Monday, August 13, 2012

MUI Apresiasi Program Ramadhan: Metro TV Banyak Pujian, Acara “Pesbukers” Banyak Teguran

Hasil evaluasi dari Tim Pemantau Tayangan Televisi Komisi Informasi dan Komunikasi MUI memberikan apresiasi terhadap beberapa program Ramadhan di televise. Program-program ini dianggap mengedepankan tayangan konstruktif atau membangun bagi ibadah Ramadhan.
 
Momentum Ramadhan, sebagai bulan muhasabah atau instropeksi, dan ajang latihan spiritualitas, hendaknya bisa mengetuk kesadaran dunia televisi agar ambil bagian dalam proses pembentukan anak bangsa,” kata Tim Pemantau tayangan televisi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi Informasi dan Komuniasi Imam Suhardjo kepada pers di Jakarta (6/7).

Bloggers, Metro TV adalah televisi swasta yang mendapat banyak pujian. Selain program Tafsir Al Misbah yang menampilkan Quraish Shihab, beberapa program Metro TV yang mendapat pujian adalah Sukses Syariah, Cahaya Hati, dan Humor Sahur

Serial Omar yang ditayangkan di MNC TV juga mendapat pujian. Menurut MUI, film yang diproduksi oleh Televisi Qatar ini menampilkan sirah Nabi Muhammad yang dilihat dari sudut pandang Umar bin Khattab.
Ustaz Fahmi Salim, MA menambahkan, film yang melibatkan 30 ribu actor dan tim teknis dari 10 negara berbeda ini tetap memberikan keuntungan terhadap edukasi umat Islam, yakni pelurusan sejarah yang selama ini diputarbalikan oleh ajaran-ajaran Syiah.

Film ini bagus untuk meluruskan fitnah-fitnah kelompok Syiah terhadap para sahabat,” ujar Fahmi sebagaimana penulis kutip dari situs Hidayatullah (07/08).

Tambah Fahmi, serangan Syiahnisasi tidak bisa disepelekan oleh dunia Islam. Sebab, Syiahnisasi sudah masuk pada tataran akar rumput masyarakat. Doktrin-doktrin Abdullah bin saba sebagai tokoh fiktif terus disebarkan oleh Syiah.  Pencelaan terhadap sahabat-sahabat Nabi Muhammad, termasuk terhadap Umar bin Khattab dan pengkultusan terhadap Ali ra, semakin gencar dilakukan.

Karena itulah salah satu manfaat film Omar ini untuk melawan Syiahnisasi,” tambahnya.

Program Musafir dan Jazirah yang ditayangkan Trans7 juga mendapat penghargaan dari MUI. Selain memperkenalkan negara-negara yang menjadi pusat penyebaran Islam di dunia pada awal kelahirannya, program tersebut bermanfaat bagi syiar Islam dengan gambaran dakwah Islam secara damai.

Sementara itu, di Indosiar terdapat program Catatan Harian Santri, Ceria Bersama Mamah dan Xtraligi: Ngaji Seni Bareng Slank yang dinilai kreatif dan mengambil sudut pandang berbeda dari sebuah permasalahan hidup. Lalu program Radio Show Sahur yang ditayangkan di tvOne mendapat apresiasi MUI, karena dinilai menarik dan arif untuk disimak.

Bloggers, MUI juga mengapresiasi beberapa tayangan sinetron bernafaskan religi, seperti Tukang Bubur Naik The Series (RCTI). Smash Ngabuburit, Mutiara Hati, Sabarr, Para Pencari Tuhan dan Insya Allah Ada Jalan yang ditayangkan di SCTV.

Sinetron tersebut memenuhi kualifikasi tontonan sekaligus tuntunan di bulan yang penuh berkah ini,” ujar Imam.

Selain program yang dianggap mengedepankan tayangan konstruktif atau membangun bagi ibadah Ramadhan ini, Tim Pemantau Tayangan Televisi Komisi Informasi dan Komunikasi MUI masih banyak menemukan program-program Ramadan masih menonjolkan guyonan yang bersifat merendahkan. 

Tentang guyonan yang bersifat merendahkan, secara legal telah tertulis di Undang-Undang Penyiaran, UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, pasal 36 ayat (6), melarang, “Memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.” Pelanggaran pasal ini diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10 miliar (pasal 57).

Lalu juga terdapat pada Peraturan KPI Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran (SPS), Pasal 24 ayat (1), menyatakan, “Program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina atau merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/ mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan Tuhan.” Pelanggaran atas pasal ini diancam sanksi “penghentian sementara” (pasal 80), dan bila tidak patuh, dapat diancam sanksi lebih keras: denda administratif; pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu;  tidak diberi perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran; atau pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran (pasal 75 ayat 2).

Jika para pengelola televisi membaca Al-Qur’an, pasti mereka tahu, bahwa di surat Al Hujurat (49) ayat 11,  secara terang benderang menyebutkan, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) .. Janganlah kamu mencela diri kamu sendiri. Dan janganlah saling memanggil dengan gelar yang buruk. .. Dan barang siapa tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Selain program-program Ramadhan masih menonjolkan goyonan yang bersifat merendahkan, juga ditemukan beberapa program Ramadhan yang dialognya berorientasi kepada hal-hal berbau seks dan pornografi. “Misalnya, ditemukan juga tingkah laku yang tidak sewajarnya seperti berpelukan dengan lawan main yang bukan muhrim,” ujar Imam.

Tambah Imam, beberapa acara komedi bertema Ramadhan, peran wanita yang dimainkan oleh pria juga masih dipertontonkan. Ironisnya, kemasan ini masih jadi andalan beberapa program televisi saat sahur ataupun berbuka.

Bloggers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sendiri selama pertengahan bulan Ramadhan telah memberikan teguran terhadap tujuh acara komedi televisi di enam stasiun TV. Nina Mutmaina Armando, Komisioner Bidang Isi Siaran KPI, mengatakan, teguran dikeluarkan karena tujuh acara itu dianggap melakukan pelanggaran berupa pelecehan seseorang atau kelompok, perlindungan anak, serta melanggar norma kesopanan dan penggolongan terhadap program siaran.

Tambah Nina, selama bulan Ramadhan ini, KPI menerima 31 pengaduan publik terkait acara khusus Ramadan. Pengaduan tahun ini terkait program-program televisi mencapai 7.147, naik dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar 5.000 pengaduan.

Bloggers, berikut ini sebagian acara-acara yang mendapat teguran KPI:

1.   Pada tayangan Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti) yang ditayangkan ANTV, 25 Juli 2012 , Rafi memperlihatkan contoh kecil prilaku kebebasan yang memang ingin dikampanyekan kaum liberal. Sambil bergandengan, Kristin dan Rafi berdialog, “Gimana kalo tukeran deh Hengki sama Yuni Sara, aku sama kamu, mau cobain stang tinggi”. Tanggal 26 Juli 2012 , terjadi adegan pelukan sampai jatuh berdua antara Olga dan Jesica. Adegan tersebut kemudian diteraki penonton, “Batal, batal.”, kemudian Jesica dipeluk-peluk Rafi dari belakang.

2.   Masih di tayangan Pesbukers pada 3 Agustus 2012, terjadi dialog antara Olga, Rafi (berperan sebagai Napi) dan Opie kumis (penjaga). Rafi mengatakan, “Aku nggak mau sekamar sama dia (menunjuk Olga) saya lagi tidur Pak, masa saya diisep-isep Pak, (jeda) mbun-mbun saya Pak terus digigit. Kalo sekamar lagi saya takutnya balik lagi cintanya sama dia.”

3.   Meski Humor Sahur di Metro TV dipuji, namun komedi yang ditayangkan pada 02.30 – 03.00 ini ada sedikit pelecehan yang tak terhindarkan. Pada tayangan Senin, 23 Juli 2012 misalnya. Ada perkataan kasar dan merendahkan, “Namamu seperti surga, tapi kelakuan neraka.” Ada lagi perkataan, “Ini Dajjal belum waktunya keluar,” kata salah satu pemain kepada pria berambut kribo. 

Lalu pada  Selasa, 24 Juli 2012, salah satu pembawa acara di Humor Sahur mengeluarkan kata-kata merendahkan, “Silahkan orang miskin bertanya.” Terdapat kalimat tidak pantas, “Allah menciptakan kita manusia untuk main-main, ngapain kita serius-serius.” Pada Sabtu, 28 Juli 2012, terdapat kata-kata merendahkan, “Ini dulu kafir, sekarang murtad.” Yang lain bilang,  “Ini host yang kurang kecerdasaannya.


4.  Di Trans TV pelecehan banyak terjadi, baik di program sahur Waktunya Kita Sahur (WKS) yang ditayangkan pada 02.30-04.30, maupun program menjelang buka, Ngabuburit. WKS dibintangi Jessica Iskandar, Raffi Ahmad, dan Olga Syahputra, dimana ketiganya juga tampil di Pesbukers ANTV. Sementara Ngabuburit dibintangi Budi Anduk, Okky Lukman, Ruben Onsu, dan Soimah. Materi dialog bintang-bintang itu sangat tidak mendidik. Mereka lebih banyak cemooh. Begitu pula materi pertanyaan kuis kedua acara itu yang tidak mengandung edukasi, pun materi-materi seputar Ramadhan.

5.  Opera Van Java (OVJ): Sahurnya Indonesia di Trans 7 yang dibintangi Sule, Parto, Nunung, Andre Taulaani, dan Azis Gagap juga kerap mengabaikan etika. Guyonan mereka lebih mengedepankan pelecehan fisik atau ucapan. Tayangan episode pada 4 Agustus 2012, salah satunya. Komedian Mpok Nori yang sudah lansia dibentak-bentak dan secara tiba-tiba dicium secara kasar oleh Sule. 

No comments: