Wednesday, May 18, 2016

BELAJAR BISNIS # 3: BISNIS BARU, HARAPAN BARU

Ketika masih aktif menjalankan MLM, saya selalu akrab dengan kata "DREAM" atau "IMPIAN". Saya dan anggota MLM kerap dijejali dengan kata "sakti" tersebut. Awalnya saya pengen (maaf) muntah. Betapa tidak, tiap hadir ke pertemuan, pelaku bisnis MLM sukses mengumbar kata-kata itu. Bukan cuma itu, senior kami (baca: upline) juga tak pernah jenuh menggali dream, dream, dan dream.

"Apaan seh mereka nanya-nanya dream mulu?!" umpat saya dalam hati.

Belakangan saya insyaf. Selama ini saya tidak pernah diajak untuk bermimpi. Saya hanya ditanya tentang cita-cita, saat masih TK. Setelah itu, mulai dari orangtua, guru, tetangga kiri-kanan, dan handai tolan, tak ada yang pernah bertanya:

"Apa sih impianmu?"

Well, bisa jadi mereka yang bertanya atau ditanya juga tidak punya impian atau malu mengungkapkan impian. Mereka takut dianggap, "orang gila" yang kerjaannya cuma mimpi tengah bolong.
  1. Sutralah, kerja aja yang bener, nggak usah mimpi-mimpi...
  2. Lu kebanyakan mimpi trus nggak kecapai bisa gilak...
  3. Percaya aja lah sama Tuhan. Jalan hidup lu udah ada yang ngatur...

Sejuta alasan akan kita tamui, ketika membicarakan tentang impian. That's why, impian saya pun terkubur, dan barangkali impian teman-teman yang membaca ini semua. Kita jadi tidak pandai bermimpi. Kalo pun bermimpi, paling pas tidur malam, sampai ngiler.

Temans, mimpi bukanlah sekadar "mimpi". Kalo cuma "mimpi", tak ada greget dan niat buat berjuang. Mimpi dengan tanda kutip sekadar angan-angan kosong. Tapi kalo mimpi itu kita jadikan MIMPI (tanpa tanda petik), insya Allah menjadi sesuatu. MIMPI menjadi sebuah harapan besar yang akan dikejar.

Ketika membuka bisnis, saya selalu menamkan sebuah harapan (baca: dream). Tentulah harapan yang paling besar adalah bisnis saya akan tumbuh besar, menggurita, dan akhirnya banyak pengusaha baru yang mem-franchise-kan bisnis saya. Itulah harapan.

Namun, dalam harapan sebuah bisnis, saya tak sekadar mencari untung. Ada banyak hal yang selama ini saya pelajari dan rasakan dalam menjalankan bisnis.

1. Berani Memulai
Tak semua orang berani terjun langsung berbisnis. Meski orang itu segudang, tetapi kalo tidak punya nyali, percayalah, ia tak akan berani memulai bisnis. Jadi, saya percaya, baik orang miskin atau orang kaya, kalo memang tidak punya nyali berbisnis, ya tak akan pernah berbisnis forever.

2. Berpikir Kreatif
Seringkali saya ditanya, punya ide kreatif bikin bisnis dulu atau memulai dulu? Pertanyaan tersebut langsung bisa dijawab dengan jawaban: silahkan lihat no 1. Lagi-lagi, berani memulai.Percuma kreativitas Anda segudang kalo akhirnya takut memulai bisnis. "Tapi saya nggak punya modal (baca: duit)". Hi, man!  Please deh! Tak semua bisnis selalu butuh modal duit. Ada beberapa bisnis yang saya jalankan tanpa duit. Satu bisnis saya yang sekarang saya jalankan tidak pakai duit, tapi modal kreativitas.

3. Mempraktekkan Leadership
Saya baru tahu, tak semua karyawan di kantor yang tidak jadi Bos, tidak punya kepemimpinan saat berbisnis. Ia boleh berstatus sebagai pegawai biasa, tetapi begitu berbisnis justru ia menjadi Bos. Bahkan, Bos di kantor belum tentu bisa jadi Bos dalam bisnis. Apa yang selama ini saya jalankan, leadership dalam dunia usaha berbeda dengan leadership saat kerja di perusahaan orang lain. Memang, kemampuan leadership secara umum, baik di kantor maupun saat bisnis tetap sama.

4. Kepekaan Sosial
Buat saya yang baru belajar bisnis, kepekaan sosial ternyata juga terjadi. Beberapa kali, saat memulai bisnis, saya selalu bertemu dengan orang-orang yang ingin memulai bisnis, tetapi tak punya modal. Atau seorang janda tua yang hidupnya serba kekurangan, tetapi ia memiliki kemampuan memasak dan tak takut untuk bekerja keras. Bermodal kepekaan terhadap lingkungan sosial, keberanian saya berbisnis tergerak dan jadilah sebuah peluang bisnis.

Back to topic, bahwa kita butuh yang namanya IMPIAN. Sebab, dari IMPIAN kita akan menaruh sebuah harapan dan berani berjuang untuk merealisasikan harapan tersebut. Namun ingat, untuk menuju kesuksesan, Anda tetap berdoa dan percaya Sang Pencipta yang menentukan IMPIAN itu bisa terjadi apa tidak. Anda tak boleh kesal, bahkan menyalahkan Tuhan, begitu sudah kerja keras tetapi kerap gagal. Anda harus punya modal lagi yang kuat, yakni KESABARAN dan BERPIKIR POSITIF pada Tuhan.

No comments: