Friday, August 19, 2016

UPACARA BENDERA HUT RI KE-71 DI SEKOLAH KOLONG JEMBATAN ANCOL

Di HUT RI ke-71 pada 17 Agustus 2016 ini, saya menyempatkan diri ikuti upacara bendera di Sekolah Darurat Kartini (SDK) yang berlokasi di kolong jembatan tol, Ancol, Jakarta Utara. SDK adalah sekolah yang didirikan oleh Ibu Guru Kembang, yakni Ibu Ryan dan Ibu Rossy.



Saturday, July 2, 2016

SD ISLAM AT TAQWA RAWAMANGGUN, SD ISLAM FAVORIT DI JAKTIM



Banyak sekolah Islam di Jakarta ini, namun output siswa yang ada di sekolah tersebut tak mencerminkan ke-islam-an. Sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan nama Islam sebagai brand, sementara anak-anak tak dibekali akidah dan ketauhidan yang kuat pada Allah. Walhasil, akhlak siswa-siswi di sekolah-sekolah tersebut tak beda dengan sekolah non-Islam.

Diam-diam At-Taqwa yang awalnya "tak diunggulkan", karena bukan sekolah Islam franchise yang menjual brand, lambat laun menjadi sekolah favorit. Sekolah Islam ini pun belakangan banyak diincar oleh para orangtua. Andai sekolah ini punya sekolah di jenjang SMP dan SMA, saya yakin, At-TAqwa semakin melambung, mengalahkan sekolah-sekolah Islam lain, khususnya di Jakarta Timur.  

MAIN DI FILM "JILBAB TRAVELER" - GIRING NIDJI PUNYA PENDAPAT SOAL CEWEK ...

Wednesday, June 22, 2016

HAMAS SYAHID: "LUANGKAN WAKTU MINIMAL 1 JAM DEKAT DENGAN AL QUR'AN"



Al-Qur'an bukanlah pajangan, tetapi sebagai buku pedoman hidup. Oleh karena itu, luangkan waktu minimal 1 jam untuk dekat dengan al-Qur'an.



Thursday, June 16, 2016

KEREN NIH! KELAS HYPNOTHERAPY HUGHES

Selama ini orang menganggap hypnotheraphy itu adalah ilmu untuk
menghipnotis orang ala Uya Kuya. Image kek gitu yang bikin hypnotheraphy
negatif. Nah, Dewi Hughes bikin workshop bagi mereka yang mo mengenal apa itu hypnotheraphy secara mendasar.

Sebelum daftar, silahkan saksikan suasana workshop plus penjelasan
singkat Hughes mengenai hypnotheraphy di video di bawah ini....






Tuesday, June 7, 2016

Pak RW ini Nyulap Lokasi Sampah Jadi Ladang Pisang - INSPIRATIF!


Badan boleh kurus kering, tetapi gagasan untuk menghijaukan tempat pembuang sampah liar ini luar biasa! Pak RW Kramat Jati, Jakarta Timur ini menjadi salah satu sosok inspiratif yang patut kita contoh.

Inilah video hasil liputan saya mengunjungi kebun yang dikelola oleh warga RW 09 Kramat Jati, hasil dari gagasan Ketua RW ini.

r

Rumah Merah 1 Miliar milik Ibu Guru Kembar

Siapa yang tak kenal Ibu Guru Kembar ini? Mereka berdua adalah sosok inspiratif yang sudah lebih dari 25 tahun mengajar anak-anak miskin yang tak mampu membayar uang sekolah. Di bawah kolong jembatan, Ibu Ryan dan Ibu Rossy dengan konsisiten mengajar anak-anak mulai dari TK sampai SMA.

Sejumlah penghargaan, mulai dari piala, plakat, piagam, dan lain-lain tersimpan rapi. Begitu pula foto-foto lama, ketika mereka pertama kali membuka Sekolah Darurat Kartini di kolong jembatan. Nah, agar dokumen berharga itu bisa dilihat oleh banyak orang dan menginspirasi, mereka mendirikan galeri yang diberi nama "RUMAH PENDIDIKAN".

Berikut video hasil liputan saya mengunjungi RUMAH PENDIDIKAN yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.



Monday, June 6, 2016

TERIMA KASIH MAS PUTRA GO-JEK

Malam itu, sehabis berkunjung ke rumah Ibu Guru Kembar di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, tiba-tiba motor saya ngadat. Saya sudah duga, pasti gara-gara bensin benar-benar habis-bis. Bukan...bukan, karena saya nggak punya duit, sehingga nggak ngisi bensin.Kejadian itu akibat kesalahan saya sendiri.

Sebetulnya sebelum pergi, saya sudah punya niat untuk ngisi bensin. Namun, saya yakin bensin di tangki motor cukup. Dugaan ini, karena setiap kali jarum di penunjuk bensin di garis terakhir, itu tanda bensin masih ada, tetapi harus diisi. Berkali-kali saya isi dalam kondisi penunjuk bensin di garis terakhir, bensin selalu luber (baca: meluap keluar dari lubang tangki bensin). Sayang kan kalo bensin selalu luber? Makanya,  bermodal pengalaman itu, saya nggak ngisi bensin sebelum ke rumah Ibu Guru Kembar. Berharap pulang, baru ngisi.

Sayang, dugaan saya bensin motor cukup sampai ke POM bensin terdekat, salah. Motor mulai ngadat tak jauh setelah keluar dari rumah Ibu Guru Kembar. Dan benar-benar mati alias nggak bisa lagi dikemudikan pas di jalan raya Kelapa Gading Boulevard.

"Kanapa, Pak?" 

Tiba-tiba seorang pengendara motor menghampiri saya. Saat itu saya sudah siap berjalan kaki beberapa ratus meter untuk mencari POM bensin terdekat, sambil membawa mendorong motor. Namun, pria ini menyapa saya dan menawarkan bantuan.

"Ayo kita derek, Pak," tawar si pengendara motor ini.

Apakah saya curiga? Tidak. Saya langsung meng-iya-kan tawaran pria ini, apalagi pria ini ternyata memakai jaket khas perusahaan jasa ojek on-line yang belakangan sedang happening. Ya, apa lagi kalo bukan Go-Jek. Itu sebabnya, saya langsung turut perintah.

"Bapak naik motor, nanti kaki saya nginjak sadel motor bapak..."

Walhasil, "atraksi" derak ala motor pun dilakukan. Mas Go-Jek menjalankan motor dan satu kaki ke sadel motor saya, sementara saya tetap mengemudikan motor dalam kondisi mesin mati. Selama ini, "atraksi" ini saya lihat di jalan-jalan. Terus terang saya kesal kalo lihat ada motor yang saling berdempetan, dimana satu penumpang kakinya disangkutkan ke motor yang ada di samping. Nyempit-nyempitin jalan. Eh, malam itu saya melakukan "atraksi" itu di jalan. Untung, kondisi jalan di Kelapa Gading Boulevard sudah relatif lancar, jadi "atraksi" kami tidak memacetkan jalan.

"Mas siapa namanya?" tanya saya.

Di awal menawarkan diri menolong, saya nggak sempat nanya nama si mas Go-Jek. Saya baru leluasa bertanya ketika motor berhenti di lampu merah. 

"Putra..."

Alhamdulillah, "atraksi" derek ala motor ini hampir sampai di dekat POM bensin. Lokasi POM bensin berada di dekat kampus AMI-ASMI, Pulo Mas, Jakarta Timur. Motor saya dan mas Putra pun berhenti di depan pintu masuk POM bensin.

"Sudah ya, Pak," ujar mas Putra.

Dalam hitungan beberapa detik, setelah memberhentikan motor, mas Putra langsung menancap gas motor dan kabur. Saya pun berteriak memanggilnya.

"Mas tunggu! Tunggu!"

Padahal saya sudah mau memberikan uang sebagai jasanya menolong saya. Saya ikhlas, walau nggak ditagih. Namun, mas Putra nggak berenti. Ia tetap menambah kecepatan meninggalkan saya. Ia hanya melambaikan tangan.

Ya Allah, baik sekali mas Putra ini. Sungguh, ternyata ia ikhlas menolong saya. Ketika saya yang sudah akan mendorong motor sampai POM bensin, ia menawarkan diri. Begitu selesai menolong, ia kabur tanpa menunggu saya memberi duit. Mulia sekali mas Putra Go-Jek ini. Apa yang mas Putra lakukan pada saya, semoga menjadi inspirasi dari para pengendara Gojek lain  +Gojek Jakarta Driver +Gojek Bandung +Gojek Jakarta Driver +Gojek Jakarta Driver +Gojek Jakarta Driver +Gojek Bandung .GOLF. +Gojek Bandung Info 

Terima kasih mas Putra dari #GoJek. Semoga amal yang ikhlas kau berikan pada saya, akan dibalas dengan rezeki yang berlimpah dari Allah. Aamiin.  

Sunday, May 29, 2016

MELACAK JEJAK JAWARA BETAWI EPS # 1 BANG MADA

Pagi itu kebetulan saya ada acara di kampung Makasar, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelum ke kampung Makasar dan bertemu dengan beberapa orang, di pikiran saya, kampung ini merupakan kampung tempat orang-orang Makassar, Sulawesi Selatan. Ternyata...saya salah duga!

Makasar adalah sebutan untuk kampung yang dahulu kala banyak didiami orang kasar. Di kampung ini, muncul sejumlah jawara-jawara Betawi yang membantu dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Nah, ketika saya berada di kampung ini, munculah nama salah seorang jawara tersohor. Ia bernama Samada alias Bang Mada.

Berbekal nama Bang Mada, saya melakukan penelusuran. Mulai dari menanyakan Tukang Parkir di jembatan atas tol yang menghubungan antara wilayah Kramat Jati dan wilayah Makasar, lalu tanya warga yang kebetulan tinggal di dekat rumah peninggalan Bang Mata.

"Rumahnya nyang entuh (maksudnya "yang itu"), nyang di pojok, jualan air isi ulang," ujar salah seorang warga.

Alhamdulillah saya berhasil menjumpai istri dan dua orang anaknya. Awalnya mereka ragu memberikan keterangan tentang Bang Mada. Saya malah diantar ke keponakan Bang Mada, yang kata mereka sebagai saksi hidup. Namun, keponakan Bang Mada yang usianya sekitar 70-an ini pun ogah direkam kisahnya.

Setelah diping-pong sana-sini, akhirnya saya berhasil mewawancarai istri Bang Mada dan anaknya. Hasil wawancara ini saya videokan. Berikut video hasil wawancara saya tentang Bang Mada, jawara Betawi asal kampung Makasar, Kramat Jati ini.


Wednesday, May 18, 2016

BELAJAR BISNIS # 3: BISNIS BARU, HARAPAN BARU

Ketika masih aktif menjalankan MLM, saya selalu akrab dengan kata "DREAM" atau "IMPIAN". Saya dan anggota MLM kerap dijejali dengan kata "sakti" tersebut. Awalnya saya pengen (maaf) muntah. Betapa tidak, tiap hadir ke pertemuan, pelaku bisnis MLM sukses mengumbar kata-kata itu. Bukan cuma itu, senior kami (baca: upline) juga tak pernah jenuh menggali dream, dream, dan dream.

"Apaan seh mereka nanya-nanya dream mulu?!" umpat saya dalam hati.

Belakangan saya insyaf. Selama ini saya tidak pernah diajak untuk bermimpi. Saya hanya ditanya tentang cita-cita, saat masih TK. Setelah itu, mulai dari orangtua, guru, tetangga kiri-kanan, dan handai tolan, tak ada yang pernah bertanya:

"Apa sih impianmu?"

Well, bisa jadi mereka yang bertanya atau ditanya juga tidak punya impian atau malu mengungkapkan impian. Mereka takut dianggap, "orang gila" yang kerjaannya cuma mimpi tengah bolong.
  1. Sutralah, kerja aja yang bener, nggak usah mimpi-mimpi...
  2. Lu kebanyakan mimpi trus nggak kecapai bisa gilak...
  3. Percaya aja lah sama Tuhan. Jalan hidup lu udah ada yang ngatur...

Sejuta alasan akan kita tamui, ketika membicarakan tentang impian. That's why, impian saya pun terkubur, dan barangkali impian teman-teman yang membaca ini semua. Kita jadi tidak pandai bermimpi. Kalo pun bermimpi, paling pas tidur malam, sampai ngiler.

Temans, mimpi bukanlah sekadar "mimpi". Kalo cuma "mimpi", tak ada greget dan niat buat berjuang. Mimpi dengan tanda kutip sekadar angan-angan kosong. Tapi kalo mimpi itu kita jadikan MIMPI (tanpa tanda petik), insya Allah menjadi sesuatu. MIMPI menjadi sebuah harapan besar yang akan dikejar.

Ketika membuka bisnis, saya selalu menamkan sebuah harapan (baca: dream). Tentulah harapan yang paling besar adalah bisnis saya akan tumbuh besar, menggurita, dan akhirnya banyak pengusaha baru yang mem-franchise-kan bisnis saya. Itulah harapan.

Namun, dalam harapan sebuah bisnis, saya tak sekadar mencari untung. Ada banyak hal yang selama ini saya pelajari dan rasakan dalam menjalankan bisnis.

1. Berani Memulai
Tak semua orang berani terjun langsung berbisnis. Meski orang itu segudang, tetapi kalo tidak punya nyali, percayalah, ia tak akan berani memulai bisnis. Jadi, saya percaya, baik orang miskin atau orang kaya, kalo memang tidak punya nyali berbisnis, ya tak akan pernah berbisnis forever.

2. Berpikir Kreatif
Seringkali saya ditanya, punya ide kreatif bikin bisnis dulu atau memulai dulu? Pertanyaan tersebut langsung bisa dijawab dengan jawaban: silahkan lihat no 1. Lagi-lagi, berani memulai.Percuma kreativitas Anda segudang kalo akhirnya takut memulai bisnis. "Tapi saya nggak punya modal (baca: duit)". Hi, man!  Please deh! Tak semua bisnis selalu butuh modal duit. Ada beberapa bisnis yang saya jalankan tanpa duit. Satu bisnis saya yang sekarang saya jalankan tidak pakai duit, tapi modal kreativitas.

3. Mempraktekkan Leadership
Saya baru tahu, tak semua karyawan di kantor yang tidak jadi Bos, tidak punya kepemimpinan saat berbisnis. Ia boleh berstatus sebagai pegawai biasa, tetapi begitu berbisnis justru ia menjadi Bos. Bahkan, Bos di kantor belum tentu bisa jadi Bos dalam bisnis. Apa yang selama ini saya jalankan, leadership dalam dunia usaha berbeda dengan leadership saat kerja di perusahaan orang lain. Memang, kemampuan leadership secara umum, baik di kantor maupun saat bisnis tetap sama.

4. Kepekaan Sosial
Buat saya yang baru belajar bisnis, kepekaan sosial ternyata juga terjadi. Beberapa kali, saat memulai bisnis, saya selalu bertemu dengan orang-orang yang ingin memulai bisnis, tetapi tak punya modal. Atau seorang janda tua yang hidupnya serba kekurangan, tetapi ia memiliki kemampuan memasak dan tak takut untuk bekerja keras. Bermodal kepekaan terhadap lingkungan sosial, keberanian saya berbisnis tergerak dan jadilah sebuah peluang bisnis.

Back to topic, bahwa kita butuh yang namanya IMPIAN. Sebab, dari IMPIAN kita akan menaruh sebuah harapan dan berani berjuang untuk merealisasikan harapan tersebut. Namun ingat, untuk menuju kesuksesan, Anda tetap berdoa dan percaya Sang Pencipta yang menentukan IMPIAN itu bisa terjadi apa tidak. Anda tak boleh kesal, bahkan menyalahkan Tuhan, begitu sudah kerja keras tetapi kerap gagal. Anda harus punya modal lagi yang kuat, yakni KESABARAN dan BERPIKIR POSITIF pada Tuhan.

Saturday, May 14, 2016

ASSALAMU'LAIKUM PAK MARBOT, APAKAH BENAR MASJID SENAPELAN INI MASJID TUA?

Sobat, nggak afdol kalo ke Pekanbaru nggak berkunjung ke masjid Senapelan ini. Kenapa dianggap nggak afdol? Yaiyalah! Masjid ini adalah "saksi sejarah" perkembangan kota Pekanbaru dan nggak bisa lepas dari sejarah perkembangan Kerajaan Siak. Udah gitu, di samping masjid ada makam pendiri kota Pekanbaru ini.

Sebelum berkisah soal makam pendiri, mari saya ceritakan dulu soal Masjid Senapelan ini. Eh, kita ucapakan "assalamu'alaikum" dulu ke penjaga masjid ini. Nggak enak soalnya main masuk ke masjid kalo nggak mengucap salam. Sudah ngucap salam? Baiklah. Jadi sobat sekalian, masjid ini dibangun pada abad-18 atau sekitar 1762 M. Yakni di masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan IV) dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Sultan V) dari Kerajaan Siak.



Selama berdiri, masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama pada 1775. Saat itu Sultan Alamuddin merenovasi, karena sudah nggak bisa menampung jamaah yang semakin hari semakin banyak di kota Senapelan. Pas saya berkunjung ke masjid ini, renovasi masih belum selesai.

Di samping masjid terdapat makam pendiri kota Pekanbaru, yaitu Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Almarhum bergelar Marhum Bukit. Di area makam juga terdapat makam sultan keempat Siak, yakni Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah. Almahum bergelar Marhum Pekan.




img


KOK TUGU KEK GITU BERBIAYA 1 MILIAR?

Ketika berkunjung ke Pekanbaru, saya menyempatkan diri mampir ke sebuah tugu. Biasanya, setiap tugu punya kisah tersendiri. Hal yang sama terjadi pada tugu yang terletak di jalan Cut Nyak Din I ini. Kisah pertama, tugu ini punya nilai historis, yakni sebagai tugu Countdown PON XVIII Riau. Sebagaimana sebagian dari Anda tahu, PON sempat dilaksanakan di Riau.

Kisah kedua, yang sangat menyesakkan adalah, tugu ini menghabiskan dana senilai Rp 1,6 miliar. Kenapa menyesakkan? Ya, Anda lihat saja sendiri foto di bawah ini, apakah harga pembangunan tugu ini semahal itu? Saya yakin, Anda akan bertanya-tanya dan geleng-geleng kepala...

"Kok tugu kek gitu berbiaya 1 miliar?"



Itulah kenapa pada 2012 lalu para mahasiswa  yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Riau berdaulat yang terdiri dari BEM Unri, BEM UIN, BEM UMRI, BEM UIR, Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), PD KAMMI Riau, dan Gerakan Mahasiswa Pembebasan protes. Bahkan berteriak lantang buat menyeret sang Gubernur untuk segera di-KPK-kan. Perjuangan mahasiswa berhasil. Gubernur Riau kala itu, yakni Rusli Zainal, di-KPK-kan, karena skandal suap dana venue PON XVIII Riau. Salah satu skandal itu ya tugu Countdown PON XVIII.

Ketika saya memfoto, dan sampai tulisan ini dibuat, saya masih nggak percaya, biaya produksi tugu ini 1 miliar. 

"Korupsinya gede bingits! Kebangetan emang!"