Monday, August 13, 2012

Setelah Olga, Giliran Wendy Cagur Memplesetkan Lagu “Rindu Muhammadku”

Belum juga sirna kasus Olga Syahputra yang melecehkan sapaan Assalamu’alaikum di acara Fesbukers (ANTV), kini giliran Wendy Cagur buat kasus. Pada program Saatnya Kita Sahur yang disiarkan langsung oleh Trans TV (24/7), pelawak ini memplesetkan lirik lagu Rindu Muhammadku dengan kata ‘sampah’.
 
Bloggers, pagi itu, Raffi Ahmad menyanyikan lagu Ampar-Ampar Pisang. Lagu itu diplesetkan oleh Wendy dengan kalimat: ‘Sampah-Sampah Pisang’. Lagu selanjutnya, Raffi menyanyikan sebait lagu Rindu Muhammadku karya Hadad Alwi: ‘Siapa yang cinta pada Nabi-nya pasti bahagia dalam hidupnya’. Oleh Wendy, lirik tersebut diplesetkan menjadi: ‘Sampah yang cinta pada Nabi-nya…”. 

Penggantian kata ‘SIAPA’ dengan ‘SAMPAH’ sepertinya biasa, wajar, dan tak masalah. Ya, namanya juga guyonan. Pasti sebagian dari Anda ada yang mengatakan hal itu. Namun tidak bagi Ahmad Faizal Iksan. Penonton Saatnya Kita Sahur menganggap, plesetan kata tersebut jelas menyinggung dirinya sebagai umat Islam. Tak heran ia melaporkan kejadian ini pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Sebagaimana penulis kutip dalam itoday.co.id (Selasa, 24/7), dalam kanal aduan di situs resmi KPI, Ahmad Faizal Iksan meminta KPI memberikan teguran keras kepada TransTV. Menurut Ahmad, guyonan Wendy tidak pantas dan melecehkan umat Islam. “Sungguh lawakan yang sangat tidak lucu dan menyinggung umat Muslim,” tulis Ahmad Faizal Iksan.

Bloggers, laporan Ahmad tentu sangat beralasan. Jika sebagai muslim Anda berpendapat plesetan itu biasa, berarti Anda golongan SAMPAH, sebagaimana diucapkan Wendy. Atau jangan-jangan Anda memang lebih suka dimasukkan ke dalam golongan SAMPAH? Anyway, kenapa sih pelawak model Wendy ini untuk mengumpulkan duit dari Trans TV harus melakukan pelecehan? Terhadap SIAPA yang di lagu tersebut merupakan umat Rasulullah SAW pula. Astagfirullah

Film “Omar” dan Sosok Presiden RI 2014

MNC TV boleh berbangga. Televisi ini berhasil merebut hati penonton televisi nasional di Ramadhan 1433 H ini. Di antara program-program komedi yang tak memberikan pesan edukasi, film Omar yang diputar Senin-Minggu pkl 04:00 wib di MNC TV ini berhasil rating tinggi. 

Menurut AC Nielsen, rata-rata rating film Omar berkisar 2,5 dengan share 25 persen. Bahkan di weekend, film Omar sempat meraih rating di angka 4. Sekadar info, rating adalah presentase dari penonton suatu acara dibandingkan dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Hitung-hitungannya, jumlah penonton program dikali 100 persen dibagi populasi televisi. 9 kota besar di Indonesia dengan jumlah survey ke 49,5 juta penonton televisi. Sementara share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel.

Bloggers, Omar memang menjadi film yang sangat menarik. Betapa tidak, beliau adalah seorang Khalifah dimana di masa kekuasaannya Islam tumbuh dengan pesat. Melalui kepemimpinannya, ia berhasil mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia, serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syiria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).

Tentu sebagian dari Anda masih ingat dengan kisah Umar dan rakyat kelaparan berikut ini:

Suatu malam, Sang Khalifah menemukan sebuah gubuk kecil yang dari dalamnya nyaring terdengar suara tangis anak-anak. Umar mendekat dan memerhatikan dengan seksama keadaan gubuk itu. Ia dapat melihat ada seorang ibu yang dikelilingi anak-anaknya.

Ibu itu kelihatan sedang memasak sesuatu. Tiap kali anak-anaknya menangis, sang Ibu berkata, “Tunggulah! Sebentar lagi makanannya akan matang.”

Selagi Umar memerhatikan di luar, sang ibu terus menenangkan anak-anaknya dan mengulangi perkataannya bahwa makanan sebentar lagi akan matang.

Umar menjadi penasaran. Setelah memberi salam dan meminta izin, dia memasuki gubuk itu dan bertanya kepada sang ibu, “Mengapa anak-anak Ibu tak berhenti menangis?”

“Itu karena mereka sangat lapar,” jawab si ibu.

“Mengapa tidak ibu berikan makanan yang sedang Ibu masak sedari tadi itu?”

“Tidak ada makanan. Periuk yang sedari tadi saya masak hanya berisi batu untuk mendiamkan anak-anak. Biarlah mereka berpikir bahwa periuk itu berisi makanan. Mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur.”

“Apakah Ibu sering berbuat begini?” tanya Umar ingin tahu.

“Ya. Saya sudah tidak memiliki keluarga ataupun suami tempat saya bergantung. Saya sebatang kara,” jawab si ibu datar, berusaha menyembunyikan kepedihan hidupnya.

“Mengapa Ibu tidak meminta pertolongan kepada Khalifah? Sehingga beliau dapat menolong Ibu beserta anak-anak Ibu dengan memberikan uang dari Baitul Mal? Itu akan sangat membantu kehidupan ibu dan anak-anak,” nasihat Umar.

“Khalifah telah berbuat zalim kepada saya,” jawab si ibu.

“Bagaimana Khalifah bisa berbuat zalim kepada ibu?” sang Khalifah ingin tahu.

“Saya sangat menyesalkan pemerintahannya. Seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya dalam kehidupan nyata. Siapa tahu, ada banyak orang yang senasib dengan saya.”

Umar berdiri dan berkata, “Tunggu sebentar, Bu. Saya akan segera kembali!”

Pada malam yang telah larut itu, Umar segera bergegas ke Madinah, menuju Baitul Mal. Ia segera mengangkat sekarung gandum yang besar di pundaknya. Abbas, sahabatnya membantu membawa minyak samin untuk memasak.

Maka, ketika Khalifah menyerahkan sekarung gandum yang besar kepada si ibu beserta anak-anaknya yang miskin, bukan main gembiranya mereka menerima bahan makanan dari lelaki yang tidak dikenal ini.

Umar berpesan agar ibu itu datang menemui Khalifah keesokan harinya untuk mendaftarkan dirinya dan anak-anaknya di Baitul Mal.

Setelah keesokan harinya, ibu dan anak-anaknya pergi untuk menemui Khalifah. Dan betapa sangat terkejutnya si ibu begitu menyaksikan bahwa lelaki yang telah menolongnya tadi malam adalah Khalifahnya sendiri, Khalifah Umar bin Khattab.

Segera saja si ibu minta maaf atas kekeliruannya yang telah menilai bahwa khalifahnya zalim terhadapnya. Namun Sang Khalifah tetap mengaku bahwa dirinyalah yang telah bersalah.

***

Umar bukan cuma dihormati umat Islam. Di mata pemimpin Nasrani, beliau sangat disegani. Betapa tidak, ketika pasukan Muslim yang tengah mengepung kota Yerusalem, membuat pasukan dan warga Kristen dan Yahudi sempat ketakutan. Harap maklum, warga Kristen masih trauma dengan dengan peristiwa direbutnya kota Yerusalem oleh tentara Persia dua dasawarsa sebelumnya. Pasukan Persia melakukan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan juga penajisan tempat-tempat suci. Namun, pasukan Muslim enggan menumpahkan darah di kota itu. Uskup Agung Sophronius menyerahkan kota suci itu ke khalifah Umar bin Khattab. 

Lain kisah, Umar menerima seorang utusan kaum Kristen dari Yerusalem. Di tempat ini Perjanjian Aelia (istilah lain dari Yerusalem) dirumuskan dan mencapai kata sepakat. Berdasarkan perjanjian Aelia, Umar menjamin keamanan nyawa dan harta benda segenap penduduk Yerusalem, juga keselamatan gereja, dan tempat-tempat suci lainnya. Penduduk Yerusalem juga diwajibkan membayar jizyah bagi yang non-Muslim. Mereka yang tidak setuju, dipersilakan meninggalkan kota dengan membawa harta-benda mereka dengan damai. 

Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah ‘Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi.”

Luar biasa bukan? Dalam perjanjian itu ada butir yang merupakan pesanan khusus dari pemimpin Kristen yang berisi dilarangnya kaum Yahudi berada di Yerusalem. Ketentuan khusus ini berangsur-angsur dihapuskan begitu Yerusalem berubah dari kota Kristen jadi kota Muslim. Melihat sejarah tersebut, sesungguhnya ketakutan sebagian orang terhadap syariat Islam yang diterapkan di sebuah Negara, sangat tidak beralasan.

Sosok Umar yang tegas dan sangat bersahaja, memang bisa menjadi contoh tauladan kita semua, terutama untuk pemimpin di negeri ini. Saya membayangkan, andai Presiden Indonesia 2014 nanti memiliki sosok sebagaimana Umar Bin Khattab? Namun terus terang, figur-figur calon Presiden 2014 yang sudah mulai unjuk diri, belum ada yang pantas disejajarkan dengan ketauladanan Umar. Semoga Capres-Capres sempat menyaksikan film Omar dan terinspirasi untuk menjadikan gaya kepimpimpinan Umar untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik.

MUI Apresiasi Program Ramadhan: Metro TV Banyak Pujian, Acara “Pesbukers” Banyak Teguran

Hasil evaluasi dari Tim Pemantau Tayangan Televisi Komisi Informasi dan Komunikasi MUI memberikan apresiasi terhadap beberapa program Ramadhan di televise. Program-program ini dianggap mengedepankan tayangan konstruktif atau membangun bagi ibadah Ramadhan.
 
Momentum Ramadhan, sebagai bulan muhasabah atau instropeksi, dan ajang latihan spiritualitas, hendaknya bisa mengetuk kesadaran dunia televisi agar ambil bagian dalam proses pembentukan anak bangsa,” kata Tim Pemantau tayangan televisi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi Informasi dan Komuniasi Imam Suhardjo kepada pers di Jakarta (6/7).

Bloggers, Metro TV adalah televisi swasta yang mendapat banyak pujian. Selain program Tafsir Al Misbah yang menampilkan Quraish Shihab, beberapa program Metro TV yang mendapat pujian adalah Sukses Syariah, Cahaya Hati, dan Humor Sahur

Serial Omar yang ditayangkan di MNC TV juga mendapat pujian. Menurut MUI, film yang diproduksi oleh Televisi Qatar ini menampilkan sirah Nabi Muhammad yang dilihat dari sudut pandang Umar bin Khattab.
Ustaz Fahmi Salim, MA menambahkan, film yang melibatkan 30 ribu actor dan tim teknis dari 10 negara berbeda ini tetap memberikan keuntungan terhadap edukasi umat Islam, yakni pelurusan sejarah yang selama ini diputarbalikan oleh ajaran-ajaran Syiah.

Film ini bagus untuk meluruskan fitnah-fitnah kelompok Syiah terhadap para sahabat,” ujar Fahmi sebagaimana penulis kutip dari situs Hidayatullah (07/08).

Tambah Fahmi, serangan Syiahnisasi tidak bisa disepelekan oleh dunia Islam. Sebab, Syiahnisasi sudah masuk pada tataran akar rumput masyarakat. Doktrin-doktrin Abdullah bin saba sebagai tokoh fiktif terus disebarkan oleh Syiah.  Pencelaan terhadap sahabat-sahabat Nabi Muhammad, termasuk terhadap Umar bin Khattab dan pengkultusan terhadap Ali ra, semakin gencar dilakukan.

Karena itulah salah satu manfaat film Omar ini untuk melawan Syiahnisasi,” tambahnya.

Program Musafir dan Jazirah yang ditayangkan Trans7 juga mendapat penghargaan dari MUI. Selain memperkenalkan negara-negara yang menjadi pusat penyebaran Islam di dunia pada awal kelahirannya, program tersebut bermanfaat bagi syiar Islam dengan gambaran dakwah Islam secara damai.

Sementara itu, di Indosiar terdapat program Catatan Harian Santri, Ceria Bersama Mamah dan Xtraligi: Ngaji Seni Bareng Slank yang dinilai kreatif dan mengambil sudut pandang berbeda dari sebuah permasalahan hidup. Lalu program Radio Show Sahur yang ditayangkan di tvOne mendapat apresiasi MUI, karena dinilai menarik dan arif untuk disimak.

Bloggers, MUI juga mengapresiasi beberapa tayangan sinetron bernafaskan religi, seperti Tukang Bubur Naik The Series (RCTI). Smash Ngabuburit, Mutiara Hati, Sabarr, Para Pencari Tuhan dan Insya Allah Ada Jalan yang ditayangkan di SCTV.

Sinetron tersebut memenuhi kualifikasi tontonan sekaligus tuntunan di bulan yang penuh berkah ini,” ujar Imam.

Selain program yang dianggap mengedepankan tayangan konstruktif atau membangun bagi ibadah Ramadhan ini, Tim Pemantau Tayangan Televisi Komisi Informasi dan Komunikasi MUI masih banyak menemukan program-program Ramadan masih menonjolkan guyonan yang bersifat merendahkan. 

Tentang guyonan yang bersifat merendahkan, secara legal telah tertulis di Undang-Undang Penyiaran, UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, pasal 36 ayat (6), melarang, “Memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.” Pelanggaran pasal ini diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10 miliar (pasal 57).

Lalu juga terdapat pada Peraturan KPI Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran (SPS), Pasal 24 ayat (1), menyatakan, “Program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina atau merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/ mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan Tuhan.” Pelanggaran atas pasal ini diancam sanksi “penghentian sementara” (pasal 80), dan bila tidak patuh, dapat diancam sanksi lebih keras: denda administratif; pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu;  tidak diberi perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran; atau pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran (pasal 75 ayat 2).

Jika para pengelola televisi membaca Al-Qur’an, pasti mereka tahu, bahwa di surat Al Hujurat (49) ayat 11,  secara terang benderang menyebutkan, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) .. Janganlah kamu mencela diri kamu sendiri. Dan janganlah saling memanggil dengan gelar yang buruk. .. Dan barang siapa tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Selain program-program Ramadhan masih menonjolkan goyonan yang bersifat merendahkan, juga ditemukan beberapa program Ramadhan yang dialognya berorientasi kepada hal-hal berbau seks dan pornografi. “Misalnya, ditemukan juga tingkah laku yang tidak sewajarnya seperti berpelukan dengan lawan main yang bukan muhrim,” ujar Imam.

Tambah Imam, beberapa acara komedi bertema Ramadhan, peran wanita yang dimainkan oleh pria juga masih dipertontonkan. Ironisnya, kemasan ini masih jadi andalan beberapa program televisi saat sahur ataupun berbuka.

Bloggers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sendiri selama pertengahan bulan Ramadhan telah memberikan teguran terhadap tujuh acara komedi televisi di enam stasiun TV. Nina Mutmaina Armando, Komisioner Bidang Isi Siaran KPI, mengatakan, teguran dikeluarkan karena tujuh acara itu dianggap melakukan pelanggaran berupa pelecehan seseorang atau kelompok, perlindungan anak, serta melanggar norma kesopanan dan penggolongan terhadap program siaran.

Tambah Nina, selama bulan Ramadhan ini, KPI menerima 31 pengaduan publik terkait acara khusus Ramadan. Pengaduan tahun ini terkait program-program televisi mencapai 7.147, naik dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar 5.000 pengaduan.

Bloggers, berikut ini sebagian acara-acara yang mendapat teguran KPI:

1.   Pada tayangan Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti) yang ditayangkan ANTV, 25 Juli 2012 , Rafi memperlihatkan contoh kecil prilaku kebebasan yang memang ingin dikampanyekan kaum liberal. Sambil bergandengan, Kristin dan Rafi berdialog, “Gimana kalo tukeran deh Hengki sama Yuni Sara, aku sama kamu, mau cobain stang tinggi”. Tanggal 26 Juli 2012 , terjadi adegan pelukan sampai jatuh berdua antara Olga dan Jesica. Adegan tersebut kemudian diteraki penonton, “Batal, batal.”, kemudian Jesica dipeluk-peluk Rafi dari belakang.

2.   Masih di tayangan Pesbukers pada 3 Agustus 2012, terjadi dialog antara Olga, Rafi (berperan sebagai Napi) dan Opie kumis (penjaga). Rafi mengatakan, “Aku nggak mau sekamar sama dia (menunjuk Olga) saya lagi tidur Pak, masa saya diisep-isep Pak, (jeda) mbun-mbun saya Pak terus digigit. Kalo sekamar lagi saya takutnya balik lagi cintanya sama dia.”

3.   Meski Humor Sahur di Metro TV dipuji, namun komedi yang ditayangkan pada 02.30 – 03.00 ini ada sedikit pelecehan yang tak terhindarkan. Pada tayangan Senin, 23 Juli 2012 misalnya. Ada perkataan kasar dan merendahkan, “Namamu seperti surga, tapi kelakuan neraka.” Ada lagi perkataan, “Ini Dajjal belum waktunya keluar,” kata salah satu pemain kepada pria berambut kribo. 

Lalu pada  Selasa, 24 Juli 2012, salah satu pembawa acara di Humor Sahur mengeluarkan kata-kata merendahkan, “Silahkan orang miskin bertanya.” Terdapat kalimat tidak pantas, “Allah menciptakan kita manusia untuk main-main, ngapain kita serius-serius.” Pada Sabtu, 28 Juli 2012, terdapat kata-kata merendahkan, “Ini dulu kafir, sekarang murtad.” Yang lain bilang,  “Ini host yang kurang kecerdasaannya.


4.  Di Trans TV pelecehan banyak terjadi, baik di program sahur Waktunya Kita Sahur (WKS) yang ditayangkan pada 02.30-04.30, maupun program menjelang buka, Ngabuburit. WKS dibintangi Jessica Iskandar, Raffi Ahmad, dan Olga Syahputra, dimana ketiganya juga tampil di Pesbukers ANTV. Sementara Ngabuburit dibintangi Budi Anduk, Okky Lukman, Ruben Onsu, dan Soimah. Materi dialog bintang-bintang itu sangat tidak mendidik. Mereka lebih banyak cemooh. Begitu pula materi pertanyaan kuis kedua acara itu yang tidak mengandung edukasi, pun materi-materi seputar Ramadhan.

5.  Opera Van Java (OVJ): Sahurnya Indonesia di Trans 7 yang dibintangi Sule, Parto, Nunung, Andre Taulaani, dan Azis Gagap juga kerap mengabaikan etika. Guyonan mereka lebih mengedepankan pelecehan fisik atau ucapan. Tayangan episode pada 4 Agustus 2012, salah satunya. Komedian Mpok Nori yang sudah lansia dibentak-bentak dan secara tiba-tiba dicium secara kasar oleh Sule.