditayangkan di MNC TV juga mendapat pujian. Menurut MUI, film
yang diproduksi oleh Televisi Qatar ini menampilkan sirah Nabi Muhammad
yang dilihat dari sudut pandang Umar bin Khattab.
Ustaz
Fahmi Salim, MA menambahkan, film yang melibatkan 30 ribu actor dan tim
teknis dari 10 negara berbeda ini tetap memberikan keuntungan terhadap
edukasi umat Islam, yakni pelurusan sejarah yang selama ini
diputarbalikan oleh ajaran-ajaran Syiah.
“Film ini bagus untuk meluruskan fitnah-fitnah kelompok Syiah terhadap para sahabat,” ujar Fahmi sebagaimana penulis kutip dari situs Hidayatullah (07/08).
Tambah
Fahmi, serangan Syiahnisasi tidak bisa disepelekan oleh dunia Islam.
Sebab, Syiahnisasi sudah masuk pada tataran akar rumput masyarakat.
Doktrin-doktrin Abdullah bin saba sebagai tokoh fiktif terus disebarkan
oleh Syiah. Pencelaan terhadap sahabat-sahabat Nabi Muhammad, termasuk
terhadap Umar bin Khattab dan pengkultusan terhadap Ali ra, semakin
gencar dilakukan.
“Karena itulah salah satu manfaat film Omar ini untuk melawan Syiahnisasi,” tambahnya.
Program Musafir dan Jazirah
yang ditayangkan Trans7 juga mendapat penghargaan dari MUI. Selain
memperkenalkan negara-negara yang menjadi pusat penyebaran Islam di
dunia pada awal kelahirannya, program tersebut bermanfaat bagi syiar
Islam dengan gambaran dakwah Islam secara damai.
Sementara itu, di Indosiar terdapat program Catatan Harian Santri, Ceria Bersama Mamah dan Xtraligi: Ngaji Seni Bareng Slank yang dinilai kreatif dan mengambil sudut pandang berbeda dari sebuah permasalahan hidup. Lalu program Radio Show Sahur yang ditayangkan di tvOne mendapat apresiasi MUI, karena dinilai menarik dan arif untuk disimak.
Bloggers, MUI juga mengapresiasi beberapa tayangan sinetron bernafaskan religi, seperti Tukang Bubur Naik The Series (RCTI). Smash Ngabuburit, Mutiara Hati, Sabarr, Para Pencari Tuhan dan Insya Allah Ada Jalan yang ditayangkan di SCTV.
“Sinetron tersebut memenuhi kualifikasi tontonan sekaligus tuntunan di bulan yang penuh berkah ini,” ujar Imam.
Selain
program yang dianggap mengedepankan tayangan konstruktif atau membangun
bagi ibadah Ramadhan ini, Tim Pemantau Tayangan Televisi Komisi
Informasi dan Komunikasi MUI masih banyak menemukan program-program
Ramadan masih menonjolkan guyonan yang bersifat merendahkan.
Tentang
guyonan yang bersifat merendahkan, secara legal telah tertulis di
Undang-Undang Penyiaran, UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, pasal
36 ayat (6), melarang, “Memperolokkan, merendahkan, melecehkan
dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau
merusak hubungan internasional.” Pelanggaran pasal ini diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10 miliar (pasal 57).
Lalu
juga terdapat pada Peraturan KPI Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar
Program Siaran (SPS), Pasal 24 ayat (1), menyatakan, “Program
siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara
verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina atau
merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/ mesum/cabul/vulgar,
dan/atau menghina agama dan Tuhan.” Pelanggaran atas pasal ini
diancam sanksi “penghentian sementara” (pasal 80), dan bila tidak patuh,
dapat diancam sanksi lebih keras: denda administratif; pembekuan
kegiatan siaran untuk waktu tertentu; tidak diberi perpanjangan izin
penyelenggaraan penyiaran; atau pencabutan izin penyelenggaraan
penyiaran (pasal 75 ayat 2).
Jika
para pengelola televisi membaca Al-Qur’an, pasti mereka tahu, bahwa di
surat Al Hujurat (49) ayat 11, secara terang benderang menyebutkan, “Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain, (karena) boleh jadi mereka yang diperolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) .. Janganlah kamu mencela diri kamu sendiri.
Dan janganlah saling memanggil dengan gelar yang buruk. .. Dan barang
siapa tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Selain
program-program Ramadhan masih menonjolkan goyonan yang bersifat
merendahkan, juga ditemukan beberapa program Ramadhan yang dialognya
berorientasi kepada hal-hal berbau seks dan pornografi. “Misalnya, ditemukan juga tingkah laku yang tidak sewajarnya seperti berpelukan dengan lawan main yang bukan muhrim,” ujar Imam.
Tambah
Imam, beberapa acara komedi bertema Ramadhan, peran wanita yang
dimainkan oleh pria juga masih dipertontonkan. Ironisnya, kemasan ini
masih jadi andalan beberapa program televisi saat sahur ataupun berbuka.
Bloggers,
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sendiri selama pertengahan bulan
Ramadhan telah memberikan teguran terhadap tujuh acara komedi televisi
di enam stasiun TV. Nina Mutmaina Armando, Komisioner Bidang Isi Siaran
KPI, mengatakan, teguran dikeluarkan karena tujuh acara itu dianggap
melakukan pelanggaran berupa pelecehan seseorang atau kelompok,
perlindungan anak, serta melanggar norma kesopanan dan penggolongan
terhadap program siaran.
Tambah
Nina, selama bulan Ramadhan ini, KPI menerima 31 pengaduan publik
terkait acara khusus Ramadan. Pengaduan tahun ini terkait
program-program televisi mencapai 7.147, naik dibanding tahun sebelumnya
yang hanya sekitar 5.000 pengaduan.
Bloggers, berikut ini sebagian acara-acara yang mendapat teguran KPI:
Lalu pada Selasa, 24 Juli 2012, salah satu pembawa acara di Humor Sahur mengeluarkan kata-kata merendahkan, “Silahkan orang miskin bertanya.” Terdapat kalimat tidak pantas, “Allah menciptakan kita manusia untuk main-main, ngapain kita serius-serius.” Pada Sabtu, 28 Juli 2012, terdapat kata-kata merendahkan, “Ini dulu kafir, sekarang murtad.” Yang lain bilang, “Ini host yang kurang kecerdasaannya.”
No comments:
Post a Comment