Begitulah tugas yang harus dipikul. Menjadi seorang unit yang harus mencari hotel untuk para kru, karena kamar dirasa kurang layak. Begitu dah dapat, mengatur nomor-nomor kamar. Membrief teman-teman SMA yg mau perform.Yang paling sering, menjadi ”keranjang sampah” untuk semua orang yang minta solusi.Begitulah tugas seorang ”decision maker”. Kordinasi pusat memang perlu, namun keputusan cepat hitungannya detik, bukan jam, apalagi hari. Soal genset yang butuh tantangan untuk mendapatkannya. Soal hotel yang gak layak tinggal untuk artis. Semua hal, butuh waktu cepat.
Yang gak akan pernah lupa di Padang, dalam rangka mengurus equiptment, soal genset. Ternyata tugas yang dipikul juga cari-mencari masalah yang harusnya diemban purchasing. Ada genset, tapi wattnya kecil, atau wattnya kebesaran untuk ukuran program Satu-Satunya ini. Genset favorit yang layak dan Lucunya, ”pemain” genset itu ternyata gak cuma satu. Yg banyak justru orang yang mau ambil keuntungan dari 1Satunya genset. Gak heran kalo harganya bervariasi, mulai dari 2,9 jt/ 8 jam sampai 2,5 jt/ 8 jam. Begitu ditelusuri siapa pemilik genset, tak ada seorang pun mau memberitahu. Ya iyalah! Siapa juga yang mau gak dapat untung?! Begitu sang pemilik tahu, sudah pasti harga yang ”selangit” (dari budget yang dianggarkan cuma 1,5 jt itu) akan turun drastis...tis!...tis!
Melihat antusiasme teman-teman SMA mempersiapkan diri untuk program roadshow ini, sedikit banyak menyuntikan semangat. Kenapa? Mereka gak dibayar. Sukarela. Kostum untuk tari daerah. Konsumsi selama latihan. Luar biasa!!! Salut!!!
Alhamdulillah, sinergi off air dan on air berlangsung dengan lancar. Memang terlalu lama opening segmen: pemandangan kota Padang dan kemudian masuk ke establish SMA yang menjadi tujuan live. Belakangan memang dipotong. Untuk off air yang di-on air-kan secara live juga dipotong. Penonton memang tak ”terbiasa” dengan local content, apalagi pendengar radio Gen-FM. Kebayang dong mendengar irama Melayu yang bersenandung di radio Gen-FM? Bisa jadi pendengar akan kabur ke radio lain...(moga-moga gak!)
Dengan semangat teman-teman tim roadshow, gak tega juga mengabarkan soal rating dan share yang kurang baik. Kasian. Mereka sudah berusaha maksimal, baik teknis maupun kreatif. Sudah ”berdarah-darah”. Buat mereka, spirit dan pujian adalah kebutuhan yang paling ”mendesak” ketimbang cacian ato makian yang gak jelas (baca: demotivasi). Thanks for all! Khususnya untuk tim Mbak Ai yang dikomandoi Deni. Mungkin bisa melakukan tugas itu: lobi Kepsek, ngatur aktivitas siswa-siswa di off air, dll. Namun, ada hal-hal yang kudu dibagi: on air & off air. Terlalu "rakus" kalo dimakan sendiri. Once again, salut untuk mbak Ai, thx 4 Deni.
Meski butuh ”decision maker”, toh Jakarta ternyata juga butuh tanggungjawab lebih. Ada Lomba Cipta Lagu Muslim yang begitu menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Ada program lain, yang kelihatannya mudah, ternyata butuh perhatian juga. Itulah yang membuat ”ayah” harus meninggalkan ”anak-anaknya”. Maaf, bukan maksud hati meninggalkan tanggungjawab. Ternyata ada yang lebih membutuhkan dibanding harus tinggal berlama-lama di kota Padang dan Pekanbaru.
No comments:
Post a Comment