

Matahari yang sedari siang tadi membakar seluruh sudut-sudut jalan dan manusia-manusia yang lalu lalang, perlahan-lahan mulai mengumpat ke ujung laut. Sinar oranye di awan yang keras mulai melunak, berbaur dengan awan hitam. Sebuah tanda bergantian untuk bergaja jagat ini.
Beberapa orang masih setia berada di pingir pantai. Ada yang duduk di atas batu, melihat sunset. Terlihat sepasang ABG sedang berfoto-foto ria. Sebagian lagi sedang bermesraan: berpegangan tangan, atau bermanja-manja, atau sekadar saling menyatakan cinta. Sementara para penjual makanan sibuk meladeni mereka yang sedang kelaparan maupun kehausan.


Allahu Akbar...Allahu Akbar....
Suara adzan itu seolah memecah percakapan beberapa orang yang berada di pingir pantai. Memecah dentuman musik dari sound system anak-anak orang kaya. Menginfokan mereka, khususnya manusia-manusia di pingir pantai agar mengingat sang kuasa. Namun apa realitanya...
Padang ternyata tak seregius yang aku kira...meski tiap anak perempuan wajib memakai jilbab mulai dari SD sampai SMA...
No comments:
Post a Comment