Tuesday, June 19, 2012

PEMBAKARAN BUKU YANG MENGHINA RASULULLAH: PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA LUAR BIASA !!!

Akhirnya PT. Gramedia Pustaka Utama memusnahkan 216 eksemplar buku 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia pada Rabu (13/6) kemarin di Bentara Budaya, Jakarta Pusat. Buku yang diterjemahkan dari karya Douglas Wilson ini telah meresahkan ummat Islam, karena sangat menghina Rasulullah SAW.

Selanjutnya ia (Muhammad) memperistri beberapa wanita lain. Ia menjadi seorang perampok dan perompak, memerintahkan penyerangan terhadap karavan-karavan Mekkah. Muhammad memerintahkan serangkaian pembunuhan demi meraih kendali atas Madinah, dan di tahun 630 M, ia menaklukkan Mekkah”. (hal 24).


Di halaman 25 alinea kedua dan ketiga, Wilson juga membuat penafsiran, bahwa agama yang dibaca Rasulullah SAW (baca: Islam), selalu ditegakkan dengan pedang.

Ulasan tentang buku 5 Kota Paling Berpengaruh tersebut pertama kali ditulis oleh Republika (8/6/20212). Hal ini kemudian mengundang reaksi keras dari masyarakat, begitu pula dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menurut mereka, terbitnya sebuah buku tentu sudah melewati seleksi Editor, apalagi sekelas Gramedia Pustaka Utama. Pengaduan masyarakat sampai pula ke Polda Metro Jaya.

Bloggers, Dr. Mujiburrahman pernah menulis tentang penghinaan Islam sepanjang sejarah Indonesia yang dimuat di bukunya, Mengindonesiakan Islam: Representasi dan Ideologi (Pustaka Pelajar, 2008). Yakni (1) kasus J.J. Ten Berg tahun 1931; (2) kasus Langit Makin Mendung tahun 1968; (3) dan kasus Monitor 1990.

J.J. Ten Berg, seorang Jesuit Belanda yang bekerja di Muntilan ini menulis, bahwa Nabi Muhammad seorang yang goblok yang sangat sensualitas yang punya kebiasaan tidur dengan banyak wanita tidak layak mengomentari konsep trinitas dalam agama Kristen. Di tulisan yang dimuat di jurnal ilmiyah bernama Studien pada 1931 ini, ia juga mengatakan, “Pandangan Al-Qur`an yang mengatakan Jesus tidak disalib bukanlah temuan Muhammad melainkan dicuri dari pandangan sekte dekotik kuno, ten berg juga menegaskan bahwa Al-Qur`an menurutnya adalah interpretasi terhadap Injil dengan hasil yang sangat buruk sehingga yang tersisa hanyalah cerita-cerita yang salah paham”.

Di awal Orde Baru, pada 1968 majalah kebudayaan Sastra asuhan HB. Jassin menerbitkan sebuah cerpen berjudul Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin (nama samaran). Cerpen ini diprotes kaum Muslimin. Saat itu kantor majalah Sastra sempat didatangi para demonstran. Kejaksaan Sumatra Utara memerintahkan penarikan majalah itu dari peredaran. Bahkan Menteri Agama Moh. Dahlan menuntut pimpinan majalah sastra HB. Jassin dengan tuduhan penghinaan Agama.

Perhatikan sekelumit cerpen Langit Makin Mendung berikut ini:

“…Nabi Muhammad dan Jibril menjelma menjadi sepasang burung elang dan menyaksikan langsung kehidupan cabul dikawasan Senen Jakarta.

Sepasang elang terbang di udara senja Jakarta yang berdebu menyesak dada dan hidung mereka tercium asap knalpot dari beribu mobil. Diatas Pasar Senen tercium bau timbunan sampah menggunung, busuk dan mesum. Kemesuman makin keras terbau di atas Stasiun Senen. Penuh ragu Nabi hinggap di atas gerbong-gerbong kereta daerah planet.

Pelacur-pelacur dan sundal asyik berdandan. Bedak penutup bopeng, gincu merah murahan dan pakaian pengantin bermunculan. Di bawah gerbong beberapa sundal tua mengerang-lagi palang merah-kena raja singa. Kemaluannya penuh borok, lalat-lalat pesta menghisap nanah. Senja terkapar menurun diganti malam bertebar bintang di sela-sela awan. Pemuda tanggung masuk kamar mandi berpagar sebatas dada, cuci lendir. Menyusul perempuan gemuk penuh panu di punggung, kencing dan cebok. Sekilas bau jengkol mengambang. Ketiak berkeringat amoniak, hasil main akrobat di ranjang reot…

Kasus penghinaan Rasulullah SAW adalah kasus Monitor. Tabloid terbitan Kompas-Gramedia ini mengadakan polling mengenai orang yang paling dikagumi oleh para pembacanya. Hasil polling tersebut diterbitkan pada 15 Oktober 1990 dengan judul “Kagum 5 Juta”. 

Menurut polling tersebut, Rasulullah SAW berada di urutan 11, satu tingkat di bawah Pimpinan Redaksi (Pimred) Monitor, Arswendo Atmowiloto. Begitu diterbitkan, langsung mengundang reaksi. Beberapa tokoh muslim menuntut agar Arswendo diajukan ke pengadilan. Akhirnya Arswendo memang diadili dan dijatuhi 5 tahun penjara. 

Nah, kasus buku 5 Kota Paling Berpengaruh karya Wilson bisa mengulang sejarah Indonesia yang pernah terjadi tentang pelecehan terhadap Rasulullah SAW. Namun, Alhamdulillah, Direktur Utama PT Gramedia Pustaka Utama, Wandi S. Brata mengakui kesalahan, bahwa terbitnya buku ini memang keteledoran penerbit. Buku yang mulai diedarkan pada minggu ke-2 Maret 2012 sebanyak 3.000 eksemplar ini akhirnya dibakar Rabu kemarin.

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma’ruf Amin mengatakan, penerbit telah merespon dengan baik laporan masyarakat, sehingga kasus ini tidak perlu lagi menjadi polemik. Meski saya belum sempat memiliki, bahkan membaca buku tersebut, namun saya patut mengacungkan two thumbs up pada PT. Gramedia Pustaka Utama atas tindakannya.

No comments: