Friday, October 23, 2009

TANGKAP DULU, BARU DICARI KESALAHANNYA

Banyak orang bilang,kasus Bibit Rianto dan Chandra M. Hamzah bisa menjadi momentum terbaik yang dimiliki oleh Polri dan tentu saja Presiden SBY. Kenapa begitu? Because, meski kalo pada akhirnya kasus rekaman penyadapan itu membuktikan ada pejabat Polri yang terlibat, mayoritas warga negara Indonesia bakal acungkan jempol pada Polri. Two thumbs up! Bahwa Polri objektif.

Buat SBY, pemerintahan 100 hari ini sangat potensial buat membuktikan diri. Bahwa SBY punya nyali buat bertindak. Seharusnya Presiden pilihan 60% lebih rakyat ini bisa mengambil tindakan tanpa membiarkan benang kusut dalam kasus penahanan dua pejabat KPK ini. Dalam program radio pagi ini saya mendengar, seorang pengamat politik bilang, dalam kondisi yang nggak jelas kayak begini, biasanya orang seperti Muhammad Yusuf Kalla sangat dibutuhkan. Ia akan mengeluarkan statement dengan lantang. Maklumlah, mantan Wakil Presiden RI ini dianggap oleh banyak orang selalu cepat dalam bertidak.

Sebagai pribadi –karena kalo sebagai institusi hukumnya haram, karena katanya kudu netral-, saya menyayangkan penangkapan Bibit dan Chandra yang saya kutip dari pernyataan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin sebagai sebuah proses hukum yang dijalankan berdasarkan tindakan yang absurd atau tidak masuk akal.

“Kriminalisasi terhadap KPK akan menguntungkan koruptor,” kata Din Syamsuddin (Kompas Minggu, 01/11/09). “Kriminalisasi ini juga memupus harapan rakyat serta mengoyak amanat reformasi.”

Ketidakjelasan penangkapan inilah yang membuat banyak dukungan moral yang ditujukan pada Bibit dan Chandra. Bukan cuma para Facebookers yang masih terus berusaha mencapai target 1 juta dukungan, tetapi juga oleh sejumlah public figure, tokoh politik, pendidikan, agamawan, dan pengusaha. Dalam note ini saya pribadi pasti mendukung kasus absurd ini, karena sejalan dengan slogan saya “B FOR BETTER INDONESIA”. Namun karena saya berada di lingkungan media, saya tidak melakukan dukungan secara fisik, misalnya dengan mengunakan pakaian warna hitam yang seharusnya saya pakai hari ini, atau menggunakan pita hitam. Termasuk masuk ke dalam 1 juta Facebookers pendukung Bibit dan Chandra. Media tetap harus netral, katanya begitu.

"Tangkap dulu, baru dicari kesalahannya!"

No comments: