Tuesday, October 26, 2010

PENCULIKAN VIA FACEBOOK DAN INTERNET SEHAT

Akhirnya Devie Permatasari pun kembali ke rumah. Gadis yang sudah 15 hari menghilang dari rumah ini adalah satu dari beberapa korban penculikan via Facebook (FB). Ketika ditanya oleh Indy Rahmawaty di Apa Kabar Indonesia (AKI) Pagi, Devie tidak sadar ketika diculik.

Bukan cuma Devie yang mengalami. Kasus serupa juga terjadi pada seorang ABG bernama Endah Mustika Aulianti (15), warga jalan Kumbang No 31, RT 02/04, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Juni 2010 lalu. Aulia –panggilan gadis ini- menghilang tanpa kabar. Diduga ia diculik seorang pria yang baru dikenalnya lewat FB.



Sylvia Russarina (23), mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, pada Februari 2010 dilaporkan hilang. Diduga kuat mahasiswa tingkat akhir itu dibawa kabur pria yang dikenalnya melalui FB.

Saat itu pihak keluarga berusaha menemui sejumlah teman kuliah Sylvi. Tapi beberapa orang yang ditemui juga mengaku tidak tahu. Sampai akhirnya ada secuil informasi dari salah seorang mahasiswa. “Katanya Sylvi dekat dengan seorang pria yang dikenal lewat facebook. Pria tersebut terlihat datang beberapa kali ke kos Sylvi,” ujar Maria, kakak Silvia saat itu.

Kasus penculikan juga dialami Rohmatul Latifah Asyhari (16). Ia diculik oleh Anis Asmara (41), pria yang dikenal gadis itu lewat FB. Setelah menghilang 14 hari, Latifah dipulangkan oleh Anis. Selama menghilang, siswi SMA Jogoroto Jombang itu mengaku berada di Jakarta, dan kemudian di Bali, bersama Anis. Ketika memulangkan Latifah ke rumah orangtuanya di Dusun Sumberboto, Mojoduwur, Mojowarno, Anis langsung dikeroyok massa.

Jika melihat keempat berita tersebut, rasanya kita langsung menyalahkan FB. Oleh sebagian dari kita memaki jejaring sosial milik Mark Zuckerberg ini. Padahal bukan FB yang salah, tetapi individunya. Menurut buku Internet Sehat produksi Creative Commons (2010), akibat tidak berhati-hati, FB sering digunakan untuk melakukan hal-hal yang kurang baik.

Belum lama ini, saya mengikuti seminar internet sehat dengan pembicara Donny B.U, ST, M.Si dari organisasi nirlaba internet sehat. Menurut Donny, beberapa pengguna FB mungkin tidak faham atau malas mempelajari kiat penggunaan privasi (privacy settings), dimana ini akan menjamin agar profil kita tidak dilacak oleh orang yang tidak dikenal. Kita dengan tidak mudah “mengumbar” biodata pribadi.

“Coba kalau KTP Anda di-copy banyak lalu dibagikan ke tetangga, guru-guru, pedagang langganan, dan orang lain, apakah Anda mau?” ujar Donny mencoba membuat analogi profil kita dengan sebuah KTP.

Lanjut Donny, di KTP yang hanya berisi beberapa biodata saja kita malu menyebarkan copy-nya, seharusnya di FB pun begitu. Kita seharusnya tidak mudah “membocorkan” siapa diri kita: tanggal lahir, alamat rumah, profesi, tempat nongkrong, telepon, dan informasi-informasi lain yang bisa diketahui orang lain, selain orang paling dekat Anda. Oleh karena itulah, Donny memberi tips agar manfaatkan friend list untuk mengelola teman kita.




Selain friend list, privacy settings yang sudah diutaran di atas tadi juga berfungsi untuk memproteksi orang-orang yang tidak kita kenal secara dekat. Sebaiknya yang kita add adalah orang yang kita kenal sebelumnya (off air), bukan baru kenal di dunia maya (on air). Dengan mengelola privacy settings, maka foto-foto atau video-video kita tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak kita kenal. Sebab, resiko jika Anda terlalu narsis alias tidak peduli dengan privacy settings, bisa jadi akan mengalami kasus seperti di atas.

“Jangan sampai Anda dipermalukan, karena foto Anda di-tag oleh orang yang tidak Anda kenal,” pesan Donny. “Sebab, teman saya pernah fotonya ada di sebuah blog yang khusus menjual perempuan bayaran.”

Donny juga menyarankan agar menghilangkan status relationship. Hal tersebut untuk menghindari kisah pribadi asmara kita diumbar ke publik. Namun jangan disalahartikan dengan tidak dimunculkan status relationship itu. Sebab bisa menimbulkan potensi perselingkuhan. “Jadi kembali ke masing-masing individu,” ujar Donny.

FB cuma satu dari ratusan situs-situs yang ada di dunia maya. Itulah mengapa kita memang wajib mengerti bagaimana berinternet secara sehat. Ini penting, bukan cuma untuk memproteksi diri kita, tetapi untuk anak-anak kita kelak.

Berbicara mengenai internat sehat, sebuah buku berjudul Jurus Jitu Menangkal Video Porno Masuk Rumah Melalui Internet (Pohon Cahaya, 2010) karya Anang Y.B, mengungkapkan “penemuan-penemuan” yang menarik. Apa saja itu?

1. Bahwa 20 kata kunci terpopuler di search engine adalah istilah yang berkaitan dengan seks dan pornografi.

2. Bahwa game gratisan yang seolah-olah "aman" sebetulnya sudah disusupi dengan materi pornografi lewat pakaian para tokohnya.

3. Bahwa statistik menunjukkan fakta, bahwa 1 dari 5 anak-anak usia 10-17 tahun telah menerima ajakan ke arah seksual melalui internet.

4. Bahwa pengelola Youtube dan Google.com sama gemasnya dengan kita melihat bertebarannya material pornografi di kedua situs populer tersebut.

5. Bahwa 9 dari 10 anak-anak usia 8-16 tahun melihat pornografi di internet. Perilaku ini seringkali dilakukan saat mengerjakan PR, yakni saat mencari informasi melalui internet.

6. Bahwa ada situs jejaring sosial yang diperuntukkan khusus untuk anak-anak, dimana situs ini muncul tanpa iklan, tanpa game jorok, tanpa tawaran video tidak senonoh, dan orang tua bakal mendapat report mingguan atas seluruh aktivitas si anak selama "bermain" di jejaring sosial khusus untuk anak itu.


Tentu internet sehat tidak berarti mempersempit ruang gerak kita. Kita tetap harus melek teknologi, khususnya internet, tetapi harus tetap bijak menggunakan, apalagi Indonesia termasuk negara yang sangat cepat dalam penggunaan internet –tercatat 38 juta orang pengguna internet dan menjadi 5 besar pengguna internet terbanyak setelah Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan. Jadi sekali lagi harus bijak. Istilah dalam organisasi internet sehat adalah wise while online, think before posting.

Sunday, October 17, 2010

MENYAKSIKAN RYAN DI "CRIME INVESTIGATION ASIA"

Malam ini (Minggu, 17/10) di kanal Crime Investigation (CI) Asia ditayangkan program berjudul Ryan The Smiling Serial Killer. Meski sebelumnya saya sudah membaca pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan terhadap beberapa orang, namun begitu menyaksikan dokumenter malam ini, rasanya saya tak percaya, manusia ini punya kelainan jiwa. Di balik "kepolosan" wajahnya, ia sungguh sangat kejam. Pembunuh berdarah dingin.













Friday, October 8, 2010

"GLEE" YANG BIKIN GELI

Kalo kebetulan tinggal di Jakarta, Anda pasti akan menjumpai sebuah tempat nongkrong yang istilah anak muda lagi happening alias disukai. Nama tempat itu 7 Eleven. Sebenarnya secara umum, 7 Eleven itu mirip kayak resto fast food lain yang menjual hamburger, hotdog, maupun pizza. Selain menjual makanan, 7 Eleven juga dikenal sebagai toko kelontong 24 jam.

Namun, ada produk yang relatif unik yang kini digila-gilai oleh anak muda. Produk ini menjadi khas 7 Eleven. Slurpee, namanya, yakni sejenis minuman es dan big gulp, minuman soft drink berukuran besar. Gara-gara produk satu ini, gerai-gerai 7 Eleven sekarang jadi tempat tongkrongan anak muda. Kini dimana ada 7 Eleven, pasti penuh anak muda. Mau anak muda seperti apa, ada di situ.


Para pemain GLEE.


Nah, sebenarnya slurpee dan 7 Eleven-nya nggak akan pernah ngetop kalo saja Amrik nggak demam dengan serial GLEE. Pasti tahu dong serial tv musikal yang ditayangkan di saluran FOX TV ini? Lho, apa hubungannya GLEE dengan 7 Eleven dan slurpee-nya?

Saat ini GLEE berhasil mempengaruhi trend serta gaya hidup remaja Amrik, mulai dari SMP, SMU, sampai anak kuliah. Dari cara berpakaian, ngobrol, fashion, sampai ke musik. Ternyata bukan cuma remaja Amrik yang tergila-gila GLEE, tetapi dunia demam GLEE. Pokoknya GLEE memang bikin geli, deh! Yang bikin geli, saya yang sudah tidak remaja ini, juga suka dengan film serial tv GLEE ini.


Ini dia slurpee, minuman khas di 7 Eleven, yang bikin anak muda betah berjam-jam nongkrong

GLEE ternyata bisa merebut mata dan kuping kaum 80-an (baca: eighties) seperti saya ini untuk menikmati. Pasalnya, serial musikal ini kembali meremix lagu-lagu top era tahun 1980, bahkan lagu-lagu tahun 60-an zaman The Beatles pun tak luput di-remix dan dinyanyikan di film ini. Yang paling ngetop adalah lagu Don’t Stop to Believin, Beth, dan Hello Goodbye.

Buat remaja tahun 90-an, pasti tidak mengenal Journey dan Kiss. Padahal band asli yang menyanyikan lagu Don’t Stop to Believin’ itu Journey. Lalu lagu Beth yang romantis itu adalah milik grup bertopeng yang dicontek oleh band Kuburan, yakni Kiss. Sementara Hallo Goodbye itu adalah lagu milik kelompok legendaris The Beatles.


Inilah alat yang mengeluarkan "butiran-butiran" slurpee. Anda bebas memilih minuman, karena self service. Mau dicampur juga boleh, yang penting volumen minumannya sesuai dengan satu gelas.

Nah, tentang hubungan slurpee dengan GLEE, bahwa slurpee itu selalu muncul dalam film GLEE. Jadi tidak heran jika remaja-remaja dunia, khususnya di Indonesia terpengaruh dengan gaya hidup slurpee itu. Anda sudah pernah menyruput slurpee? Sebenarnya sih buat saya biasa aja. Bayangkan sebotol Fanta atau Coca-Cola yang dibekukan. Larutan minuman tersebut yang sudah berbentuk es keluar dalam bentuk butiran-butiran es yang sudah halus. Mirip es serut.

Kesuksesan GLEE ini membuat FOX TV menyediakan episode terbaru dari GLEE yang dipromosikan gratis lewat online. Preview ini waktunya terbatas, yakni cuma 30 hari. Kalo Anda pencinta GLEE atau penasaran dengan film serial yang sekarang jadi pembicaraan dunia, silahkan klik di sini:

http://www.fox.com/glee/full-episodes/

Saturday, October 2, 2010

DAN KETUA MPR PUN TERSELEO LIDAHNYA...

Jum'at kemarin merupakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Seperti biasa, pemerintah melaksanakan upacara di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Selain dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pejabat, serta Menteri Negara, juga dihadiri oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kiemas.

Ada yang menarik dari upacara Hari Kesaktian Pancasila tahun 2010 ini. Apakah itu? Taufik Kiemas keseleo lidahnya alias salah ucap. Ini terjadi saat beliau membacakan dua butir sila Pancasila. Mending salah sekali, tetapi salah dua kali, bo!

“Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia,” ucap Kiemas seperti penulis kutip dari Inilah.com. Padahal seharusnya sila kelima Pancasila bunyinya “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Artinya, kata “bangsa” yang diucapkan Kiemas seharusnya “rakyat”. Anda tahu dong perbedaan bangsa dan rakyat? Jangan-jangan sila ke-5 sudah direvisi ya?




Ternyata bukan sila ke-5 saja yang salah ucap. Saat membacakan sila keempat, lidah suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini pun keseleo. Taufik mengucapkan, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat permusyawararatan perwakilan”. Anda tahu apa kekurangan dari sila ke-4 itu? Untunglah Kiemas meralat kesalahan itu.

Kesalahan pada manusia itu lumrah, tetapi entahlah, buat saya, kesalahan dua kali dan terjadi pada seorang Ketua MPR agaknya perlu dicermati. Saya jadi bertanya-tanya, barangkali Ketua maupun anggota MPR dan DPR perlu rajin-rajin upacara agar ingat sila-sila Pancasila. Apalagi belum lama ini pimpinan MPR dan DPR sepakat untuk menggelorakan kembali Gerakan 4 Pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ke seluruh elemen bangsa Indonesia. Empat pilar yang dimaksud tak lain adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.

Nah, kalo kelima sila Pancasila saja masih sering salah ucap atau keseleo, warga masyarakat yang disosialisasikan Gerakan 4 Pilar itu jadi bertanya-tanya. Wah, jangan-jangan gerakan ini cuma lyp service aja. Duh, kasihan banget sih Pancasila-ku…

TES KEPERAWANAN: YES or NO?

Beberapa hari ini salah satu berita yang sedang hangat adalah bergulirnya wacana tentang tes keperawanan. Wacana yang digulirkan DPRD Jambi ini ditujukan bagi para siswi yang hendak masuk ke SMP menuju SMA serta siswi lulusan SMA yang hendak masuk ke bangku kuliah. Seperti biasa pasti ada yang pro, namun banyak pula yang kontra.



Malam ini di Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam tvOne, saya menyimak perbincangan tersebut. Dua narasumber, yakni Febriansyah Darus, SpOG (seksolog)dan Rosmini (psikolog), tidak menyetujui wacana tes keperawanan bagi siswi-siswi. Namun begitu host mewawancarai dua orangtua (seorang ibu dan seorang bapak) on the spot di fX Plaza Sudirman, mereka sangat setuju dengan wacana ini.

Bagaimana dengan Anda? Setujukah Anda? Atau wacana ini terlalu berlebihan?