Friday, June 22, 2012

TINGKAT KEAMANAN KONDOM MENCEGAH HIV/ AIDS CUMA 70%

Kami tidak dapat memberitahukan kepada khalayak ramai sejauh mana kondom dapat memberikan perlindungan pada seseorang. Sebab, menyuruh mereka yang telah masuk ke dalam kehidupan yang memiliki risiko tinggi (seks bebas dan pelacuran) ini untuk memakai kondom sama saja artinya dengan menyuruh orang yang mabuk memasang sabuk ke lehernya.”
(M. Potts, Presiden Family Health International, salah seorang pencipta kondom)

***

Barangkali Menteri Kesehatan (Menkes) pilihan Pak Beye: Nafsiah Mboi perlu membaca banyak buku penelitian tentang kondom. Bu Menkes lupa, bahwa pada 1993, Direktur Jenderal WHO, Hiroshi Nakajima pernah mengatakan tentang efektivitas kondom yang diragukan untuk mencegah virus HIV/ AIDS. Bahkan J. Mann dari Harvard University pada 1995 mengungkapkan hasil penelitiannya yang mengungkap, tingkat keamanan kondom hanya 70 persen. Artinya, 30 persennya lagi tidak aman. 

Bloggers, setiap kondom punya serat berbentuk lubang yang besarnya 1/60 mikron (dalam keadaan tidak meregang) dan 10 kali lipat lubangnya dalam keadaan meregang. Memang, jika dimasukkan air, seakan-akan air yang dimasukkan itu tidak keluar. Namun sesungguhnya tidak, karena itu tadi, kondom (berbahan latex) memiliki pori-pori. Sementara dalam penelitian yang diungkapkan di konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) ini, virus HIV itu 1/250 mikron. Jadi seribu kali lipat lebih kecil dibanding pori-pori kondom. Jadi seandainya ada anak-anak remaja berzina menggunakan 10 lapis kondom, virus-virus HIV/ AIDS masih tetap bisa keluar dari kondom itu. Dapat diumpamakan bahwa besarnya sperma seperti ukuran jeruk Garut, sedangkan kecilnya virus HIV/AIDS seperti ukuran titik.

Tentang 30 persen tingkat kebocoran virus AIDS pada kondom ini, telah diteliti oleh Carey dari Division of Pshysical Sciences, Rockville, Maryland, USA pada 1992. Pada penelitian tersebut, ia meneliti 89 kondom yang beredar di pasaran. Ia menemukan kenyataan, virus HIV tetap dapat menembus kondom. Dari 89 kondom, ternyata 29 kondom bocor.

Dalam rubrik SuaraPublika pada 13 September 2001, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. Dadang Hawari juga pernah menulis hasil rangkuman beberapa pernyataan tentang kontroversi kondom sebagai pencegah penyebaran AIDS. Pernyataan ini berdasarkan data-data. Oleh karena itu, di akhir tulisan, Prof. Dadang menegaskan, bahwa kelompok yang menyatakan kondom 100% aman, merupakan pernyataan yang MENYESATKAN dan BOHONG.

Bukan cuma Prof. Dadang, pada 2000, Prof. Dr. Biran Affandi pernah melakukan penelitian, yang menyimpulkan, tingkat kegagalan kondom dalam Keluarga Berencana (KB) mencapai 20 persen. Sebelumnya, pada 1994, Prof. Dr. Haryono Suyono (Ketua BKKBN zaman Orde Baru) juga pernah mengeluarkan pernyataan, bahwa kondom itu dirangcang bukan untuk mencegah virus HIV/ AIDS.

Kesesatan dan kebohongan yang dilakukan Menkes dengan program kondomisasi ini juga diutarakan oleh V. Cline. Pada 1995, Profesor psikologi dari Universitas Utah, Amerika Serikat ini mengatakan, memberi kepercayaan pada remaja atas keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom sangat keliru. Penyakit kondom hanya dapat mereduksi risiko penularan, tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan (transmisi) virus HIV/ AIDS.

Jika para remaja percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/ AIDS atau penyakit kelamin lainnya, berarti mereka telah tersesatkan,” kata V. Cline.

Bloggers, kondomisasi cuma sebuah solusi pragmatis yang sangat menyesatkan. Kondomisasi bukan menghilangkan akar sesungguhnya, yakni seks bebas yang terjadi di kalangan remaja yang memang sangat memprihatinkan. Pada 2000, Joni Rasmanto, SKM, Mkes mengeluarkan data tentang prilaku seks bebas di kalangan remaja di Jawa Barat (Jabar) dan Bali.

Dalam penelitian, terungkap 6,9 persen remaja di Jabar usia 12-17 tahun sudah melakukan hubungan intim. Lalu di Bali, 5,1 persen remaja berusia 15-19 tahun sudah making love. Sementara angka nasional aborsi pada 2000 mencapai 1.982.880 kasus. 

Pada 2004, Synovate Research melakukan survey tentang prilaku seksual remaja di 4 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan dengan jumlah responden 450 orang dengan kisaran usia 15-24 tahun. Hasil penelitian yang dimunculkan di vivanews.com ini menunjukan, ada 16 % sudah melakukan hubungan seks. Tempat mereka melakukan hubungan seks favorit adalah di rumah (40 %), kos-kosan (26%), dan hotel (26 %). 

Dalam Kongres Nasional I Asosiasi Seksiologi Indonesia (Konas I ASI) di Denpasar, Bali pada Juli 2002, Hudi Winarso dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Surabaya juga mengemukakan penelitian serupa. Dari 180 mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Surabaya berusia 19-23 tahun, 40% mahasiswa sudah pernah melakukan seks bebas.

Tentu, angka-angka tersebut akan terus meningkat. Namun kondomisasi bukan solusi, apalagi sejumlah penelitian tentang kondom telah membuktikan, kondom tidak efektif. Anehnya, dalam situs BKKBN (http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/referensi/media/detail/341), instansi ini masih tetap yakin kodom sebagai solusi. “Amat sulit mengubah prilaku seksual seseorang, sebagaimana orang gemar ngebut (naik motor dengan kecepatan tinggi) sulit untuk disuruh berhenti ngebut, maka mereka dianjurkan pakai helm agar bila terjadi kecelakaan tidak terlalu fatal. Upaya ini disebut harm reduction.”.

Sungguh lucu, BKKBN membuat analogi pegiat seks bebas dengan seorang pengendara motor yang gemar ngebut. Institusi ini bukan memberikan pendidikan agar tidak perlu ngebut, tetapi malah mempersilahkan tetap ngebut, tapi supaya aman pakai helm. Dan sepertinya di pernyataan tersebut, BKKBN sudah frustrasi dengan prilaku seks bebas, sehingga mereka mengatakan ‘amat sulit’. Padahal jika melihat survey yang dilakukan oleh Synovate Reseach, kita mencegah para remaja melakukan hubungan seks sebelum nikah.

Jika berkaca pada data-data sejumlah pakar kesehatan dunia, semoga Menkes insyaf serta kembali ke jalan yang benar dan melupakan program kondomisasi untuk para remaja Indonesia. Atau jangan-jangan kondomisasi ini proyek titipan, sehingga anak buah Pak Beye ini ngotot dengan kondomisasi? Sebab, di Australia ada program yang mirip dengan gagasan Menkes ini, yakni One Dollar One Condom, dimana kondom dijual bebas sebagaimana Anda ingin membeli minuman ringan di sebuah kulkas transparan. Cukup memasukkan uang recehan, pilih kondom, dan Anda pun langsung mendapatkan kondom sesuai selera Anda.

Bloggers, tulisan ini saya tutup dengan pernyataan pakar AIDS, R. Smith pada 1995, yang penulis kutip dari Republika 12 November 1995. Setelah bertahun-tahun meneliti tentang AIDS dan penggunaan kondom, lalu mengecam para penyebar free sex dengan cara menggunakan kondom, Smith menyimpulkan:

Menggunakan kondom untuk mencegah AIDS sama saja dengan mengundang kematian.”

Tuesday, June 19, 2012

PEMBAKARAN BUKU YANG MENGHINA RASULULLAH: PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA LUAR BIASA !!!

Akhirnya PT. Gramedia Pustaka Utama memusnahkan 216 eksemplar buku 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia pada Rabu (13/6) kemarin di Bentara Budaya, Jakarta Pusat. Buku yang diterjemahkan dari karya Douglas Wilson ini telah meresahkan ummat Islam, karena sangat menghina Rasulullah SAW.

Selanjutnya ia (Muhammad) memperistri beberapa wanita lain. Ia menjadi seorang perampok dan perompak, memerintahkan penyerangan terhadap karavan-karavan Mekkah. Muhammad memerintahkan serangkaian pembunuhan demi meraih kendali atas Madinah, dan di tahun 630 M, ia menaklukkan Mekkah”. (hal 24).


Di halaman 25 alinea kedua dan ketiga, Wilson juga membuat penafsiran, bahwa agama yang dibaca Rasulullah SAW (baca: Islam), selalu ditegakkan dengan pedang.

Ulasan tentang buku 5 Kota Paling Berpengaruh tersebut pertama kali ditulis oleh Republika (8/6/20212). Hal ini kemudian mengundang reaksi keras dari masyarakat, begitu pula dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menurut mereka, terbitnya sebuah buku tentu sudah melewati seleksi Editor, apalagi sekelas Gramedia Pustaka Utama. Pengaduan masyarakat sampai pula ke Polda Metro Jaya.

Bloggers, Dr. Mujiburrahman pernah menulis tentang penghinaan Islam sepanjang sejarah Indonesia yang dimuat di bukunya, Mengindonesiakan Islam: Representasi dan Ideologi (Pustaka Pelajar, 2008). Yakni (1) kasus J.J. Ten Berg tahun 1931; (2) kasus Langit Makin Mendung tahun 1968; (3) dan kasus Monitor 1990.

J.J. Ten Berg, seorang Jesuit Belanda yang bekerja di Muntilan ini menulis, bahwa Nabi Muhammad seorang yang goblok yang sangat sensualitas yang punya kebiasaan tidur dengan banyak wanita tidak layak mengomentari konsep trinitas dalam agama Kristen. Di tulisan yang dimuat di jurnal ilmiyah bernama Studien pada 1931 ini, ia juga mengatakan, “Pandangan Al-Qur`an yang mengatakan Jesus tidak disalib bukanlah temuan Muhammad melainkan dicuri dari pandangan sekte dekotik kuno, ten berg juga menegaskan bahwa Al-Qur`an menurutnya adalah interpretasi terhadap Injil dengan hasil yang sangat buruk sehingga yang tersisa hanyalah cerita-cerita yang salah paham”.

Di awal Orde Baru, pada 1968 majalah kebudayaan Sastra asuhan HB. Jassin menerbitkan sebuah cerpen berjudul Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin (nama samaran). Cerpen ini diprotes kaum Muslimin. Saat itu kantor majalah Sastra sempat didatangi para demonstran. Kejaksaan Sumatra Utara memerintahkan penarikan majalah itu dari peredaran. Bahkan Menteri Agama Moh. Dahlan menuntut pimpinan majalah sastra HB. Jassin dengan tuduhan penghinaan Agama.

Perhatikan sekelumit cerpen Langit Makin Mendung berikut ini:

“…Nabi Muhammad dan Jibril menjelma menjadi sepasang burung elang dan menyaksikan langsung kehidupan cabul dikawasan Senen Jakarta.

Sepasang elang terbang di udara senja Jakarta yang berdebu menyesak dada dan hidung mereka tercium asap knalpot dari beribu mobil. Diatas Pasar Senen tercium bau timbunan sampah menggunung, busuk dan mesum. Kemesuman makin keras terbau di atas Stasiun Senen. Penuh ragu Nabi hinggap di atas gerbong-gerbong kereta daerah planet.

Pelacur-pelacur dan sundal asyik berdandan. Bedak penutup bopeng, gincu merah murahan dan pakaian pengantin bermunculan. Di bawah gerbong beberapa sundal tua mengerang-lagi palang merah-kena raja singa. Kemaluannya penuh borok, lalat-lalat pesta menghisap nanah. Senja terkapar menurun diganti malam bertebar bintang di sela-sela awan. Pemuda tanggung masuk kamar mandi berpagar sebatas dada, cuci lendir. Menyusul perempuan gemuk penuh panu di punggung, kencing dan cebok. Sekilas bau jengkol mengambang. Ketiak berkeringat amoniak, hasil main akrobat di ranjang reot…

Kasus penghinaan Rasulullah SAW adalah kasus Monitor. Tabloid terbitan Kompas-Gramedia ini mengadakan polling mengenai orang yang paling dikagumi oleh para pembacanya. Hasil polling tersebut diterbitkan pada 15 Oktober 1990 dengan judul “Kagum 5 Juta”. 

Menurut polling tersebut, Rasulullah SAW berada di urutan 11, satu tingkat di bawah Pimpinan Redaksi (Pimred) Monitor, Arswendo Atmowiloto. Begitu diterbitkan, langsung mengundang reaksi. Beberapa tokoh muslim menuntut agar Arswendo diajukan ke pengadilan. Akhirnya Arswendo memang diadili dan dijatuhi 5 tahun penjara. 

Nah, kasus buku 5 Kota Paling Berpengaruh karya Wilson bisa mengulang sejarah Indonesia yang pernah terjadi tentang pelecehan terhadap Rasulullah SAW. Namun, Alhamdulillah, Direktur Utama PT Gramedia Pustaka Utama, Wandi S. Brata mengakui kesalahan, bahwa terbitnya buku ini memang keteledoran penerbit. Buku yang mulai diedarkan pada minggu ke-2 Maret 2012 sebanyak 3.000 eksemplar ini akhirnya dibakar Rabu kemarin.

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma’ruf Amin mengatakan, penerbit telah merespon dengan baik laporan masyarakat, sehingga kasus ini tidak perlu lagi menjadi polemik. Meski saya belum sempat memiliki, bahkan membaca buku tersebut, namun saya patut mengacungkan two thumbs up pada PT. Gramedia Pustaka Utama atas tindakannya.

Tuesday, June 12, 2012

FILM "HAFALAN SHOLAT DELISA": MENGINGATKAN KITA KEMBALI AKAN KEKUASAAN ALLAH



Minggu, 26 Desember 2004, hari Delisa (Chantiq Schagel) mengikuti ujian hafalan sholat bersama anak-anak lain di Lhok Nga, Aceh. Setelah beberapa teman, giliran anak bungsu dari empat bersaudara putri dari Ummi Salamah (Nirina Zubir) dan Abi Usman (Reza Rahadian) ini maju di depan Ustaz Rahman (Fathir Muchtar). Ia pun memulai bacaan shalatnya.

Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamawati wal ardhla haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikin

Tiba-tiba laut Lho Nga bergelombang beser. Ombak menggulung air laut menuju darat. Atap rumah runtuh. Pohon tumbang satu per satu. Seluruh orangtua murid yang semula menyaksikan ujian dari balik jendela panik, termasuk Ummi Salamah. Sementara di dalam ruang ujian, Delisa terus mengucapkan hafalan sholatnya. Dia teringat nasehat sang ustaz, agar tetap khusyuk dalam keadaan apapun.

Inna shaalaati wanusuki wamahyaaya wamaati lillahi raabil ‘alalamiina. Laasyarikalahu wabidza lika umirtu wa anaa minal muslimin


Dengan memejamkan matanya, Delisa tak larut dalam kepanikan. Padahal, tsunami sudah membuat orang-orang kocar-kacir di ruang ujian itu. Gelombang dahsyat tsunami berkekuatan 8,9 skala richter kemudian menggulung ketiga saudara perempuannya serta ribuan warga Aceh hingga tewas. Beruntung nyawa Delisa diselamatkan oleh Prajurit Smith (Mike Lewis) dari US Army. Sayang, ia harus kehilangan kaki kanannya karena diamputasi.

Tsunami menorehkan luka yang mendalam bagi Delisa. Ayah Delisa yang sehari-harinya bekerja di kapal tanker mencoba mengobati lukanya, meski sempat kehilangan kesabaran.Alhamdulillah, lambat laun Delisa mengerti, mengapa Allah memanggil Ummi dan ketiga saudaranya: Fatimah (Ghina Salsabila), Aisyah (Reska Tania Apriadi), dan Zahra (Riska Tania Apria).

Itu tanda kita sudah naik kelas. Allah telah menguji kita dan kita berhasil melewati dengan sabar dan ikhlas,” ujar Abi Usman pada Delisa.

Itulah cuplikan film Hafalan Shalat Delisa yang diangkat dari novel berjudul sama, karya Tere Liye. Film ini menarik sekali untuk ditonton, terlepas dari detail scene atau penokohan yang ada di film tersebut. Selain ceritanya begitu menyentuh, juga banyak pesan moral yang ingin dimunculkan di film garapan sutradara Sony Gaokasak ini.

Film ini mengingatkan kembali pada kita, bahwa tsunami yang terjadi di Bumi Serambi Mekkah itu adalah bukti kekuasaan Allah azza wa jalla. Seperti firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya : “Jadilah!” Lalu jadilah ia.” (QS.al-Baqarah {2}: 117).

Lewat film ini pula, kita diingatkan kembali untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi orang yang tak beriman, bencana adalah bentuk penyiksaan dan ketidakadilan Allah. Padahal bencana itu adalah ujian dan jalan mereka untuk syahid di jalan Allah. Tapi sebaliknya , bagi orang yang dimuraki Allah, maka bencana adalah azab Allah yang sangat pedih. Nauzubillahhi Minzalik.

Kepada Allah-lah tunduk dan patuh manusia di bumi, baik dengan suka maupun tidak” (Al-Imron: 83)

Janji Allah dalam surah tersebut sangat jelas menyebutkan agar manusia dapat berpikir. Semoga kita termasuk manusia yang berpikir, sehingga kita akan selamat dunia serta akhirat kelak. Dan kita selalu diberikan kesabaran, keselamatan, dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin ya Allah.

KECELAKAAN MAUT DAN PERINGATAN KERAS DARI ALLAH SWT



Link kecelakaan mobil yang menewaskan 9 orang itu mengerikan sekali. Si pembuat video amatir ini memperlihatkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan dalam kondisi mengenaskan. Sementara ada pria dewasa yang menggendong seorang anak kecil dalam kondisi mata terpejam. Anak ini masih menghembuskan nafas, meski berat. Beberapa orang yang melihat kondisi kritis anak itu, membacakan doa, berharap Allah menyelamatkan nyawanya.

Dalam video tersebut masih nampak pengemudi mobil Xenia yang keluar dari mobil. Beberapa saksi melihat si pengemudi keluar tanpa panik, sebagaimana pengemudi yang baru menewaskan orang. Ada kabar ekepresi si pengemudi itu “dingin”, karena ia menggunakan shabu.

Terus terang saya tidak ingin terlibat dalam polemik tentang trial by press and public atau hal lain. Yang pasti, ada sebab, pasti ada akibat. Kenapa si pengemudi mobil Xenia menabrak 9 orang di Tugu Tani, Jakarta Pusat, pasti ada sebab.

Blogger, dalam kasus ini saya sekadar mengingatkan, terutama untuk diri saya sendiri, bahwa peristiwa itu adalah peringatan keras dari Allah sebagai Sang Pencipta. Setiap kali kita melakukan tindakan yang melanggar perintah-Nya, Allah akan membalas dengan kontan. Beberapa kali saya mengalami ini: melakukan tindakan bodoh dan Allah langsung memberi peringatan, entah itu mobil terserempet, Blackberry dicopet, atau uang hilang entah kemana.

Dan Al-Qur’an juga mengingatkan manusia sekarang dengan musibah yang akan menimpanya jika mereka kufur dan bermaksiat pada Allah.

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS As-Syuraa 30).

Secara manhaj atau konsep, Al-Qur’an telah menjelaskan secara tuntas pada manusia tentang Sunnatut Taghyiir (sunnah perubahan) yang terjadi pada alam semesta khususnya manusia. Baik perubahan menuju yang lebih baik maupun perubahan menuju yang lebih buruk.

Beberapa kali saya mengalami ini: melakukan tindakan bodoh dan Allah langsung memberi peringatan, entah itu mobil terserempet, Blackberry dicopet, atau uang hilang entah kemana. Dua ayat di bawah ini juga sudah memperingatkan kita akan konsekuensi atas tindakan kita.

(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al Anfaal 53).

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS Ar-Ra’du 11).

Peristiwa tewasnya 9 orang itu pula menjadi peringatan keras pada pemerintah, khususnya Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) yang beritikad buruk menghilangkan Peraturan Daerah (Perda) tentang minuman keras (Miras). Bagi saya, entah Anda, baik itu miras atau narkoba, tak ada beda. Kedua produk itu merusak anak-anak kita dan generasi muda. Percayalah, tak ada nilai positif dengan mengkonsumsi dua produk itu. Tanpa narkoba atau miras, saya, Anda, dan kita semua masih bisa produktif menghasilkan karya, kok.

PENDERITA KANKER YANG DIVONIS MATI KENAPA BERTAHAN HIDUP?



Tulisan ini ingin melihatkan pada pembaca akan kuasa Allah swt yang memperlihatkan fenomena “aneh” yang berkait dengan gen. Tentu Anda pernah tahu, ada seorang pasien pengidap kanker mematikan yang sudah divonis hanya dapat hidup selama enam bulan, ternyata bisa bertahan sampai satu tahun, atau bahkan bertahun-tahun.

Dokter yang berlaga seperti Tuhan –dengan memberikan jatah usia si penderita kanker-,ternyata tak bisa membuat “mati” pasien. Menurut Kazuo Murakami dalam bukunya The Miracle of the DNA: Menemukan Tuhan dalam Gen Kita (Mizan, 2011), fenomena ini terkait langsung dengan cara kerja gen kita. Namun, hasil akhirnya dapat berubah tergantung dari sikap yang dimiliki setiap individu.

Bloggers, dalam hal ini pola pikir (mind set) yang positif sangat berperan. Bahwa kondisi pasien kanker dapat berubah tergantung dari apakah sang pasien berpikir: “aku akan membaik” dan memusatkan seluruh energinya pada kepercayaan ia sehat. Atau sebaliknya, si pasien berpikir: “aku akan mati”, dan menyerah sepenuhnya pada penyakit kanker.

Peran berpikir positif dalam membangun gen-gen sangat bermanfaat,” ujar Murakami. “Sebab, pikiran memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap setiap orang. Sikap, lingkungan, dan informasi dapat merubah gen Anda”.

Penjelasan Murakami jadi mengingatkan saya pada seorang upline saat saya masih aktif di bisnis network marketing. “Jika ingin berpikir positif, bergaullah dengan orang-orang positif. Jika Anda ingin sukses, berkumpullah dengan orang-orang sukses”. Saya berpikir, hal yang sama terjadi pada mereka yang sebelumnya bertuhan, kemudian menjadi Atheis: “Jika Anda berkumpul dengan Atheis, Anda bisa menjadi Atheis”.

Buat orang Atheis, menghubungkan fenomena gen dengan sang Pencipta tentu membuat mereka gerah. Sama gerahnya Nietszche (1844-1900) terhadap Tuhan. Katanya, Tuhan telah mati. “Siapapun yang beragama pasti tidak bebas,” kata filosof proklamator kematian Tuhan di Barat ini.

Fenomena gen urusannya dengan gen, tidak ada hubungan dengan sang Pencipta. Begitulah jalan pikiran Atheis. Menurut Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi dalam bukunya Misykat (Insist, 2012), Atheis adalah fenomena intelektual modern (modern intellectual phenomenon), bukan keagamaan atau sosial. “Problemnya ada pada cendikiawan. Intelektual diadu dengan religiusitas, filsafat dengan teologi dan agama dengan sains”.

Bloggers, dalam buku, Murakami sempat melemparkan pertanyaan: “Apakah gen memiliki jiwa?”. Di Bab 6, yang diberi judul Menggabungkan Ilmu Pengetahuan dan Ketuhanan, di halaman 176-177, ilmuwan genetika ini mengatakan, “Hidup ini memiliki keseimbangan. Gen orangtua diwariskan kepada anaknya dan dari anak ke cucunya, dan begitulah hidup berlanjut. Namun, kita hanya bisa memastikan kelanjutkan gen, dan bukan kehidupan. Gen tidak sama dengan kehidupan. Gen hanyalah cetak biru, rancangan dan bukan kenyataan..”

Di halaman tersebut, Murakami ingin mengatakan, bahwa ada sang Pencipta yang menciptakan gen. Dan sang Pencipta itu yang menghidupkan dan mematikan makhluk di muka bumi ini. Sekali lagi, Dia bukanlah dokter yang memberikan vonis mati. Di halaman 178, ia menjelaskan tentang hubungan mind set pada seseorang dan sang Pencipta.

Pada umumnya, hal yang saya sadari adalah ‘pikiran’, bukan jiwa. Pikiran dapat merasakan kebahagiaan, kesedihan, dan rasa marah, tetapi ketika tubuh mati, pikiran tidak dapat terus hidup. Karena pikiran adalah bagian dari dunia sadar, maka pikiran pun tidak dapat dipisahkan dari raga dan oleh karenanya harus musnah bersama-sama dengan tubuh. Di pihak lain, dunia bawah sadar berada di luar pengetahuan manusia. Jiwa terhubung dengan dunia Sang Agung. Oleh karena itu, walaupun saya memiliki jiwa, biasanya saya tidak secara sengaja sadar akan-Nya. Inilah mengapa dunia surgawi tidak pernah dapat dimengerti hanya dari konteks logika dan kesadaran saja”.

Saya yakin, Murakami bukanlah seorang Muslim. Namun sebagai ahli genetika, ia justru menemukan Tuhan dan menganjurkan kita untuk selalu bersyukur pada-Nya. Apa yang dipesankan Murakami dalam buku Menemukan Tuhan dalam Gen Kita ini jadi mengingatkan saya pada kalimat yang berkali-kali muncul di surah ke-55 Ar-Rahman di Al-Qur’an, yakni Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?). Kalimat yang muncul sebanyak 31 kali ini sangat jelas memberikan pesan pada kita, bahwa: (1) seluruh mahkluk yang ada di muka bumi ini adalah cipataan Allah, termasuk manusia yang memiliki gen; (2) manusia tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan Allah swt. Hidup dan mati, semua adalah kuasa Allah swt, termasuk si penderita kanker yang telah divonis mati dokter.


Monday, June 4, 2012

21 ORGANISASI PERUSAK DUNIA


Bloggers, akhir pekan lalu, saya mampir ke toko buku. Sebetulnya tak ada niat membeli buku ‘serius’, karena di rak buku saya masih banyak buku ‘serius’ yang belum sempat saya baca. Namun seperti biasa, saya berkunjung ke rak buku politik dan sosial. Di deretan buku-buku itu, ada karya Michael Bradley berjudul Secret Societies.

Sebetulnya buku terbitan Octopus Publishing ini adalah buku lama. Tahun terbitnya saja 2005 dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia Juli 2008. Saya heran, kenapa saya baru melihat buku ini dan terlewat untuk membeli? Awalnya saya tergoda untuk tidak membeli, karena niat semula datang ke toko buku ini memang tidak mau membeli buku ‘serius’. Namun sungguh mati, buku Secret Sociaties ini luar biasa sekali. Apalagi kabarnya sejak awal terbit, buku ini ternyata mampu menyita perhatian banyak orang. Pada 2009, buku ini sudah mengalami cetak ulang yang keempat, sejak pertama kali terbit pada 2008. 

13388261621300378181
Lalu organisasi-organisasi apa yang dianggap sebagai perusak dunia? Silahkan Anda lihat ke-21 organisasi di bawah ini:

1.       The Assasin  
2.       The Bilderbergers
3.       The Bohemian Club
4.       The Club of Rome
5.       Council on Foreign Relations
6.       Essex Junto
7.       Freemasonry
8.       The Golden Dawn
9.       The Iluminati
10.   Knight Templer
11.   Ku Klux Khan
12.   Mafia
13.   Majestik: 12 The Aviary and the Aquarium
14.   Mensur
15.   Opus Dei
16.   The Order of Skull and Bones
17.   Sionus Prioratus
18.   The Rosicrucians
19.   The Round Table
20.   Triad
21.   Trilateral Commission

Bloggers, silahkan Anda cari di mesin pencari mengapa organisasi-organisasi ini dianggap sebagai perusak dunia. Namun yang pasti, dalam review buku Secret Society ini, situs http://www.goodreads.commenyebutkan, bahwa ke-21 organisasi ini adalah otak yang sengaja meletuskan perang dunia, perang etnis, premanisme, maupun terorisme. Mereka juga dalang perbudakan, perjudian, prostitusi, rusaknya perekonomian dan budaya negara, sampai penggundulan hutan.

Sayang seribu kali sayang, penerjemah buku Secret Society ini, Ety Triana, dianggap ngasal. Misal organisasiThe Knight Templar diterjemahkan olehnya sebagai “Komplotan Jawara Templar.” Menurut Agung Prabowo, salah seorang penerjemah, kata ‘Knight’ tidak cocok sekali dialihbahasakan sebagai ‘Jawara’. Terlebih lagi Ety menerjemahkan kata ‘Knight’ sebagai ‘Jagoan’ di halaman lain, sehingga tidak ada konsistensi. Sebenarnya sudah ada istilah dalam bahasa Indonesia yang cukup popular untuk mengalihbahasakan kata ‘Knight’, yakni ‘Ksatria’. Begitu juga dengan organisasi The Order of Skull and Bonesyang diterjemahkan sebagai ‘Komplotan Tengkorak dan Tulang-belulang’ dan kelompok The Round Tablediterjemahkan menjadi ‘Komplotan Meja Bundar’.

Anyway, lewat buku karya Bradley layak dijadikan koleksi. Sebab, organisasi-organisasi yang tercatat di buku ini menjadi musuh kita bersama. Sebab,merekalah yang menyebabkan kerusakaan di dunia ini. Dan situs http://www.goodreads.com pun menulis di ujung resensi buku ini:

Sekarang, mereka duduk manis dikursi goyang, memegang remote control didepan TV, mencecap secangkir kopi, saksikan penduduk dunia chaos. Satu tujuan merka : Seluruh bangsa menjadi budak dalam ‘Satu Pemerintahan Dunia’

Yang menarik lagi, di akhir halaman buku ini, Bradley menantang pembaca untuk mencari bukti jika buku ini dianggap tidak akurat. Dengan kata lain, penulis ini mengatakan, bahwa seluruh informasi dalam buku ini layak dipercaya. Harap maklum, buku ini ditulis dengan menggunakan riset dan penelitian yang matang.