Monday, March 2, 2009

CUMA SERIBU PERAK, CIN!

Tiap kali melihat jajanan ini, otak gw langsung memerintahkan diri buat membuka file masa kanak. File dimana terdapat hal-hal yang menggembirakan yang sebenarnya terlalu naif buat diingat kembali. Salah satunya, ya jajan jajanan kayak begini.

Terus terang gw nggak tahu kalo makanan ini nantinya bakal mempengaruhi kondisi kesehatan kita kelak. Tapi mana ada anak kecil mikirin sebagaimana manusia-manusia dewasa mikirin kayak begitu? Makanya kadang-kadang orangtua zaman sekarang terlalu cerewet dengan anak-anak mereka. Biasanya orangtua yang well educated. Yang ngerti soal bahaya zat pewarna, mengkonsumsi gula berlebihan, dan lain sebagainya. Sementara orangtua yang agak-agak kurang baca, ya cuek aja.




Kemajuan cara berpikir yang gw sebut sebagai health life style alias gaya hidup sehat, akhirnya memojokkan Tukang-Tukang jajanan kayak begini. Sekarang ini, relatif sulit menemukan Tukang ini. Dahulu, hampir tiap hari ngider di depan rumah gw. sekarang, kita bisa menemukan di SD-SD Negeri (ini kalo kita masih untung menemukan) atau nunggu di kampung-kampung (maksudnya pinggiran kota).

"Seribu, Dik," kata Bapak Tua penjual jajanan ini.

Busyet! Cuma seribu perak, Cin?! Yap! Inilah jajanan yang terbuat dari taburan gula yang diletakkan di sebuah piringan bulat, dimana piringan bulat itu mengitar. Mesin pengitar itu sangat manual. Taburan gula itu kemudian berubah menjadi sekumpulan benang-benang kusut. Mirip kayak rambut Nenek-Nenek. Makanya nggak heran jajanan ini disebut Rambut Nenek.

Kenapa Rambut Nenek? Memangnya nggak ada Rambut Kakek-Kakek yang kayak gini?

Udah dari sononya dinamakan begitu. Nggak tahu benar, nggak tahu salah, penamaan ini buat menghormati kaum Ibu. Ingat! Surga di telapak kaki Ibu, bo! Meski nggak ada Bapak-Bapak yang protes soal penamaan jajanan ini yang berbau gender, toh jajanan ini masih tetap eksis di era kapitalis. Lagipula terlalu berlebihan pula kalo masalah jajanan dikaitkan dengan masalah gender. It's too norak! Buat konsumen jajanan ini, yang penting hati senang dan perut kenyang.

"Emang makan Rambut Nenek bisa kenyang?"

"I don't know! Mungkin kalo elo makan Rambut Nenek gw yang keribo kenyang kali..."


video copyright by Brillianto K. Jaya

No comments: