Sunday, March 21, 2010

Allah Itu Lebih Jenius



Sebagai manusia, kita memiliki sifat sok tahu. Kadang sok tahu masing-masing manusia berbeda. Ada yang cuma sedikit, ada yang mencapai 50%. Gokilnya, ada manusia yang merasa dirinya sejajar dengan Sang Pencipta. Padahal kita ini semua ini adalah mahkluk ciptaan Allah!

Allah itu lebih jenius! Dia lebih bijak dari apa yang kita kira. Nggak heran ada salah satu sifat Allah, yakni Maha Bijak. Allah pasti sangat mengerti mengapa manusia A diberikan takdir miskin, sedangkan manusia B ditakdirkan menjadi orang kaya. Allah juga sangat tahu mengapa hari Selasa hujan, lalu hari Sabtu panas menyengat. Namun manusia nggak sadar kalo takdir yang Allah atur itu adalah sebuah bentuk kebijaksanaan.

Kita seringkali mendengar orang-orang mengeluh tentang takdirnya, tentang cuaca, tentang tubuhnya yang kurang. Tetapi orang nggak punya visi kenapa Allah memberikan takdir kayak begitu. Tukang Es contohnya. Ketika hujan turun, mayoritas Tukang Es akan mengeluh.

"Anjrit! Hujan! Ane jadi nggak bisa jualan es deh, nih!"

Tukang Es ini nggak mengerti kenapa Allah menurunkan hujan. Ia sok tahu, menyalahkan Allah sebagai biang keladi dagangannya jadi gak laku hari itu. Padahal pasti ada hikmah yang tersembunyi di balik hujan tersebut. Misal, Tukang Es ini diliburkan dulu berdagang. Dia diminta Allah buat merenung, sadar, bahwa selama jualan dan dapat untung, ia nggak pernah sholat. Nggak pernah bersyukur.

Lebih dari itu, ternyata ada orang-orang yang sangat menunggu kehadiran hujan. Selain petani yang sawahnya kekeringan, kalo di kota metropolitan kayak Jakarta, Tukang Ojek Payung sangat menunggu datangnya hujan. Gara-gara hujan, Tukang Ojek Payung jadi punya rezeki. Ini membuktikan, Allah lebih jenius. Lebih bijak memberikan cuaca. Ketika hujan, Tukang Es nggak berdagang, tetapi Tukang Ojek Payung mendapat rezeki. Sebaliknya, ketika panas, Tukang Es berlimpah rezeki, sementara Tukang Ojek untuk sementara waktu beristirahat.

Allah sangat jenius! Saking jenius, nggak akan mungkin mahkluk ciptaannya yang bernama manusia melebihi kejeniusannya. Manusia nggak mengerti kenapa diberikan takdir buruk, dan mengapa mendapat takdir baik. Padahal dua-duanya adalah cobaan. Kita menjadi miskin adalah cobaan, begitu pula ketika kita mendapatkan harta benda yang berlimpah juga cobaan.

Tetapi kenapa manusia justru mengingat Allah pada saat mendapatkan takdir jelek?

Itulah sifat manusia. Sok tahu! Sok tahu, bahwa dirinya mengerti Allah. Bahwa ketika mendapatkan takdir buruk, Allah akan menolong. Allah akan memberi solusi jitu mengatasi takdir buruk. Tetapi begitu mendapat takdir baik, kita justru jauh. Lupa! Sengaja lupa! Malas buat bersyukur pada Allah.

"Padahal apa yang kita minta, belum tentu dikabulkan," ujar Ustadz di pengajian rutin Kamis (18/3/10) di kantor saya. "Kita nggak tahu, permintaan yang dikabulkan Allah justru yang terbaik buat si manusia itu."

No comments: