Wednesday, October 7, 2015

PARADIGMA SOAL SMK

Dahulu kala, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) cuma dianggap "sekolah buangan". Banyak orangtua yang ogah meminta anak mereka sekolah di SMK. Mereka "gatel-gatel" mendengar SMK. Yang ada di pikiran mereka, kelar anak-anak sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP), ya masuknya ke Sekolah Menengah Atas (SMA).

Bukan cuma dianggap "sekolah buangan", SMK juga dianggap sebagai "sekolah anak miskin". Maksudnya, di sekolah ini tempat berkumpul anak-anak yang orangtua mereka nggak punya duit untuk membiayai ke perguruan tinggi. Agar supaya tidak membebankan orangtua, "anak-anak miskin" ini diminta bersekolah di SMK agar kelak cepat dapat kerja.

Paradigma di atas itu sungguh jadul. Setidaknya setelah kami menyekolahkan putri kami ke SMK. Awalnya kami cemas, gusar, dan mungkin "gatal-gatal" sebagaimana Anda begitu anak kami meminta bersekolah ke SMK.

"Kenapa SMK, Nak? Memang nggak ada SMA yang kamu ingin masuki? Mau jadi apa nanti setelah SMK? Nanti lulus SMK kan nggak bisa kuliah? blablabla..."

Jutaan pertanyaan yang mengawali kecemasan kami. Sungguh, kami bodoh waktu itu. Kami tidak melihat potensi putri kami. Pun tidak mengerti, bahwa orangtua cuma bertugas mengarahkan agar si anak kelak nggak salah jurusan. Kadang, sekolah yang dimasuki si anak adalah sekolah keinginan orangtua, bukan keinginan si anak. Jadi, ada ambisi orangtua memasukkan anak ke sekolah itu. Walhasil, si anak "gerah". Potensi yang dimiliki si anak justru nggak berkembang dengan baik, dan selanjutnya bisa ditebak masa depan mereka.

Sejak masih SMP, kami meminta putri kami memilih sekolah. Tentu, hal tersebut setelah kami melihat potensi yang ada pada dirinya. Menurut kami, potensi dirinya harus diasah, dipoles, dan insya Allah bisa menjadi cemerlang kalo tidak salah pendidikan.

Kami membuka wawasannya untuk mengenalkan apa itu SMK. Kami tidak ingin putri kami langsung diarahkan ke SMA, tetapi diberikan pilihan SMK. Sekali lagi, wawasan ini setelah kami tahu potensi putri kami. Serangkaian pertanyaan, pasti terjadi. Putri kami pasti akan tanya: bagaimana kuliah setelah lulus SMK, dan lain sebagainya. Tentu kami sudah siap dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Walhasil, begitu lulus SMP, putri kami yakin dengan pilihannya untuk bersekolah di SMK.

Alhamdulillah, potensi putri kami bener-benar terasah. Kami bersyukur wawasan dan berbagai pengertian yang telah kami infokan ke putri kami bermanfaat. SMK menjadikan dirinya tumbuh kreatif dan siap bertarung dengan lulusan SMA. Yang makin membanggakan, ia telah beberapa kali mewakili sekolah untuk ikut lomba.

Nah, bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat, semoga kisah kami ini membuka wawasan Anda. SMK sekarang bukan SMK seperti dahulu kala. Begitu tahu anak-anak Anda punya potensi praktis dan aplikatif, saya sarankan untuk memasukkan ke SMK. Percayalah, potensi anak-anak Anda akan terasah dan akhirnya menjadi cemerlang. Tenang saja, kelar SMK, anak-anak Anda bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Hebatnya, potensi cemerlang yang sudah diasah di SMK, makin bersinar ketika anak-anak Anda berada di bangku kuliah.

cc +SMK Teknas +Smk Al-Furqan +SMK BPPI +DIKNAS KUKAR +DIKNAS Channel

No comments: