Novel Si Dul Anak Jakarta karya Aman Datuk Modjoindo yang diterbitkan Balai Pustaka.
Saya nggak cuma dekat dengan Rano Karno, tetapi juga dengan adik-adiknya, kayak Nurly Karno dan Suty Karno. Bahkan kalo dibilang, dibanding dengan Rano Karno, saya lebih dekat dengan kakaknya Rano, yakni (alm.) Tino Karno.
Beberapa kali saya juga menyempatkan diri main ke rumah Nurly, juga Suty. Saya berkenalan dengan keluarga mereka. Kalo Nurly dulu tinggalnya di Pangkalan Jati, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Sedangkan Suty tinggal di Desa Limo, Cinere, Jakarta Selatan. Saya nggak tahu apakah mereka masih kenal saya, karena sudah beberapa tahun ini, saya kehilangan kontak dengan mereka.
Dalam Memorabilia edisi kali ini, saya akan mengajak Anda flashback dulu pada tokoh Si Doel itu. Bahwa Si Doel bukan ujug-ujug lahir di sinetron SDAS, tetapi Rano terilhami oleh buku karya H. Aman Datuk Mojoindo berjudul Si Dul Anak Jakarta terbitan Balai Pustaka.
Memorabilia tentang sinetron SDAS ini sengaja saya buat bersambung dalam beberapa bagian. Maklumlah, khusus sinetron ini, saya sempat menulis beberapa artikel di Majalah HAI. Bukan sekadar karena saya menganggap diri saudara sehingga sinetron ini muncul terus di Majalah HAI. Tetapi kebetulan di tahun 90-an, sinetron ini menjadi fenomena. Nggak ada sinetron sedahsyat SDAS, baik dari perolehan rating maupun efek terhadap sinetron-sinetron sesudahnya. Nggak heran kalo Rano Karno sempat membawa hampir seluruh kru SDAS naik haji. Luar biasa bukan?
Sesudah kesuksesan SDAS, bukan rahasia lagi banyak produser yang meniru cerita sinetron dengan latar belakang cerita Betawi. Ada yang berhasil, ada yang terpuruk. Namun semua sinetron ala SDAS itu belum bisi mengalahkan perolehan rating, share, maupun pendapatan RCTI tahun 90-an.
HAI 41/XVIII 18 Oktober 1994
Begitulah tugas yang harus dipikul. Menjadi seorang unit yang harus mencari hotel untuk para kru, karena kamar dirasa kurang layak. Begitu dah dapat, mengatur nomor-nomor kamar. Membrief teman-teman SMA yg mau perform.Yang paling sering, menjadi ”keranjang sampah” untuk semua orang yang minta solusi.Begitulah tugas seorang ”decision maker”. Kordinasi pusat memang perlu, namun keputusan cepat hitungannya detik, bukan jam, apalagi hari. Soal genset yang butuh tantangan untuk menda



Dengan semangat teman-teman tim roadshow, gak tega juga mengabarkan soal rating dan share yang kurang baik. Kasian. Mereka sudah berusaha maksimal, baik teknis maupun kreatif. Sudah ”berdarah-darah”. Buat mereka, spirit dan pujian adalah kebutuhan yang paling ”mendesak” ketimbang cacian ato makian yang gak jelas (baca: demotivasi). Thanks for all! Khususnya untuk tim Mbak Ai yang dikomandoi Deni. Mungkin bisa melakukan tugas itu: lobi Kepsek, ngatur aktivitas siswa-siswa di off air, dll. Namun, ada hal-hal yang kudu dibagi: on air & off air. Terlalu "rakus" kalo dimakan sendiri. Once again, salut untuk mbak Ai, thx 4 Deni.


Di jalan, terdengar hiruk pikuk suara mobil dan motor. Ada yang sekadar lewat dan menikmati saat-saat sore. Sementara mereka yang kaya, memarkirkan kendaraan dan memamerkan kecangihan sound system yang ada di dalam mobil mereka.