Begitu pertama masuk ke studio, sang Manager langsung lega melihat di ruang wardrobe studio ada sebuah sajadah yang ada di atas karpet. Awalnya saya nggak ngerti maksudnya apa? Soalnya kadangkala para Talent (baca: Pengisi Acara) menggunakan sajadah atau sejenisnya sebagai properti.
Kalo sajadah bisa digunakan sebagai ciri khas seorang Ustadz atau Pemuka agama. Coba saja sajadah dilipat kecil, lalu dikalungkan ke leher kita atau di letakkan di pundak kanan kita, pasti kita akan mencirikan "orang suci". Pasti kalo nggak rajin sholat, ya rajin membawa sajadah kemana-mana. Ternyata eh, ternyata, anggota band Kuburan ini juga rajin sholat.
Rajin sholat kenapa penampilannya kayak setan?
Wajahnya mereka memang mengerikan. Ini memang nggak bisa disangkal lagi, mirip setan. Terus terang, gw sendiri belum pernah ketemu dengan setan yang asli dan nggak akan mau ketemu. Namun, kebiasaan sholat yang dilakukan personil dan kru di band Kuburan cukup membuahkan paradoks. Di satu sisi harus tampil layaknya setan, di sisi lain tetap melakukan kewajiban yang diperintahkan Allah.
Sejak ngetop, Kuburan nggak mengizinkan siapa pun juga mengambil gambar atau foto wajah asli mereka. Tampilan mereka itu udah menjadi komoditi lah yau. Kalo wajah asli mereka diumbar, ya udah nggak surprise lagi. Nggak heran kalo Kuburan sangat marah pada program Ceriwis yang ditayangkan di TransTV. Kenapa? Ketika menampilkan Kuburan sebagai Tamu, konsep program ini adalah memperlihatkan wajah asli. Tahu nggak gimana caranya? KTP anggota Kuburan di-scan, sehingga foto yang ada di KTP bisa mereka perbesar. Ini tentu dilakukan tanpa sepengetahuan mereka.
Menurut gw kalo memang terjadi, apa dilakukan Ceriwis sangat kejam. Why? Yaiyalah! Maksud hati, Ceriwis ingin menampilkan unsur surprising dalam episode tersebut. Ini tentu saja demi rating. Tapi surprising tim Ceriwis membuat band Kuburan juga surprise. Mereka kaget dan kecewa. Buat gw kekagetan dan kekecewaan mereka ini beralasan. Seperti yang gw udah tulis di atas, penampilan mereka kayak setan itu adalah sumber duit. Nah, kalo sumber duitnya aja udah diketahui orang banyak, ya buat apa lagi berpenampilan kayak gitu, ya nggak?
Gw beruntung sempat melihat wajah-wajah mereka. Ketika melakukan pemotretan di ruang make up dan wardrobe, gw juga minta izin mereka buat foto-foto. Kalo dengan cara baik-baik, gw yakin mereka welcome banget. Terus terang gw juga punya gimmick dan surprising buat penonton ketika mengundang band Kuburan. Ini sekali lagi demi rating. Tapi barangkali cara gw lebih sopan, karena lebih dulu dikomunikasikan ke teman-teman band Kuburan.
Kalo pintar mah ada banyak gimmick yang bisa dilakukan buat band Kuburan. Nggak harus menggunakan cara-cara nggak santun, karena bakal membuat kemarahan. Gw kasih dua contoh, tapi ini udah gw buat, yakni mereka sudah bermake-up, tapi baru setengah make up. Setengah wajahnya masih wajah asli. Gimmick ke-2, menampilkan foto-foto kecil mereka dan membuat perbandingan dalam sebuah still photo. Di layar televisi ada dua frame. Frame sebalah kiri wajah anggota Kuburan yang udah make up, sedang frame ke-2 wajah orang-orang yang nggak dikenal tanpa make up. Kita coba menebak-nebak apakah orang-orang yang nggak dikenal itu seolah meng-klop-kan wajah asli personil band Kuburan. Masih banyak kok gimmick-gimmick yang bisa dibuat!
Memang sih kalo mau egois, kita nggak peduli alias bodo amat dengan kemarahan Kuburan. Sing penting program dapat rating, yang buat program dapat bonus. Tapi di balik itu semua, ada band yang barangkali nggak bisa makan lagi gara-gara wajah aslinya udah banyak yang mengenali. Sumber duit, yakni penampilan di atas panggung jadi nggak surprise lagi. Kasihan nggak sih?
video copyright by Brillianto K. Jaya
No comments:
Post a Comment