Friday, August 19, 2016

UPACARA BENDERA HUT RI KE-71 DI SEKOLAH KOLONG JEMBATAN ANCOL

Di HUT RI ke-71 pada 17 Agustus 2016 ini, saya menyempatkan diri ikuti upacara bendera di Sekolah Darurat Kartini (SDK) yang berlokasi di kolong jembatan tol, Ancol, Jakarta Utara. SDK adalah sekolah yang didirikan oleh Ibu Guru Kembang, yakni Ibu Ryan dan Ibu Rossy.



Saturday, July 2, 2016

SD ISLAM AT TAQWA RAWAMANGGUN, SD ISLAM FAVORIT DI JAKTIM



Banyak sekolah Islam di Jakarta ini, namun output siswa yang ada di sekolah tersebut tak mencerminkan ke-islam-an. Sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan nama Islam sebagai brand, sementara anak-anak tak dibekali akidah dan ketauhidan yang kuat pada Allah. Walhasil, akhlak siswa-siswi di sekolah-sekolah tersebut tak beda dengan sekolah non-Islam.

Diam-diam At-Taqwa yang awalnya "tak diunggulkan", karena bukan sekolah Islam franchise yang menjual brand, lambat laun menjadi sekolah favorit. Sekolah Islam ini pun belakangan banyak diincar oleh para orangtua. Andai sekolah ini punya sekolah di jenjang SMP dan SMA, saya yakin, At-TAqwa semakin melambung, mengalahkan sekolah-sekolah Islam lain, khususnya di Jakarta Timur.  

MAIN DI FILM "JILBAB TRAVELER" - GIRING NIDJI PUNYA PENDAPAT SOAL CEWEK ...

Wednesday, June 22, 2016

HAMAS SYAHID: "LUANGKAN WAKTU MINIMAL 1 JAM DEKAT DENGAN AL QUR'AN"



Al-Qur'an bukanlah pajangan, tetapi sebagai buku pedoman hidup. Oleh karena itu, luangkan waktu minimal 1 jam untuk dekat dengan al-Qur'an.



Thursday, June 16, 2016

KEREN NIH! KELAS HYPNOTHERAPY HUGHES

Selama ini orang menganggap hypnotheraphy itu adalah ilmu untuk
menghipnotis orang ala Uya Kuya. Image kek gitu yang bikin hypnotheraphy
negatif. Nah, Dewi Hughes bikin workshop bagi mereka yang mo mengenal apa itu hypnotheraphy secara mendasar.

Sebelum daftar, silahkan saksikan suasana workshop plus penjelasan
singkat Hughes mengenai hypnotheraphy di video di bawah ini....






Tuesday, June 7, 2016

Pak RW ini Nyulap Lokasi Sampah Jadi Ladang Pisang - INSPIRATIF!


Badan boleh kurus kering, tetapi gagasan untuk menghijaukan tempat pembuang sampah liar ini luar biasa! Pak RW Kramat Jati, Jakarta Timur ini menjadi salah satu sosok inspiratif yang patut kita contoh.

Inilah video hasil liputan saya mengunjungi kebun yang dikelola oleh warga RW 09 Kramat Jati, hasil dari gagasan Ketua RW ini.

r

Rumah Merah 1 Miliar milik Ibu Guru Kembar

Siapa yang tak kenal Ibu Guru Kembar ini? Mereka berdua adalah sosok inspiratif yang sudah lebih dari 25 tahun mengajar anak-anak miskin yang tak mampu membayar uang sekolah. Di bawah kolong jembatan, Ibu Ryan dan Ibu Rossy dengan konsisiten mengajar anak-anak mulai dari TK sampai SMA.

Sejumlah penghargaan, mulai dari piala, plakat, piagam, dan lain-lain tersimpan rapi. Begitu pula foto-foto lama, ketika mereka pertama kali membuka Sekolah Darurat Kartini di kolong jembatan. Nah, agar dokumen berharga itu bisa dilihat oleh banyak orang dan menginspirasi, mereka mendirikan galeri yang diberi nama "RUMAH PENDIDIKAN".

Berikut video hasil liputan saya mengunjungi RUMAH PENDIDIKAN yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.



Monday, June 6, 2016

TERIMA KASIH MAS PUTRA GO-JEK

Malam itu, sehabis berkunjung ke rumah Ibu Guru Kembar di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, tiba-tiba motor saya ngadat. Saya sudah duga, pasti gara-gara bensin benar-benar habis-bis. Bukan...bukan, karena saya nggak punya duit, sehingga nggak ngisi bensin.Kejadian itu akibat kesalahan saya sendiri.

Sebetulnya sebelum pergi, saya sudah punya niat untuk ngisi bensin. Namun, saya yakin bensin di tangki motor cukup. Dugaan ini, karena setiap kali jarum di penunjuk bensin di garis terakhir, itu tanda bensin masih ada, tetapi harus diisi. Berkali-kali saya isi dalam kondisi penunjuk bensin di garis terakhir, bensin selalu luber (baca: meluap keluar dari lubang tangki bensin). Sayang kan kalo bensin selalu luber? Makanya,  bermodal pengalaman itu, saya nggak ngisi bensin sebelum ke rumah Ibu Guru Kembar. Berharap pulang, baru ngisi.

Sayang, dugaan saya bensin motor cukup sampai ke POM bensin terdekat, salah. Motor mulai ngadat tak jauh setelah keluar dari rumah Ibu Guru Kembar. Dan benar-benar mati alias nggak bisa lagi dikemudikan pas di jalan raya Kelapa Gading Boulevard.

"Kanapa, Pak?" 

Tiba-tiba seorang pengendara motor menghampiri saya. Saat itu saya sudah siap berjalan kaki beberapa ratus meter untuk mencari POM bensin terdekat, sambil membawa mendorong motor. Namun, pria ini menyapa saya dan menawarkan bantuan.

"Ayo kita derek, Pak," tawar si pengendara motor ini.

Apakah saya curiga? Tidak. Saya langsung meng-iya-kan tawaran pria ini, apalagi pria ini ternyata memakai jaket khas perusahaan jasa ojek on-line yang belakangan sedang happening. Ya, apa lagi kalo bukan Go-Jek. Itu sebabnya, saya langsung turut perintah.

"Bapak naik motor, nanti kaki saya nginjak sadel motor bapak..."

Walhasil, "atraksi" derak ala motor pun dilakukan. Mas Go-Jek menjalankan motor dan satu kaki ke sadel motor saya, sementara saya tetap mengemudikan motor dalam kondisi mesin mati. Selama ini, "atraksi" ini saya lihat di jalan-jalan. Terus terang saya kesal kalo lihat ada motor yang saling berdempetan, dimana satu penumpang kakinya disangkutkan ke motor yang ada di samping. Nyempit-nyempitin jalan. Eh, malam itu saya melakukan "atraksi" itu di jalan. Untung, kondisi jalan di Kelapa Gading Boulevard sudah relatif lancar, jadi "atraksi" kami tidak memacetkan jalan.

"Mas siapa namanya?" tanya saya.

Di awal menawarkan diri menolong, saya nggak sempat nanya nama si mas Go-Jek. Saya baru leluasa bertanya ketika motor berhenti di lampu merah. 

"Putra..."

Alhamdulillah, "atraksi" derek ala motor ini hampir sampai di dekat POM bensin. Lokasi POM bensin berada di dekat kampus AMI-ASMI, Pulo Mas, Jakarta Timur. Motor saya dan mas Putra pun berhenti di depan pintu masuk POM bensin.

"Sudah ya, Pak," ujar mas Putra.

Dalam hitungan beberapa detik, setelah memberhentikan motor, mas Putra langsung menancap gas motor dan kabur. Saya pun berteriak memanggilnya.

"Mas tunggu! Tunggu!"

Padahal saya sudah mau memberikan uang sebagai jasanya menolong saya. Saya ikhlas, walau nggak ditagih. Namun, mas Putra nggak berenti. Ia tetap menambah kecepatan meninggalkan saya. Ia hanya melambaikan tangan.

Ya Allah, baik sekali mas Putra ini. Sungguh, ternyata ia ikhlas menolong saya. Ketika saya yang sudah akan mendorong motor sampai POM bensin, ia menawarkan diri. Begitu selesai menolong, ia kabur tanpa menunggu saya memberi duit. Mulia sekali mas Putra Go-Jek ini. Apa yang mas Putra lakukan pada saya, semoga menjadi inspirasi dari para pengendara Gojek lain  +Gojek Jakarta Driver +Gojek Bandung +Gojek Jakarta Driver +Gojek Jakarta Driver +Gojek Jakarta Driver +Gojek Bandung .GOLF. +Gojek Bandung Info 

Terima kasih mas Putra dari #GoJek. Semoga amal yang ikhlas kau berikan pada saya, akan dibalas dengan rezeki yang berlimpah dari Allah. Aamiin.  

Sunday, May 29, 2016

MELACAK JEJAK JAWARA BETAWI EPS # 1 BANG MADA

Pagi itu kebetulan saya ada acara di kampung Makasar, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelum ke kampung Makasar dan bertemu dengan beberapa orang, di pikiran saya, kampung ini merupakan kampung tempat orang-orang Makassar, Sulawesi Selatan. Ternyata...saya salah duga!

Makasar adalah sebutan untuk kampung yang dahulu kala banyak didiami orang kasar. Di kampung ini, muncul sejumlah jawara-jawara Betawi yang membantu dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Nah, ketika saya berada di kampung ini, munculah nama salah seorang jawara tersohor. Ia bernama Samada alias Bang Mada.

Berbekal nama Bang Mada, saya melakukan penelusuran. Mulai dari menanyakan Tukang Parkir di jembatan atas tol yang menghubungan antara wilayah Kramat Jati dan wilayah Makasar, lalu tanya warga yang kebetulan tinggal di dekat rumah peninggalan Bang Mata.

"Rumahnya nyang entuh (maksudnya "yang itu"), nyang di pojok, jualan air isi ulang," ujar salah seorang warga.

Alhamdulillah saya berhasil menjumpai istri dan dua orang anaknya. Awalnya mereka ragu memberikan keterangan tentang Bang Mada. Saya malah diantar ke keponakan Bang Mada, yang kata mereka sebagai saksi hidup. Namun, keponakan Bang Mada yang usianya sekitar 70-an ini pun ogah direkam kisahnya.

Setelah diping-pong sana-sini, akhirnya saya berhasil mewawancarai istri Bang Mada dan anaknya. Hasil wawancara ini saya videokan. Berikut video hasil wawancara saya tentang Bang Mada, jawara Betawi asal kampung Makasar, Kramat Jati ini.


Wednesday, May 18, 2016

BELAJAR BISNIS # 3: BISNIS BARU, HARAPAN BARU

Ketika masih aktif menjalankan MLM, saya selalu akrab dengan kata "DREAM" atau "IMPIAN". Saya dan anggota MLM kerap dijejali dengan kata "sakti" tersebut. Awalnya saya pengen (maaf) muntah. Betapa tidak, tiap hadir ke pertemuan, pelaku bisnis MLM sukses mengumbar kata-kata itu. Bukan cuma itu, senior kami (baca: upline) juga tak pernah jenuh menggali dream, dream, dan dream.

"Apaan seh mereka nanya-nanya dream mulu?!" umpat saya dalam hati.

Belakangan saya insyaf. Selama ini saya tidak pernah diajak untuk bermimpi. Saya hanya ditanya tentang cita-cita, saat masih TK. Setelah itu, mulai dari orangtua, guru, tetangga kiri-kanan, dan handai tolan, tak ada yang pernah bertanya:

"Apa sih impianmu?"

Well, bisa jadi mereka yang bertanya atau ditanya juga tidak punya impian atau malu mengungkapkan impian. Mereka takut dianggap, "orang gila" yang kerjaannya cuma mimpi tengah bolong.
  1. Sutralah, kerja aja yang bener, nggak usah mimpi-mimpi...
  2. Lu kebanyakan mimpi trus nggak kecapai bisa gilak...
  3. Percaya aja lah sama Tuhan. Jalan hidup lu udah ada yang ngatur...

Sejuta alasan akan kita tamui, ketika membicarakan tentang impian. That's why, impian saya pun terkubur, dan barangkali impian teman-teman yang membaca ini semua. Kita jadi tidak pandai bermimpi. Kalo pun bermimpi, paling pas tidur malam, sampai ngiler.

Temans, mimpi bukanlah sekadar "mimpi". Kalo cuma "mimpi", tak ada greget dan niat buat berjuang. Mimpi dengan tanda kutip sekadar angan-angan kosong. Tapi kalo mimpi itu kita jadikan MIMPI (tanpa tanda petik), insya Allah menjadi sesuatu. MIMPI menjadi sebuah harapan besar yang akan dikejar.

Ketika membuka bisnis, saya selalu menamkan sebuah harapan (baca: dream). Tentulah harapan yang paling besar adalah bisnis saya akan tumbuh besar, menggurita, dan akhirnya banyak pengusaha baru yang mem-franchise-kan bisnis saya. Itulah harapan.

Namun, dalam harapan sebuah bisnis, saya tak sekadar mencari untung. Ada banyak hal yang selama ini saya pelajari dan rasakan dalam menjalankan bisnis.

1. Berani Memulai
Tak semua orang berani terjun langsung berbisnis. Meski orang itu segudang, tetapi kalo tidak punya nyali, percayalah, ia tak akan berani memulai bisnis. Jadi, saya percaya, baik orang miskin atau orang kaya, kalo memang tidak punya nyali berbisnis, ya tak akan pernah berbisnis forever.

2. Berpikir Kreatif
Seringkali saya ditanya, punya ide kreatif bikin bisnis dulu atau memulai dulu? Pertanyaan tersebut langsung bisa dijawab dengan jawaban: silahkan lihat no 1. Lagi-lagi, berani memulai.Percuma kreativitas Anda segudang kalo akhirnya takut memulai bisnis. "Tapi saya nggak punya modal (baca: duit)". Hi, man!  Please deh! Tak semua bisnis selalu butuh modal duit. Ada beberapa bisnis yang saya jalankan tanpa duit. Satu bisnis saya yang sekarang saya jalankan tidak pakai duit, tapi modal kreativitas.

3. Mempraktekkan Leadership
Saya baru tahu, tak semua karyawan di kantor yang tidak jadi Bos, tidak punya kepemimpinan saat berbisnis. Ia boleh berstatus sebagai pegawai biasa, tetapi begitu berbisnis justru ia menjadi Bos. Bahkan, Bos di kantor belum tentu bisa jadi Bos dalam bisnis. Apa yang selama ini saya jalankan, leadership dalam dunia usaha berbeda dengan leadership saat kerja di perusahaan orang lain. Memang, kemampuan leadership secara umum, baik di kantor maupun saat bisnis tetap sama.

4. Kepekaan Sosial
Buat saya yang baru belajar bisnis, kepekaan sosial ternyata juga terjadi. Beberapa kali, saat memulai bisnis, saya selalu bertemu dengan orang-orang yang ingin memulai bisnis, tetapi tak punya modal. Atau seorang janda tua yang hidupnya serba kekurangan, tetapi ia memiliki kemampuan memasak dan tak takut untuk bekerja keras. Bermodal kepekaan terhadap lingkungan sosial, keberanian saya berbisnis tergerak dan jadilah sebuah peluang bisnis.

Back to topic, bahwa kita butuh yang namanya IMPIAN. Sebab, dari IMPIAN kita akan menaruh sebuah harapan dan berani berjuang untuk merealisasikan harapan tersebut. Namun ingat, untuk menuju kesuksesan, Anda tetap berdoa dan percaya Sang Pencipta yang menentukan IMPIAN itu bisa terjadi apa tidak. Anda tak boleh kesal, bahkan menyalahkan Tuhan, begitu sudah kerja keras tetapi kerap gagal. Anda harus punya modal lagi yang kuat, yakni KESABARAN dan BERPIKIR POSITIF pada Tuhan.

Saturday, May 14, 2016

ASSALAMU'LAIKUM PAK MARBOT, APAKAH BENAR MASJID SENAPELAN INI MASJID TUA?

Sobat, nggak afdol kalo ke Pekanbaru nggak berkunjung ke masjid Senapelan ini. Kenapa dianggap nggak afdol? Yaiyalah! Masjid ini adalah "saksi sejarah" perkembangan kota Pekanbaru dan nggak bisa lepas dari sejarah perkembangan Kerajaan Siak. Udah gitu, di samping masjid ada makam pendiri kota Pekanbaru ini.

Sebelum berkisah soal makam pendiri, mari saya ceritakan dulu soal Masjid Senapelan ini. Eh, kita ucapakan "assalamu'alaikum" dulu ke penjaga masjid ini. Nggak enak soalnya main masuk ke masjid kalo nggak mengucap salam. Sudah ngucap salam? Baiklah. Jadi sobat sekalian, masjid ini dibangun pada abad-18 atau sekitar 1762 M. Yakni di masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan IV) dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Sultan V) dari Kerajaan Siak.



Selama berdiri, masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama pada 1775. Saat itu Sultan Alamuddin merenovasi, karena sudah nggak bisa menampung jamaah yang semakin hari semakin banyak di kota Senapelan. Pas saya berkunjung ke masjid ini, renovasi masih belum selesai.

Di samping masjid terdapat makam pendiri kota Pekanbaru, yaitu Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Almarhum bergelar Marhum Bukit. Di area makam juga terdapat makam sultan keempat Siak, yakni Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah. Almahum bergelar Marhum Pekan.




img


KOK TUGU KEK GITU BERBIAYA 1 MILIAR?

Ketika berkunjung ke Pekanbaru, saya menyempatkan diri mampir ke sebuah tugu. Biasanya, setiap tugu punya kisah tersendiri. Hal yang sama terjadi pada tugu yang terletak di jalan Cut Nyak Din I ini. Kisah pertama, tugu ini punya nilai historis, yakni sebagai tugu Countdown PON XVIII Riau. Sebagaimana sebagian dari Anda tahu, PON sempat dilaksanakan di Riau.

Kisah kedua, yang sangat menyesakkan adalah, tugu ini menghabiskan dana senilai Rp 1,6 miliar. Kenapa menyesakkan? Ya, Anda lihat saja sendiri foto di bawah ini, apakah harga pembangunan tugu ini semahal itu? Saya yakin, Anda akan bertanya-tanya dan geleng-geleng kepala...

"Kok tugu kek gitu berbiaya 1 miliar?"



Itulah kenapa pada 2012 lalu para mahasiswa  yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Riau berdaulat yang terdiri dari BEM Unri, BEM UIN, BEM UMRI, BEM UIR, Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), PD KAMMI Riau, dan Gerakan Mahasiswa Pembebasan protes. Bahkan berteriak lantang buat menyeret sang Gubernur untuk segera di-KPK-kan. Perjuangan mahasiswa berhasil. Gubernur Riau kala itu, yakni Rusli Zainal, di-KPK-kan, karena skandal suap dana venue PON XVIII Riau. Salah satu skandal itu ya tugu Countdown PON XVIII.

Ketika saya memfoto, dan sampai tulisan ini dibuat, saya masih nggak percaya, biaya produksi tugu ini 1 miliar. 

"Korupsinya gede bingits! Kebangetan emang!"


Wednesday, May 4, 2016

RESTO DI SEMPADAN

Kalo menurut aturan, baik itu aturan lama maupun baru, tertulis bahwa 10-20 meter dari bibir sungai atau sempadan, dilarang untuk mendirikan bangun. Sungai, termasuk sempadan, adalah milik negara. Aturannya tertera di PP No 25/1991 tentang Sungai yang belakangan digantikan PP No 38/2011 tentang Sungai. Namun, nggak semua aturan diterapkan oleh pemerintah. Banyak bangunan berdiri di sempadan. 

Saat makan di salah satu resto di depan salah satu stasiun televisi swasta, saya sempat bertanya-tanya, apakah resto ini juga termasuk melanggar? Soalnya, bangunan resto berdiri, persis di pinggir sungai. Kalo melanggar, tentu ada oknum yang memberi izin resto ini berdiri di sempadan. Melihat resto ini bukan resto ecek-ecek (baca: sekelas PKL), karena pasti dibangun dengan biaya besar, jadi perizinannya nggak sembarangan.



Meski tetap penasaran soal perizinan resto di bilangan Jakarta Barat ini, namun perut saya kelaparan dan butuh asupan dari menu yang disajikan resto ini. Walhasil, sambil memandangi view persawahan yang nggak jauh dari resto itu, saya pun melahap menu ikan bakar plus kangkung.  





Tuesday, April 26, 2016

PERGURUAN KSATRYA: SEKOLAH PENCETAK PEMAIN BOLA NASIONAL ERA 70 AN

Tak banyak yang tahu, ada salah satu sekolah di Jakarta yang pernah banyak mencetak para pemain bola nasional. Sekolah tua yang berdiri pada 1951 ini terletak di jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Perguruan Ksatrya, begitu nama sekolah ini.

Berikut video mengenai Perguruan Ksatrya dan para pemain sepakbola yang pernah dicetak dari sekolah ini.


cc +Football.com +Persija Jakarta +Persija Jakarta +Indonesia Mendunia +Football Daily

Monday, April 18, 2016

BELAJAR BISNIS # 3: KREATIF ATAU INOVATIF?

Ada sebagian orang menganggap kreatif dan inovatif merupakan satu kesatuan yang nggak bisa dipisahkan. Dua kata ini dianggap manjur sebagai kunci keberhasilan sebuah bisnis. Benarkah? Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada baiknya Anda mengenal arti kata "kreatif" dan "inovatif".

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "kreatif" bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru atau bersifat pembaruan (kreasi baru).Maksudnya, kemampuan mengembangkan atau menciptakan ide dan cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Sementara "inovasi" adalah proses pembaharuan/pemanfaatan/pengembangan dengan menciptakan hal baru yang berbeda dengan sebelumnya.

Kok nyaris mirip yak? Barangkali saya akan memberikan contoh nyata sebuah usaha daripada menjabarkan definisi "kreatif" dan "inovatif" lebih banyak lagi. Contohnya gini. Misal di sebelah rumah Anda ada tetangga yang punya peternakan lele. Selama beternak, tetangga Anda hanya menjual lele mentah ke pasar. Nah, suatu ketika Anda ingin berbisnis. Ide kreatif yang paling mudah adalah membuka warung lele dengan memanfaatkan lele-lele tetangga Anda. Sampai di situ, Anda baru punya ide kreatif.



Ide kreatif tentu bisa bertahan dan sukses selama warung lele Anda (1) tidak ada pesaing, (2) rasanya enak, (3) harganya terjangkau, dan (4) tempatnya strategis. Namun, bisnis warung lele Anda bakal ngos-ngosan jika tidak ada inovasi. Maksudnya?

Saya belajar banyak pada mentor saya, pemilik Lele Lela, yakni Kang Rangga Umara +rangga umara. Bertahun-tahun sebelum membuka outlet Lele Lela, beliau sudah survey, bahwa warung lele banyak sekali di jalan. Mereka menjual sekadar lele goreng atau lele kremes. Namun, agar berbeda dari warung lele lain, kang Rangga pun membuat inovasi dengan bahan lele. Hasilnya? Anda silahkan lihat daftar menu Lele Lela, dimana hanya dengan bahan dasar lele bisa membuat berbagai macam produk Lele.

Saat ini, bisnis Bebek Paris saya masih sekadar kreatif. Saya hanya punya ide menjalankan bisnis, yakni bisnis bebek. Di kisah sebelumnya Anda sempat membaca, bahwa bertahun-tahun saya cuma bisa menganalisa, tapi tidak terjun. Oleh karena ingin punya bisnis, ide kreatif saya adalah membuka usaha bebek di lokasi tempat teman saya dulu berjualan. Kreasi lain saya, karena keterbatasan modal, saya membuka bebek gerobakan.

Tentu, saya akan coba melakukan inovasi dengan menggunakan bahan bebek sebagai produk jualan, sebagaimana kang Rangga mengolah lele. Namun, sebelum membuat inovasi, Anda perlu memperhitungkan ongkos produksi dan pasar yang Anda akan jangkau. Jangan sampai begitu membuat inovasi, Anda malah tekor (baca: rugi), karena pasar Anda tidak begitu tertarik dengan aneka produk yang Anda jual. Tentu Anda berbisnis ingin untung dong, ya nggak?

Nah,dari penjelasan saya di atas,sekarang silahkan Anda pikirkan sendiri, mau sekadar kreatif atau melakukan inovasi? Toh, Anda yang tahu kemampuan keuangan dan pasar dari usaha yang Anda buat. Selamat berbisnis!

(bersambung)



Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang member kesempatan individu untuk menciptakan ide2 asli/adaptif

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ekogenshter/pengertian-kreatif-dan-inovatif_552feef86ea834b36b8b45ac
suatu kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang member kesempatan individu untuk menciptakan ide2 asli/adaptif

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ekogenshter/pengertian-kreatif-dan-inovatif_552feef86ea834b36b8b45ac

Saturday, April 16, 2016

BELAJAR BISNIS # 2: JANGAN ANDALKAN INGATAN, TAPI CATAT!

Boleh dibilang, saya termasuk orang yang telat punya usaha. Ya, barangkali masih banyak orang-orang di atas 30 tahun dan 40 tahun belum punya usaha. Mereka masih menikmati kerja sebagai karyawan. Namun, saya seringkali iri melihat pengusaha-pengusaha sekarang yang usianya di bawah 25 tahun, bahkan ada yang di bawah 20 tahun sudah sukses mendunia. Masya Allah!

Saya baru memulai usaha bebek sekarang ini di usia yang nggak bisa dibilang muda lagi. Ini pun baru merintis untuk insya Allah menjadi pengusaha sukses kayak pengusaha lain. Sebetulnya kalo dipikir-pikir, jauh sebelum usaha bebek seperti sekarang ini dan sebelum nyemplung di bisnis MLM, saya sudah jalankan bisnis. Ada beberapa bisnis yang pernah saya jalankan, bahkan sejak saya masih sekolah.

Bersama teman, saya pernah jualan petasan. Modal dari uang pribadi saya, sementara teman saya yang menjual petasan itu. Petasan saya dan teman beli di pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Waktu itu, kebijakan soal petasan nggak seketat sekarang ini. Penjual petasan bisa bebas menjual macam-macam jenis petasan, mulai dari petasan kecil, kayak petasan cabe rawit atau petasan lempar, sampai petasan segede botol air mineral 1 liter juga masih bebas dijual. Pusatnya kalo nggak di Pasar Jatinegara, juga ada di pasar Tanah Abang.

Saya lupa, berapa modal saya menjual petasan. Yang pasti, dari jualan ini saya tidak pernah mendapat keuntungan. Boleh jadi, karena saya juga penggemar petasan, jadi petasan yang dijual kadang saya ambil untuk dibunyikan. Sistem administrasinya pun kacau balau. Petasan yang saya ambil, tidak ditulis jumlahnya. Walhasil, antara pemasukan dan pengeluaran nggak tercatat. Nah, ini salah satu tips bagi calon pengusaha, bahwa administrasi harus ketat. JANGAN MENGANDALKAN INGATAN, TAPI SEMUA ADMISTRASI HARUS DICATAT!



Gagal di usaha petasan, saya juga pernah jualan koran. Yup! Saya benar-benar jadi pedagang koran. Ambil koran subuh-subuh, lalu jualan di pinggir jalan. Atau naik sepeda keliling beberapa perumahan sambil berteriak: "Koran! Koran!". Waktu itu, saya nggak sendirian, tapi banyak tetangga yang juga ikut jadi Tukang koran.

Seru banget jadi Tukang koran. Sayangnya, menjadi Tukang koran bukanlah sebuah keterpaksaan sebagimana anak-anak kecil yang ada di pinggir jalan atau pedagang koran lain. Pada saat itu, kami bukanlah Tukang koran yang butuh uang, tapi sekadar iseng. Nah, ini tips lagi buat calon pengusaha, bahwa kalo mau bikin usaha itu harus serius. USAHA ITU BUTUH TENAGA DAN TENTU DANA, MAKA JANGAN ISENG, TAPI SERIUS. Oleh karena saya iseng, maka hasilnya pun juga iseng. Dari koran, saya nggak pernah meraih keuntungan gede, tetapi sekadar untuk membeli koran di hari berikutnya.

(bersambung)

+Blogger Mandiri  +Blogger  +Ngeblog News  +Ngeblog Gratis +ngeblog net  +Ngeblog Iseng +ngeblog asyik +Usaha Sampingan 

BELAJAR BISNIS # 1: KEBANYAKAN TEORI, NGGAK JALAN-JALAN

Dunia usaha bukanlah dunia teori. Setidaknya kalimat tersebut saya simpulkan, setelah beberapa tahun ini menjalankan usaha. Please jangan membayangkan saya pengusaha besar dan sukses. Belum. Insya Allah saya akan menjadi pengusaha sukses. Aamiin...

Back to topic. Saya mengawali usaha dari masuk salah satu perusahaan Multi Level Marketing (MLM) terbesar di dunia. Di MLM, saya digojlok sedemikian rupa. Selain dibekali ilmu membangun jaringan dari para mentor (kalo di MLM biasa disebut upline), saya praktek langsung di lapangan. Mulai dari praktek mengajak orang untuk ikut presentasi, hadir ke seminar, maupun melakukan persuasi agar orang tertarik untuk membeli produk atau jadi member.

Barangkali ada sebagian orang yang sudah merasakan bisnis MLM dan keluar, merasa sebel. Nggak suka dengan MLM lagi. Namun bagi saya, sedikit banyak MLM banyak ngasih bekal ilmu. Nggak cuma belajar berkomunikasi dengan calon pembeli, tetapi juga kesabaran (karena banyak ditolak pelanggan atau calon anggota), juga kepercayaan diri.

Bagaimana pun MLM tetaplah bisnis. Kalo kata buku Robert T. Kiyosaki, MLM dianggap bukan bisnis konvensional, tetapi network marketing. Bertahun-tahun saya melakukan network marketing dan akhirnya beberapa tahun ini saya justru tertarik menjalankan bisnis konvensional. Memiliki bisnis tanpa harus mencari member, tanpa harus takut dikatakan crosslining, membeli kaset atau datang ke pertemuan.

Tanpa teori-terori, saya memberanikan diri bisnis bebek. Jadi begini awalnya, kenapa saya pilih bisnis bebek. Ada seorang teman yang dulu punya usaha bebek di sebuah kantor. Ia menggunakan mobil van, dimana saat dagang, kap belakang dibuka. Di kap belakang ada puluhan bebek mentah siap goreng. Lalu, peralatan masak dikeluarkan. Nampaknya dagangan teman saya laku keras. Namun, hampir lebih dari setengah tahun setelah pindah kerja, ia nggak meneruskan dagang bebek lagi.

Suatu hari, saya memberanikan diri untuk meneruskan usaha bebeknya itu. Saya bilang ke teman, bahwa saya ingin punya usaha dan minta tolong dibimbing. Sebagai calon pengusaha, kita perlu mentor. Ya, kayak di bisnis MLM lah, ada upline yang selalu membimbing. Bimbingan mentor berguna agar kita nggak salah arah.

Sebelum teman saya, sebetulnya ada mentor lain yang seringkali memberikan motivasi dan dorongan agar saya segera buka usaha. Namun, berkali-kali saya ragu. Saya selalu melakukan analisa A, B, C, dan seterusnya. Saya pun selalu berteori ini dan itu. Gara-gara melakukan analisa dan teori, makanya bertahun-tahun saya nggak berani bikin bisnis. Yang ada saya cuma digolongkan sebagai pengamat bisnis.

"Tapi saya nggak mau franchise, Cak. Modal saya nggak kecil," begitu ucapakan saya pak teman yang punya bisnis bebek. Saya biasa panggil "Cak" pada teman saya itu. "Saya cuma bisa beli bebek mentah yang sudah dibumbui dan sambal..."



Bisnis bebek teman saya sudah maju. Sudah punya nama dan memang sudah ada hitung-hitungan bagi mereka yang tertarik untuk kerjasama. Tentu saja bentuk kerjasamanya franchise. Namun, alhamdulillah, saya nggak dikenakan kerjasama franchise yang bisa capai puluhan bahkan ratusan juta, tetapi menyetor modal awal yang termasuk uang kerjasama yang cuma dibayar sekali dalam seumur hidup.

Alhamdulillah, per Januari 2015 lalu, usaha bebek saya mulai jalan. Nama usaha bebek saya adalah BEBEK PARIS. Kenapa ada kata PARIS-nya? PARIS di situ adalah singkatan PASTI LARIS. Saya mendapat ilmu dari pengusaha, bahwa nama bisnis adalah doa. Maka buatlah nama usaha yang baik. Nah, buat saya PARIS adalah doa. Doa agar bebek saya pasti laris dan kelak mendunia sampai ke Paris. Aamiiin...

Kalo teman saya menggunakan mobil van, saya cuma menggunakan gerobak. Maklumlah, modal saya cekak. Nggak sanggup membeli mobil van, cuma sanggup beli gerobak. Meski gerobak, namun buat saya yang penting sudah nyebur jadi pengusaha. Bisnis bebek saya anggap sebagai pelajaran bisnis yang nyata. Nggak cuma teori, tetapi langsung nyebur. Byuur!

(bersambung)
  

+PengusahaHebat.com +Usaha Sampingan +Pengusaha Muslim Indonesia +pengusahamuslim





Sunday, April 10, 2016

Sortir Buku in the Wiken

Apa yang Anda lakukan di wiken? Jalan-jalan? Nonton bioskop? Wisata kuliner? Atau olahraga? Ada banyak aktivitas yang dilakukan saat wiken. Dan barangkali dari aktivitas yang saya sebutkan di atas cuma sebagian. Yang pasti, wiken menjadi waktu sengang buat melepas kepenatasn. Meski....meski ada pula segelintir orang yang menjalankan wiken dengan pekerjaan yang bikin stres. Saya nggak perlu menyebutkan jenis pekerjaannya.

Nah, seperti juga kebanyakan karyawan, saya juga memanfaatkan wiken dengan senikmat mungkin. Ya tentu saja menikmati dengan keluarga, baik dengan istri dan anak-anak. Namun, kadang saya masih harus berkutat dengan komputer untuk mencicil tulisan. Kebetulan ada job bikin buku yang harus saya cicil. Biasanya di wikde, nyicip tulisan pas pulang kerja dan pagi sebelum ngantor. Sisanya nyicil di wiken. 

Sortir in the wiken. Ya, gitu barangkali kalimat itu pas buat aktivitas wiken beberapa waktu lalu. Saya nyortir buku-buku yang bakal dibuang dari lemari buku saya. Maklumlah, lemari udah nggak muat lagi buat nampung buku-buku. Gegara nggak bisa nampung again, terpaksa nahan diri buat borong buku-buku baru, deh. Nyelesaikan PR membaca buku-buku yang nunggu minta dibaca. Huhuyyy!

Sunday, March 27, 2016

Novel "PULANG" Tere Liye Kecemplung Bak Mandi

Sebetulnya saya sudah kenal nama Tere Liye sejak nonton film "Hafalan Sholat Delisa". Jadi, ya sekitar 2005. Meski sudah kenal nama sang penulis, tetapi saya tidak pernah baca novelnya. Padahal, tiap pergi ke toko buku, saya selalu lihat deretan novel-novel karya Tere Liye, mulai dari "Moga Bunda Disayang Allah", "Bidadari-Bidadari Surga", maupun "Negeri di Ujung Tanduk".

Namun, tak satu novel Tere Liye (selanjutnya saya panggil Tere) saya beli. Bukan...bukan saya tak punya uang untuk membeli. Tapi pada saat itu saya tidak tertarik untuk membeli novel. Di rumah masih banyak novel yang belum selesai saya baca. Sampai sekarang pun saya merasa punya PR untuk menyelesaikan baca novel-novel tersebut. Selain tidak tertarik, rak buku saya sudah penuh dengan aneka buku. Saya bingung untuk meletakkan buku, makanya saya rela menahan diri untuk membeli buku-buku baru.

Entah kenapa, saya tiba-tiba pengen membaca novel Tere. Pada +Islamic Books Fair (IBF) 2016 lalu, kebetulan saya datang ke Istora dan bertepatan dengan kehadiran Tere di panggung utama untuk mempromosikan buku "Pulang". Masya Allah, mendengar penjelasan sang penulis novel, rasa penasaran ingin membaca novel Tere. Walhasil, saya pun memborong 5 novel Tere di stand Republik Penerbit.

"Mau sekalian ditandatangani nggak?" tawar mas Syahruddin El Fikri, salah seorang pimpinan di Republika Penerbit , yang kebetulan saya kenal.

"Wah, boleh mas," ujar saya.

Sepanjang saya beli buku dan kenal dengan penulis buku, saya tak pernah minta tanda tangan. Tapi entah kenapa, tawaran mas Syahruddin menarik hati saya. Tawaran makin menarik, begitu melihat fans Tere yang antre panjang seperti ular untuk meminta tanda tangannya.

"Gokil, nih fansnya Tere," ujar saya dalam hati.

Pulang dari IBF saya bingung sendiri. Novel Tere banyak sekali, kapan saya bisa menyelesaikan bacanya, nih? PR untuk membaca novel-novel yang masih "nongkrong" di dalam lemari saja belum saya lakukan. Saya garuk-garuk kepala.

Setelah cap-cip-cup, akhirnya saya memilih novel "Pulang" terlebih dahulu yang saya baca. Alasan pertama, saya sudah sempat baca satu Bab saat di IBF. Sepertinya menarik, pikir saya. Ternyata, setelah baca Bab demi Bab, novel "Pulang" karya Tere Liye ini memang dahsyat! Saking nggak mau ketinggalan Bab selanjutnya, novel ini saya bawa ke kamar mandi, eh sempat kecemplung bak mandi. Biiuuur!

Sempat sedikit panik, karena di sampul depan novel ada tanda tangan resmi sang penulis novel "Pulang" ini. Saya minta TTD Tere, pas Islamic Book Fair kemarin di Istora Senayan, Jakarta.
Alhamdulillah, TTD asli nggak "meleleh". Tetap utuh sebagaimana aslinya. Yang paling sengsara beberapa pinggiran lembaran kertas yang kena air bak mandi.


Tuesday, March 15, 2016

Mengagumi Stasiun Kereta Palmerah Jakarta Barat

Kemarin hari kereta. Bukan, bukan hari kereta nasional, tetapi hari kereta khusus untuk saya pribadi. Saya namanya begitu, karena dari pergi kerja sampai pulang kerja, saya naik kereta. Norak? Ah, enggak juga sih. Saya beberapa kali naik kereta, kok. Mau kereta ke Bogor atau saat ke Malang, saya naik kereta. Kebetulan aja kemarin saya memang berniat naik kereta.

Saya memulai naik kereta di stasiun Senen, Jakarta Pusat. Sudah lama saya nggak naik kereta dari Senen. Saya ingat banget, terakhir naik kereta dari Senen saat masih SMP, yakni saat hendak pergi ke Jawa, tepatnya ke Cepu, Kabupaten Bojonegoro. Kemarin, saya melihat perbedaan stasiun Senen ini. Ada sejumlah tambahan ornamen di stasiun, meski ada bangunan lama yang tidak dibongkar.

Dari stasiun Senin, saya menuju ke stasiun Palmerah. Namun, sebelum Palmerah, saya harus transit terlebih dahulu di stasiun Tanah Abang. Nah, saat sampai di stasiun Palmerah, saya terkagum-kagum. Betapa tidak, stasiun keretanya jauh berbeda dari stasiun Palmerah sebelumnya. Arsitekturnya jadi mengingatkan saya pada stasiun-stasiun kereta di Eropa. Semoga saya tidak saya. Kebetulan, saya sempat ke Eropa, terutama ke beberapa kota di Perancis dan Jerman. Di kota-kota di dua negara itu, saya menggunakan kereta.



Ah, semoga arsitektur modern yang ada di stasiun kereta Palmerah ini bertahan lama. Ya, seperti kita ketahui, usia bangunan di Indonesia ini kebanyakan tidak awet. Selain perawatan kurang baik, banyak tangan jahil yang merusak bangunan tersebut.

Hari kereta api saya berakhir di stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Saya turun di stasiun tersebut, setelah saya naik kereta dari stasiun Universitas Pancasila. 


cc +ardhian yulianto  +Cucuk Trihidayat  +Yahya Sultony  +Badra Surya +Kereta Api  +KeretaApiKita dotCom  +uya keretaapi