Tuesday, August 25, 2009

SELAMAT ULTAH MY LOVELY FATHER

Harusnya aku bangga dengan Bapakku ini. Yang terjadi, dahulu kala aku malah minder. Aku malu mengakui secara jujur, Soeprodjo adalah Bapakku. Padahal meski ”cuma” seorang guru, namun beliau tetap Bapak kandungku. Bapak yang sempat menimang-nimangku d...i waktu kecil.

Harusnya aku nggak malu mengaku diri, Soeprodjo adalah my real father. Namun sayang, aku terlalu minder. Aku merasa kalo mengaku, aku akan menjadi bahan olok-olok. Padahal itu cuma perasaan picikku saja. Oleh karena keminderan ini, masa-masa sekolahku terasa ”hambar”. Aku nggak sempat merasakan pacaran. Boro-boro mencoba mendekati cewek yang aku incar, apalagi sok-sokan mendekati cewek favorit. Halah! It was only a dream!

Aku memang termasuk nakal. Tapi kupikir nakalku masih dalam batas wajar. Ini lebih karena aku masih menghormati Bapakku sebagai seorang Guru. Bayangkan kalo bukan karena figur Bapakku, mungkin aku bisa menghamili seorang cewek pendiam itu. Bayangkan kalo Bapakku nggak eksis, aku menjadi salah satu murid pengguna narkoba yang dikeluarkan dari sekolah.

Harusnya aku nggak terlalu picik. Menjadi anak guru itu nggak dosa, bukan? Apalagi sekaliber Soeprodjo. Suka nggak suka, Bapakku bersama Arief Rachman Hakim termasuk peletak dasar kurikulum sekolah dengan basic disiplin dan spiritual di Labs School. Boleh buka catatan kriminal sekolah Labs ketika masih ada mereka. Soal disiplin dan spiritual yahud punya. Kalo pun ada siswa yang nakal dan menggunakan narkoba, mereka dengan tegas segera mengeluarkan tanpa pandang bulu. Salah satu contoh, pernah ada anak salah seorang tokoh Pejuang yang anaknya mengunakan narkoba dan segera dikeluarkan.

Harusnya aku bangga dengan Bapakku ini. Meski kumis tebal melintang, beliau barangkali masuk kategori Guru idealis. Dalam kamus hidupnya, beliau nggak hitung-hitungan dalam gaji. Apa yang diterimanya, itulah rezeki dari Allah. Nggak heran, beliau nggak pernah side job (SJ) atau nyambi. Barangkali kalo mencari Guru idealis model begini saat ini, bisa dihitung pake jari. Believe me! Niat Guru saat ini mayoritas mencari duit, bukan mendidik. Camkan kata “mendidik”! “Mendidik” beda dengan “mengajar”. Kalo “mengajar”, yang dilakukan Guru cuma text book. Cuma menghabiskan pelajar-pelajaran yang ada di buku, sesuai target. Kalo ”mendidik”, selain text book, Guru juga memberikan nilai-nilai sosial, disiplin, dan spiritual di luar dari pelajaran.

Kini aku sangat bangga dengan Bapakku ini. Buatku Soeprodjo adalah Pahlawan. Terserah apa kata orang, tapi beliau memang Pahlawan. At least Pahlawan buat keluargaku. Di tengah kesederhanaannya, serba kekurangan, beliau telah mengantar kami menjadi orang yang relatif berguna. Kami tahu, kami nggak cukup baik menjadi anak-anaknya. Tapi berkat kedisiplinan yang cukup keras yang beliau terapkan, kami menjadi orang-orang tough.

Kini aku benar-benar bangga dengan Bapakku. Sikap keras dan tegas yang diaplikasikan di Labs dulu ternyata membuat kangen murid-muridnya. Nggak heran dari Labs School angkatan pertama sampai angkatanku, merasakan ”kenikmatan” dididik Bapakku dengan cara disiplin yang keras. Nggak heran kalo salah satu eks murid Bapakku mengajaknya gabung di sebuah sekolah bersama Pak Arief Rachman. Barangkali, sekolah ini ingin ”dijadikan” sebagai Labs School era kami dulu. Ah, I don’t know for sure...

Bapakku yang kucintai, bersama ini di bulan Agustus ini, aku yang mewakili adik-adikku mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN. Kami selalu berdoa, Bapak selalu sehat dan dalam lindungan Allah. Aku yakin, Bapak masih kuat naik Harley Davidson. Tapi mohon kalo niat mau naik, periksa dulu Harley-nya dalam kondisi fit apa nggak. Jangan sampe di tengah jalan, Bapak harus mendorong sebagaimana beberapa kali Bapak alami. Kasihan kan, tua-tua masih harus dorong Harley, mending dorong Becak lebih enteng.

No comments: