Kegelisahan itu terjadi di Kampung Cirahab, Desa Curugoong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang Banten. Kondisi tersebut terjadi sejak bergulirnya rencana pendirian pabrik Aqua pada 1998. Tentu sangat wajar jika sebagian masyarakat Padarincang gelisah. Pasalnya, pendirian tersebut akan mengancam ketersediaan air, dimana sebelumnya menjadi sumber penting beberapa desa di wilayah kecamatan Padarincang kelak akan disedot untuk kepentingan perusahaan.
Lewat milis NaratamaTV, saya mendapat berita kegelisahan ini warga Kampung Ciharab ini. Adalah rekan Aji Setiakarya (081808037115) yang mengirimkan pers rilis berjudul “Bersama Tolak Danone”. Dari pers rilis itu, rekan Aji mengungkap, bahwa Kegelisahan dan ancaman itu nyata pada pembangunan Pabrik Aqua oleh PT Tirta Investama (TI) di Kampung Cirahab Desa Curugoong Kecamatan Padarincang. Padahal sejak awal, banyak masyarakat Padarincang yang menolak pembangunan pabrik Aqua tersebut.
Berbagai cara dilakukan oleh TI untuk melakukan pendekatan ke masyarakat agar diizinkan mendirikan pabrik. Bahkan, menurut Aji, hampir dua tahun, TI mengeluarkan jurus-jurus strategi, yakni dengan membuat program corporate social responsibility (CSR), mulai dari bakti sosial, pemberian hewan qurban, pengadaan pengajian dan lain sebagainya. Ada beberapa warga luluh, namun ada beberapa yang tetap menolak. Yang luluh, pasti karena pertimbangan materi. Sementara yang menolak, lebih karena hati nurani dan integritas mereka mempertahankan lingkungan, dalam hal ini keberadaan air bersih untuk kehidupan mereka, baik untuk mandi, minum, dan irigasi.
Sampai kini, penolakan atas pendirian pabrik Aqua terus berlangsung. Tepat di Minggu (5/12) ini pada jam 13:00 wib, elemen masyarakat di Kecamatan Padarincang akan melakukan aksi solideritas di lokasi pembangunan pabrik Aqua, Kampung Cirahab Desa Curugoong Kecamata Padarincang, Serang Banten. Saya tidak tinggal di Kampung Cirahab. KTP saya pun DKI Jakarta. Tapi jika untuk kepentingan dan kebaikan masyarakat, saya pasti memberikan support. Sebab, saya tak ingin menikmati produk –dalam konteks ini minum air mineral-, namun produk tersebut harus melalui proses yang menyakiti hati rakyat. Wah, kalo itu mah ogah! Namun saya berharap, ada titik temu antara TI dan masyarakat di Kecamatan Padarincang.
No comments:
Post a Comment