Monday, August 23, 2010

PELECEHAN SEKSUAL MENODAI PASKIBRAKA 2010




Berkali-kali Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng mengucap bangga pada 66 orang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2010 ini. Menurutnya, Paskibraka selalu menjadi kebanggaan orang muda Indonesia. Banyak sekali orang muda ingin menjadi Paskibraka.

“Setiap 17 Agustus semua orang melihat Anda di istana melalui stasiun televisi,” ujar Andi dalam sambutannya selaku Pembina Upacara pada acara Pembukaan Pelatihan Persiapan Paskibraka Tahun 2010 di Auditorium Wisma Menpora, 23 Juli lalu (majalah Formula-Volume IV, Agustus 2010, hal 11).

Dengan langkah tegap, Paskibraka membawa Bendera Pusaka Merah Putih di Istana Negara, menaikkan dan menurunkan. Semua mata memandang dan menyaksikan mereka dalam menjalankan tugas mulia.



Dalam kesempatan Pembukaan Pelatihan Persiapan Paskibra Tahun 2010, di hadapan 666 Paskibraka itu Andi mengingatkan agar Paskibraka melakukan tugas dengan baik, tanpa cacat dan tetap menjaga reputasi organisasi ini seperti sebelumnya. Lanjut Andi, anggota Paskibraka boleh dibilang sebagai model ideal pemuda, baik dari segi wawasan kebangsaan, karakter, kedisiplinan, maupun intelektualitas.

“Mereka ini contoh orang-orang muda. Sepanjang hidup mereka mampu menjadi teladan,” puji Andi.

Boleh jadi, pujian Andi beberapa hari ini terkontaminasi oleh sebuah peristiwa memalukan, yang mencoreng organisasi Paskibra, yakni Purna Paskibraka Indonesia (PPI). Dalam masa orientasi Paskibra tahun 2010 lalu, terjadi kasus pelecehan seksual. Setidaknya itu dikatakan oleh Made Wirathma.

Menurut Made, yang ditunjuk sebagai juru bicara orangtua murid anggota Paskibra DKI 2010, telah terjadi pelecehan seksual pada masa orientasi di Cibubur yang berlangsung pada 2-6 Juli 2010 lalu. Bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh panitia orientasi itu, lanjut Made, Paskibra wanita diminta berjalan ke kamar mandi tanpa busana. Sebagian dari mereka juga dihukum dengan push up dengan posisi badan saling bertindihan.

“Perintah dari instruktur senior Paskibra itu sudah melenceng jauh dari pendidikan,” ujarnya di Jakarta, akhir pekan ini (Media Indonesia, Senin/23/08).



Senada dengan Made, menurut anggota DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP, tindakan yang dilakukan senior di PPI merupakan pelecehan seksual yang tidak dapat ditolerir, apalagi dilakukan oleh mereka yang justru diharapkan menjadi teladan.

Kasus pelecehan seksual tersebut jelas membuat orangtua Paskibra marah. Bahkan salah satu orangtua Paskibra, Lauren Nouville, ingin menempuh jalur hukum lantaran perlakukan senior Paskibra telah merendahkan martabat sejumlah peserta didik, termasuk anak kandungnya.

“Saya tidak akan berhenti sampai orang yang dinyatakan bersalah dikeluarkan dari institusi PPI, termasuk Mahdi. Ini sikap pribadi saya. Saya tidak ingin permasalahan ini selesai setengah-setengah,” ujar Lauren.

Mahdi yang dimaksud Lauren tak lain adalah Mohammad Mahdi, Ketua Tim Investigasi PPI. Pria ini beserta Tim Investigasi mengaku sudah melakukan investigasi dengan meminta keterangan ke 67 saksi yang berada di lapangan.

“Kami bekerja secara profesional dan semua keterangan ditandatangani di atas materai,” ujarnya yang tetap bersikap pasrah dengan keputusan beberapa orangtua dari 14 anggota Paskibra yang menolak hasil investigasi PPI dan ingin membawa ke ranah hukum.

Sekadar info, PPI adalah organisasi yang menghimpun mantan Paskibra. Dalam wadah ini, terdapat pola rekruitmen dan pembinaan yang sangat teratur. Bisa dibayangkan, Paskibra sendiri sudah berdiri sejak tahun 1968. Itu artinya, organisasi ini sudah berusia 42 tahun. Tak heran kalau PPI sudah banyak sekali anggotanya.

“Ini sebuah potensi yang luar biasa, apalagi anggotanya banyak yang terdidik dan sukses di karirnya masing-masing,” ujar Theo L. Sambuaga, Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang ternyata adalah mantan anggota Paskibraka angkatan pertama (1968).



Namun sayang, tahun 2010 ini organisasi Paskibra dinodai oleh oknum senior PPI. Sungguh ironis, dianggap terdidik dan dibanggakan, tetapi melakukan pelecehan seksual. Menurut Hetifah, tindakan yang dilakukan senior Paskibra tersebut merupakan tindakan kejahatan yang dapat dipidana. Ia berharap, baik pihak kepolisian maupun Kemenpora sebagai pembina Paskibra mengusut tuntas kasus memalukan ini sebelum pencitraan organisasi Paskibra semakin tercoreng.

“Kejadian itu (pelecehan seksual-pen) menjadi peringatan pemerintah, karena menandakan ada karakter dan etika moral yang luntur pada generasi muda harapan bangsa,” ungkap Hetifah yang dikenal sebagai anggota DPR RI Komisi X dari Fraksi Partai Golkar ini. “Harusnya ada pengawasan yang cukup pada proses pelatihan anggota Paskibra sehingga hal-hal menyimpang seperti itu tidak terjadi”.

No comments: