Tuesday, March 15, 2016

Mengagumi Stasiun Kereta Palmerah Jakarta Barat

Kemarin hari kereta. Bukan, bukan hari kereta nasional, tetapi hari kereta khusus untuk saya pribadi. Saya namanya begitu, karena dari pergi kerja sampai pulang kerja, saya naik kereta. Norak? Ah, enggak juga sih. Saya beberapa kali naik kereta, kok. Mau kereta ke Bogor atau saat ke Malang, saya naik kereta. Kebetulan aja kemarin saya memang berniat naik kereta.

Saya memulai naik kereta di stasiun Senen, Jakarta Pusat. Sudah lama saya nggak naik kereta dari Senen. Saya ingat banget, terakhir naik kereta dari Senen saat masih SMP, yakni saat hendak pergi ke Jawa, tepatnya ke Cepu, Kabupaten Bojonegoro. Kemarin, saya melihat perbedaan stasiun Senen ini. Ada sejumlah tambahan ornamen di stasiun, meski ada bangunan lama yang tidak dibongkar.

Dari stasiun Senin, saya menuju ke stasiun Palmerah. Namun, sebelum Palmerah, saya harus transit terlebih dahulu di stasiun Tanah Abang. Nah, saat sampai di stasiun Palmerah, saya terkagum-kagum. Betapa tidak, stasiun keretanya jauh berbeda dari stasiun Palmerah sebelumnya. Arsitekturnya jadi mengingatkan saya pada stasiun-stasiun kereta di Eropa. Semoga saya tidak saya. Kebetulan, saya sempat ke Eropa, terutama ke beberapa kota di Perancis dan Jerman. Di kota-kota di dua negara itu, saya menggunakan kereta.



Ah, semoga arsitektur modern yang ada di stasiun kereta Palmerah ini bertahan lama. Ya, seperti kita ketahui, usia bangunan di Indonesia ini kebanyakan tidak awet. Selain perawatan kurang baik, banyak tangan jahil yang merusak bangunan tersebut.

Hari kereta api saya berakhir di stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Saya turun di stasiun tersebut, setelah saya naik kereta dari stasiun Universitas Pancasila. 


cc +ardhian yulianto  +Cucuk Trihidayat  +Yahya Sultony  +Badra Surya +Kereta Api  +KeretaApiKita dotCom  +uya keretaapi 

No comments: