Thursday, March 11, 2010

PUSAT DOKUMENTASI SASTRA YANG TERPINGGIRKAN

Di dalam kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), ada salah satu tempat, dimana tempat tersebut sebenarnya cukup penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Nama tempat ini adalah Pusat Dokumentasi HB Yassin (selanjutnya saya singkat dengan sebutan Pusdok HB Jassin).

Pusdok ini didirikan oleh pada 28 Juni 1976 di bawah Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Setahun kemudian, tepatnya dalam anggaran 1977/1978, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan subsidi kepada Pusdok ini. Sejak itu, Pusdok ini berganti nama menjadi Pusat Dokumentasi Sastra. Selain Pemprov DKI, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ini juga ikut membantu membiayai Pusdok ini di tahun 1984.



Di Pusdok HB Jassin, Anda akan menemukan segala hal mengenai literatur maupun foto dalam dunia sasta. Buku-buku sastra terbitan jadul bisa Anda dapatkan di Pusdok ini, termasuk angkatan sastra sebelum Chairil Anwar. Dalam Wikipedia, per Mei 2006, Pusdok ini punya koleksi sebanyak 48.876 dalam bentuk buku-buku fiksi, non-fiksi, naskah drama, biografi dan foto-foto pengarang, kliping, makalah, skripsi, disertasi, rekaman suara, dan rekaman video. Di sini disimpan pula sejumlah surat pribadi dari berbagai kalangan seniman dan sastrawan, seperti Nh. Dini, Ayip Rosidi dan Iwan Simatupang.

Nggak banyak orang tahu ada Pusdok sastra di TIM. Memang sih orang berkunjung ke TIM mayoritas adalah ke Planetarium atau ke bioskop TIM. Kalo ada pameran, pengunjung datang ke Graha Budaya. Namun jarang banget datang khusus ke Pusdok HB Jassin, kecuali memang ingin melakukan riset, mencari data-data soal sastra. Atau kunjungan rombongan kampus yang kebetulan mahasiswa Fakultas Sastra.

Menyedihkan? Boleh jadi begitu. Selain nggak banyak yang berkunjung, gedung Pusdok ini masih jadul banget. Ketika gedung-gedung lain di renovasi, Pusdok masih begitu-begitu aja. Bahkan di depan Pusdok sudah berdiri gedung megah berbiaya miliaran rupiah yang baru saja diresmikan penggunaannya, yakni Teater Studio.

Berikut ini foto-foto yang saya ambil tahun periode 2010 ini.



Papan Pusdok yang berdiri sebagai petunjuk satu-satunya di ujung jalan menuju Pusdok. Perhatikan background di belakang papan Pusdok, itu adalah gedung baru yang dimiliki oleh TIM, yakni Teater Studio.









Jalan menuju ke Pusdok HB Jassin. Jalan ini ada di samping gedung baru yang dimiliki TIM yang baru diresmikan tahun 2010 ini. Perhatikan atap gedung yang bulat putih yang ada di sebelah kanan atas, itu adalah gedung Planetarium







Kalo jalan menuju Pusdok, Anda akan melihat di sebelah kanan ada bekas Sekretariat Badan Kerjasama Seniman Indonesia yang dikelola Yayasan Dharma Artis Indonesia. Di situ tertulis artis bekas Kostpad tahun 1965-1970.




Tangga menuju Pusdok HB Jassin. Kalo orang tua yang sudah nggak kuat lagi naik tangga, siap-siap harus digendong, karena tangganya agak menanjak. Wong, anak-anak muda aja ada yang ngos-ngosan.













all photos copyright by Brillianto K. Jaya

No comments: